Diperbatasan waktu antara kemarin dan hari ini, aku sedang terjaga.
Mendengar tiap denting ketuk waktu yang terus berputar seiring dengan detak jantung yang tiba tiba mendebar.
Terbayang satu musim lalu lewat media tak nyata ada suatu ucapan singkat yang kutinggali hari itu.
Ya,Tepat satu musim yang lalu.
Dan hari ini aku ingin kembali menaruh setangkup harap seperti musim lalu yang kerap ku lewati dengan cepat.Hai teman kecil, maaf hampir separuh musim aku tidak ada disana.
Dan mungkin hingga dihari ini aku juga masih belum disana.
Diwaktu ini aku menyatakan diri untuk ada dan berdiri, diujung sana, di dimensi berbeda.Soal setangkup harap yang ingin kusampaikan kembali,
Bertumbuhlah dengan baik.
Aku harap akan ada waktu lagi untuk sama sama berterbang melintasi ramai kota saat senja tenggelam.
Aku harap esok kau akan menabur riang kembali dipadang bunga dan berlarian sampai ujung hingga engkau menang.
Dan satu hal lagi.. biar hari ini semesta memelukmu dengan jutaan cinta dan sukacita hingga kau merenggut kembali hari harimu seperti dulu. Hangat dan tak pilu.Trimakasih untuk hadir dimusim lalu dan mengajariku banyak hal tentang semesta.
Ada titipan banyak rindu dari padang bunga, berharap akan hadirmu.
Engkau dicintai oleh tiap insan dipadang bunga. Disela sudut tawa mereka waktu itu, terselip tanya pilu yang tak bisa juga ku jawab tentang dirimu.Maka dari itu, bisakah kembali dan hentikan tiap rindu yang terus kami erami sampai waktu ini?
Ayo, mari kembali bercengkrama dan selama lamanya berirama merdu, tak pilu
tak sendu.. namun hanya tawa haru..Teruntuk si teman kecil,
Aku mengasihimu
-Dandelion🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Seruan Dandelion
PoesiaSeruan hati ketika kata sedang tak lagi dapat terucap Percayalah, Seruan yang dari hati pasti akan terucap sampai ke hati yang lain