Apa kabar semesta?
Rasanya sudah lama tidak beraduh kata.
Ada kabar apa?
Baik kah? Buruk kah?Sebelum mendapat jawaban, benak ku sempat berpikir kalau bertanya seperti itu salah.
Ya, salah.
Salah karna tak berpikir ada pertanyaan yang akan mematikan seseorang.
Pada dasarnya seseorang sepertiku saja benci akan pertanyaan-pertanyaan.
Karna dalam jawabannya terkadang mendapati kebohongan.
Entah abadi atau sementara.Setelah itu, terbesit juga
Kenapa pertanyaan bisa mematikan?
Bagi si penjawab, keadaan lah yang bisa menentukan akan mati atau tidak.Betapa aku memikirkan hal ini sampai jadi seperti dungu!
Dan entah apalagi tanya-tanya yang akan muncul dalam benak.
Rasanya aku sudah tidak tahan lagi dengan semua tanya!
Bisa kah sehari saja tak ada tanya-tanya dalam benak? Tidak bisakah?Tidak mungkin bilang tidak bisa menjawab, bohong sekali rasanya.
Tapi untuk kali ini, memang aku tidak bisa banyak menjawab.
Benakku sudah cukup penuh.Semesta,
Mungkin aku akan ke perbatasan senja di ujung dermaga lagi.
Ingin ku hanyutkan semua pertanyaan ini, biar berlalu sajalah seperti angin yang mengibas rambutku disana.
Berlalu,
Tak menepi,
Dan hilang..Ku pastikan tidak akan bertanya dulu, kalau memang itu mematikan seperti apa yang kurasa. Dan akan ku lenyapkan saja semuanya.
Akan ku labuhkan lewat bisik hati saja, terdengar atau tidak bukan masalah lagi.
Kalau mulut sudah tak bisa bersuara, memang hatilah yang akan paling berisik dan menjadi juara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seruan Dandelion
PoetrySeruan hati ketika kata sedang tak lagi dapat terucap Percayalah, Seruan yang dari hati pasti akan terucap sampai ke hati yang lain