Surat Untuk Peri (4)

48 4 1
                                    

Hembusan angin dingin mengibak rambut ku sore itu..
Senja yang hampir hilang tertutup awan mendung untungnya masih sempat ku sapa dan jumpai.

Menghela nafas, membiarkan oksigen merasuk dalam-dalam
Melonggarkan dada yang sesak karna terisak.

Hampir sampai dipenghujung.
Ketakutan makin menggebu walaupun hampir sampai dipenghujung tahun ini.

Waktu yang sendu itu mengajak ku tuk diam termenung, sebentar.. hanya sebentar saja..
Tiba-tiba benaku melayang kepada peri,teman kecilku, merpati putih, dan semua seisi padang bunga..
Aku tau banyak peperangan yang dilalui
Peri.. aku berdoa untuk peperangan mu esok hari.
Padang bunga sedang bermekaran, banyak tunas dan bibit-bibit unggul yang baru.

Semesta tau cinta kita terhadap padang bunga dan seisinya tidak dapat dikelabui.
Sungguh kami menikmati..
Saling topang bersisi,
Tegur tanpa risih
Dan mengasihi tulus hati

Peri,
Sampai berjumpa esok hari
Dipeperangan ilahi
Biar seisi padang bunga diterobosi
Dan sekali lagi menjadi suatu kisah ilahi yang sejati..

Aku mengasihimu
Dandelion🍃

Seruan DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang