Ada yang belum sempat kutuangkan dihari parau ku saat itu.
Hari ini, aku ingin kembali merangkaikannya dalam kata saja,
sekali lagi..Malam kelabu saat itu, dengan perasaan dimabuk sendu, aku berharap semu..
Hari paling pilu yang pernah aku lewati.
Bukan karna tak ada dirimu, tapi mungkin karna kita belum bisa bertemu.Hari dimana aku ingin berbagi pilu sendu ku,lalu menghilangkan gores-gores halu yang terus mengelabu dan membuat aku keliru..
Sempat mengira hari itu semesta akan menjamu dengan ucap rindu dari tiap insan tanpa ragu.
Namun ternyata salah.
Hanya dibuat termangu dan seperti dungu aku..Tapi ketika mengulas kembali tentang waktu itu, sekarang aku mengerti mengapa hari itu aku keliru dan seperti dungu.
Setangkup harap kecil yang ku taruh dibagian hati hari itu terlalu mengelabu dan membuat aku keliru, sungguh keliru..
Tapi ada bagian dalam hati yang terus bertanya,
Salahkah setangkup harap kecil ini datang dihari yang ku nanti setelah satu purnama berlalu? Hanya satu purnama sekali.. salahkah?
Masih bolehkah aku menaruh setangkup harap hati dan terus menanti?
Atau harus berhenti?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seruan Dandelion
PoetrySeruan hati ketika kata sedang tak lagi dapat terucap Percayalah, Seruan yang dari hati pasti akan terucap sampai ke hati yang lain