Kedatangan sang Trillionaire ke 'Aerley Restaurant' cukup mengejutkan para pengunjung di sana. Semua orang mengenal baik siapa sosok pria sukses itu, Arnold Herwingson.
Sebuah keberuntungan besar bagi mereka bisa bertatap wajah secara dekat. Tak sedikit dari mereka yang mengabadikan momen langka ini dengan bersalaman hingga berfoto bersama.
Greta yang sedari tadi berdiri di samping Arnold, hanya diam dan tersenyum canggung. Pasalnya, sejak mereka masuk ke dalam restoran mewah itu semua pasang mata tertuju pada pasangan ini. Terlebih pada Arnold yang menggandeng tangan Greta erat seolah tidak membiarkan wanita itu berada jauh darinya. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih.
Hal itu membuat Greta tidak nyaman dengan tatapan pengunjung yang memperhatikannya intens dan ada yang berbisik-bisik penuh tanya siapa wanita beruntung yang telah berhasil merebut hati sang Trillionaire. Karena seluruh dunia tahu reputasi Arnold yang gila kerja dan tidak pernah berhubungan dengan seorang wanita manapun.
Mendengar dari salah satu waitress jika ada tamu istimewa datang, Jeremy selaku General Manager sekaligus orang kepercayaan adik Arnold bergegas menghampiri Trillionaire itu dan membungkuk hormat serta menyambut hangat.
"Selamat datang di Aerley Restaurant, Mr. Arnold dan......" terjeda sejenak melirik wanita di samping Arnold dengan tatapan penuh tanya.
"Dia adalah Greta, kekasihku." jawab Arnold dengan lantang seolah tahu arti tatapan Jeremy.
Pernyataan Arnold sangat mengejutkan Jeremy dan semua orang terutama Greta.
Greta langsung menoleh ke samping lalu menatap tajam ke arah Arnold. Ia menuntut penjelasan akan pengakuan palsu Arnold. Namun Arnold membalasnya dengan senyuman misterius. Mata Greta berkeliling melihat semua orang menatap Greta penuh hina dan ejekan.
"Sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini."bisik Greta pelan.
"Tidak perlu kau hiraukan tatapan mereka."balas Arnold santai.
Greta mendengus kesal dan memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Berikan pelayanan terbaik pada kekasihku."titah Arnold yang dibalas dengan anggukan kepala Jeremy. "Baik Sir. Dengan senang hati kami akan melayani anda dan kekasih anda sebaik mungkin."
Arnold membawa Greta ke lantai lima. Ia sudah membooking lantai itu hanya untuk dirinya dan Greta. Karena ia tidak ingin ada orang yang menganggunya.
Setelah tiba di lantai lima, Greta berjalan ke depan dinding kaca besar. Ia berdiri menghadap kaca besar itu yang memperlihatkan keindahan kota Madrid di malam hari. Ia berdecak kagum akan pemandangan indah yang belum pernah dilihatnya.
"Bagaimana, kau menyukainya?"tanya Arnold yang berdiri di samping Greta dan memasukkan kedua tangannya di saku celananya. Dirinya pun ikut menikmati pemandangan dari balik dinding kaca besar itu.
"Ya, aku sangat menyukainya. Aku belum pernah pergi ke Spanyol. Dan sebuah keberuntungan besar bagiku bisa berada di kota Madrid dan menikmati pemandangan ini."
"Jika kau menyukainya, aku akan mengajakmu lagi lain waktu."
Greta menoleh ke samping dan tergelak geli, "Really?? Apa kekasihmu tidak marah?"
Mendengar kata 'kekasih' membuat Arnold menatap Greta dengan senyuman miring dan menaikkan sebelah alisnya. "Tentu tidak. Karena dia ada di depanku." Arnold berjalan mendekat dan menarik pinggang Greta.
Seketika senyuman Greta memudar dan membelalakkan matanya. Ia tidak mampu berkata-kata. Jarak mereka begitu dekat dan sangat intim. Tangan kanan Arnold mengelus lembut wajah Greta, memberi sensasi aneh yang belum pernah ia rasakan saat bersama dengan kekasihnya dulu.
Detak jantungnya semakin tidak karuan akan perlakuan Arnold malam ini. Arnold menarik tengkuk leher Greta dan mendekatkan bibirnya ke bibir Greta.
Greta yang terlalu hanyut oleh suasana, memejamkan matanya seraya merasakan nafas hangat Arnold.
Arnold tersenyum puas, ia bukan ingin menciumnya, tapi hanya ingin mengerjainya saja. "Apa kau begitu ingin aku menciummu?"bisik Arnold di telinga Greta.
Seketika Greta membuka matanya dan mendorong dada Arnold. Ia menatap kesal dan menggeram marah. Saat ia hendak memarahi Arnold, Jeremy dan dua waitress datang menghampiri mereka dengan membawa beberapa makan malam.
"Maaf menganggu anda, Mr. Arnold. Kami hanya mengantarkan makanan yang sudah anda pesan."
Setelah menyiapkan makanan itu di atas meja, Jeremy dan dua waitress itu pergi meninggalkan mereka berdua.
Arnold menarik tangan Greta dan menyuruhnya duduk ketika Arnold mendorong kursi untuk Greta. Setelah itu, ia duduk berhadapan dengan Greta.
"Kapan kau memesan semua makanan ini?"tanya Greta dengan kening berkerut bingung.
Arnold berdecak tidak suka, "Bisakah setelah makan kau bertanya?" Menatap Greta dengan tatapan dingin yang dibalas dengan anggukan kepala Greta.
Mereka pun saling menikmati makan malam mereka dalam diam. Walau banyak pertanyaan yang ingin Greta tanyakan. Namun ia urungkan setelah selesai makan nanti.
*****
Di dalam ruangan VIP di sebuah club ternama, tampak seorang pria bersetelan formal duduk santai dengan dua wanita cantik nan seksi di sampingnya.
Pria itu sedikit demi sedikit meneguk segelas kecil vodka sembari menikmati belaian tangan dari dua wanita di sampingnya.
"Sir, maaf menganggu anda. Ada hal penting yang perlu saya sampaikan."
Leo Zeerland memberi isyarat lewat jarinya kepada dua wanita untuk keluar sebentar.
Setelah dua wanita itu keluar, pria yang datang tadi memberikan sebuah amplop coklat kepada Leo dan langsung diterimanya.
"Apa ini?" Leo membuka amplop itu dan melihat sejumlah foto. Lalu ia mengeluarkan foto-foto itu dan melihatnya dengan seksama.
"Foto-foto yang diambil sebelum terjadi insiden penembakan CCTV di LZ Estate tadi siang, Sir. Dan ada satu lagi Sir.."
Leo tampak memperhatikan serius setiap foto lalu menoleh sekilas ke arah orang kepercayaannya. "Lalu apa?"
"Di rumah Daniel terdengar suara tembakan keras. Para security yang berjaga pergi melihat apa yang terjadi. Mereka tidak menemukan keberadaan Daniel atau tanda-tanda terjadi penembakan. Hanya ada mobilnya yang terparkir di halaman rumahnya. Sepertinya ada orang yang sengaja membunuh Daniel lalu membawa pergi mayatnya tanpa jejak."papar pria itu.
Dari sejumlah foto, ada satu foto yang tidak begitu jelas gambarnya namun cukup menarik penglihatan Leo. Seringaian misterius terukir di sudut bibirnya, "Aku tahu siapa yang telah membunuh Daniel."
'Ternyata dia ada di sini.' desis Leo dalam hati.
*****
Vote dan komentarnya yaa.
Happy reading...
Thank you..
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Queen ✔ (SUDAH TERBIT)
Romance# 1 in conflict (24-6-2018) # 1 in action (22-11-2018) Sebagian part sudah dihapus karena novel sudah terbit. Bagi yang mau beli, masih bisa di Shopee. Ketik aja dennaasmara, di sana sudah ada novel BE MY QUEEN. Terima kasih ... *** Greta Monica, se...