Indiana sudah mulai beraktivitas seperti biasanya dan saat ini kondisinya pun sudah mulai membaik. Hari ini adalah hari pertama Indiana masuk sekolah setelah libur beberapa hari karna sakit dan mulai hari ini juga Indiana tidak diperbolehkan untuk membawa mobil pribadi. karna kedua sahabatnya Bibo dan Dingga melarang dengan alasan biar bisa jagain Indiana. Oleh karna itu setiap pagi Dingga lah yang menjemput mereka.
Dengan alasan tersebut Indiana sangat senang dan beruntung dan ia tidak masalah atas peraturan sahabatnya. Lagian ia juga tak perlu repot-repot lagi memanasi mobil setiap pagi, dan menunggu Bibo hingga selesai bersiap-siap. Walaupun cowo Bibo juga Cowok yang lelet dan lama apalagi kalau siap-siap.
Tepat pukul 6.30 Dingga sudah ada dirumah Indiana. Saat ingin menaiki mobil Indiana mendapat sebuah surat dan coklat dari anak kecil. Dia bilang kalau itu titipan abang yang tadi naik motor. Anak itupun menunjukan ke arah dimana ia diberikan surat namun disana terlalu banyaka orang karna yang ditunjuk adalah penjual sarapan pagi komplek.
Indiana menerima surat itu dengan senang hati dan mengucapkan terimakasih dengan memberikannya coklat yang dia bawakan tadi. Belum pernah sejarahnya Indiana mendapat surat, secara zaman udah canggih, dan semuanya bisa berkomunikasi secara langsung via WA dan kenapa nih orang masih aja pake surat-suratan, aneh kan? Indiana berguman dalam hatu. Karna sikap Indiana yang diam ketika memandangi surat ditangannya membuat 2 Sahabatnya heran, hal itu pun membuat Dingga dan Bibo penasaran
"Surat dari siapa Indi.?, mau liat mau liat, Bibo mau liat" mencobamengintip isi surat disaat Indiana ingin membacanya. Namun tidak jadi dikarnakan kepala Bibo menghalangi saat ia ingin membuka surat tersebut.
"Anak kecil gak boleh tau. Hahahhaha..." Dingga hanya menggelengkan kepala melihat tingkah konyol Bibo dan respon cuek Indiana. Mendengar jawaban Indiana Bibo langsung saja merengut dengan bibir yang di monyongkan. Tapi tidak Indiana namanya kalau dia tidak bisa membuat topik pembicaraan yang baru.
"Bibo gue liat lo gak pernah jualan lagi? Kenapa?" Indiana tersenyum saat melihat kebelakang karna Bibo duduk di kursi belakang.
"Iya gue jualan untuk bayar kontrakan gue, tapi berhubung gue gak ngontrak dan tinggal sama lo gue gak perlu jualan lagi, tapi ngomong-ngomong gue pengen deh jualan nasi goreng gitu. Kira-kira laku gak ya, kalau gue jualan kalian bantuin jualin ya nasi goreng gue, gue buat nasi goreng gak banyak kok paling cman 10 atau 15 bungkus gitu, atau gak siapa yang mau pesan baru deh gue buat. Kalian mau kan" Bibo yang awalnya marah kini merubah ekspresinya menjadi seperti semula yaitu bawel. Tak terasa mendengar celotehan dari mulut Bibo kami pun sampai dihalaman parkir sekolah.
Mereka bertiga pun jalan bersama menuju kelas. Saat sedang asik mengobrol tiba-tiba saja ada anak penjaga kantin mengantarkan surat. 1 surat belum kebaca malah dapat surat lagi. Indiana yang cuek pun hanya mengucapkan terimakasih kemudian memasukkan surat kedalam kantong roknya.
"Kayaknya lo punya pemuja rahasia Indi" Dingga berusaha menggoda Indiana dan hendak melayangkan tangan untuk merangkul bahu Indiana namun secepat mungkin lengan Dingga ditepis oleh Bibo.
"Lo jangan modusin Dia. Lo kira lo siapa, hah... " Bibo menjulurkan lidahnya, tanda dia mengejek Dingga.
"Lah suka-suka gue lah, emang lo siapanya sibuk banget. Lagian dia juga gak marah" menjulurkan lidah sama seperti yang dilakukan oleh Bibo. Mungkin mereka tak menyadari bahwa beberapa siswa melihat pertengkaran konyol yang dilakukan oleh Dingga dan Bibo.
Tanpa menghiraukan perdebatan antara Bibo dan Dingga Indiana pun langsung berjalan menuju ke kelas. Kini suasana makin ramai di karnakan beberapa menit lagi bel akan berbunyi. Tanda pelajaran pertama dimulai.
"Gue penasaran apa isi surat ini. Tapi gue juga harus sabat agar Dingga dan Bibo tak tau apa isinya" guman Indiana dalam hatinya dengan penuh rasa penasarankarna mendapat surat 2 kali berturut turut. Sepertinya Indiana melupakan sesuatu, bukankah dia harus mencari tahu tentang Informasi Gadis dan Dingga dan siapa yang selama ini yang meneror Indiana. Mengingat hal itu Indiana berjalan ke depan kelas, dari depan kelas masih terlihat perdebatan antara mereka yang tak ada habisnya dan kinu mereka telah jadi tontonan siswa yang lewat menuju kelas.
Dengan suara yang keras. Indiana memanggil Bibo dan Dingga, hal itu langsung saja membuat mereka berhenti dan perdebatan itupun selesai.
Mendengar panggilan dari indiana mereka berlari seperti berlomba siapa yang duluan sampai di depan Indiana. Akhirnya Dingga sampai duluan kemudian disusul oleh Bibo. Belum sempat untuk menenangkan diri dan menarik nafas. Indiana langsung saja menanyakan hal yang membuat mereka kaget.
"Kalian punya hutang sama gue, sekarang gue nagih" persis seperti orang koperasi nagih utang atau lebih tepatnya sama seperti rentenir kejam.
"Hah, hutang? Kapan kami punya hutang minjam aja gak pernah!." jawaban serentak datang dari mulut Bibo dan Dingga. Terkadang emang susah kalau punya teman yang tingkahnya kayak Dingga dan Bibo. Apalagi Bibo harus ekstra sabar. Mungkin ibarat kucing. Indianalah yang menjadi induknya.
"Indi gue belum bisa ngelunasi hutang gue. Gue sadar gue numpang. Tapi jangan minta mendadak gini juga napa. Gue gak punya apa-apa sekarang. Kalau gitu gue buka baju aja lah. Utang gue gue lunasi pake seragam ini" jawaban polos dan konyol dari bibo membuat indiana heran dan geram sendiri. Reflek indiana memukul kepala Bibo dan Dingga
"We sumpah lo pada longor apa tolot. Gue bukan minta hutang uang. Kalian ada janji karna mau ngasih informasi Gorpa sama Gadis. Mana?? Apa aja informasi yang lo dapatkan?" Indiana duduk di kursi koridor kelas. Sambil menyilangkan kakinya.
"Oh itu. Gue kira lo mau nagih bayaran karna gue numpang di rumah lo Indi." Bibo yang awalnya berdiri langsung duduk dan memeluk Indiana. Dan menyenderkan kepalanya di bahu Indiana.
"Bibo plis, parfum lo pake berapa botol sih. Nempel di baju gue. Beda wanginya kan" Indiana menggeser tempat duduknya.
"Is ni bocah, manja amat sama Indiana. Oh ya Indi. Gue udah dapat Infonya. Kalau ternyata," ucapan Dingga terhenti karna suara bel tanda pelajaran dimulai. "Pulang sekolah kita samperin tongkrongan Gadis danGorpa juga pasti ada disana juga "
Mendengar ucapan Dingga akhirnya Indiana hanya memberi respon angukan kepala dan mereka mulai masuk kedalam kelas untuk memulai pelajaran pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indiana
RomanceBalajar hidup dari sebuah balapan, selain ada cinta karena menyukainya disana juga terdapat luka ketika jatuh di atasnya