Part 17

10.1K 643 44
                                    

Malam semua...

Happy reading all..

*****

Tiga hari kemudian...

"Sering-seringlah kau mengajak Greta datang ke sini, Arnold." ucap Arlyncia lalu mengecup kedua pipi putranya dan memeluk hangat yang dibalas Arnold tak kalah eratnya.

"Ya Mom. Aku akan mengajaknya lagi nanti." ucapnya sembari menoleh pada gadis yang disampingnya.

Wilbern pun juga memeluk putra sulungnya, "Jaga dirimu baik-baik nak. Dan ingat kata-kata Dad. Jika memang kau mencintainya, cintailah dia dengan segenap jiwamu. Jangan kau lukai perasaannya. Kau mengerti?" bisik Wilbern pelan lalu melepas pelukannya dan menepuk jantan pundak Arnold.

Arnold mengangguk dan tersenyum, "Dad tenang saja."

Setelah Greta dan Arnold berpamitan pada kedua orang tuanya, mereka masuk ke mobil Limousine hitam dan mobil itu berjalan meninggalkan pelataran mansion megah itu diikuti oleh dua mobil hitam di belakangnya.

Greta terus memandangi lautan biru yang membentang sepanjang jalan sekitaran mansion lewat kaca jendela mobil.

'Apa aku bisa datang ke pantai buatan itu lagi?'  batin Greta bertanya. Tatapannya masih setia ke arah luar hingga sebuah suara mengalihkan pandangannya.

"Kapanpun kau ingin ke pantai itu, aku akan mengajakmu." ucap Arnold seolah menjawab pertanyaan Greta.

Greta menoleh sekilas pada pria yang di sampingnya sedang menatap lurus ke depan dengan kacamata hitamnya. 'Apa dia bisa membaca pikiranku?'
Lalu dia menatap lagi ke luar jendela.

*****

Keesokan paginya...

Arnold menerima sebuah undangan pertunangan 'Herald Wood & Jullie Hawkins' dari Ryan.

Arnold membuka undangan itu lalu membacanya. Dia tersenyum miring, "Lihat saja nanti..!! Sampai kapan kau akan bertahan dengan penipuanmu." gumamnya seraya menatap undangan itu lalu menelpon seseorang untuk masuk ke ruangannya.

Tak lama, seseorang mengetuk pintu dan Arnold menyuruhnya masuk.

Greta menunduk sekilas, "Ada apa Sir?" tanyanya ketika sudah berada di depan Arnold.

Arnold berdecak, "Di ruanganku tidak ada siapapun. Jadi kau tidak perlu bersikap formal, okay..!! Ah ya, kau duduklah ada yang ingin ku tunjukkan padamu."

Greta menurut dan duduk berhadapan dengan Arnold.

"Aku sudah mendapatkan informasi tentang keberadaan kekasihmu."

Greta berbinar bahagia, "Benarkah?" Pasalnya dia sendiri sudah kewalahan mencari keberadaan kekasihnya itu ke mana-mana, tapi tidak ada hasilnya.

Arnold tersenyum kecil, "Simpan dulu rasa bahagiamu. Karena setelah kau mengetahuinya, aku tidak yakin kau bisa tersenyum bahagia."

Greta menautkan alisnya, "Maksudmu??"tanyanya bingung.

"Ini, lihatlah." Arnold memberi undangan pertunangan yang tadi dibacanya pada Greta dan diterima Greta ragu.

"Undangan pertunangan???" Greta membaca tulisan depan pada undangan itu, "Herald Wood dan Jullie Hawkins???"

Greta memajukan tubuhnya seraya memegang undangan itu ke depan wajah Arnold. "Untuk apa kau memberikan undangan ini padaku??"

Arnold menyederkan punggungnya dan berkata dengan nada santai, "Itu adalah undangan pertunangan kekasihmu dengan putri Louis Hawkins."

Greta tertawa pelan, "Kan aku pernah mengatakan nama lengkapnya padamu. Dan di undangan ini jelas tertera nama Herald Wood. Bukan Mark Squest. Kurasa matamu belum rabun untuk membedakan tulisannya."

Be My Queen ✔ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang