Happy reading all..
*****
Mendekati hari pertunangan, Arnold mengajak Greta ke E F W Boutique milik aunty Emile untuk memilih gaun dan setelan jas yang pas untuk dipakai di hari pertunangan mereka.
Saat ini, mereka sedang berada dalam mobil Arnold menuju E F W Boutique. Di tengah perjalanan, Greta menolak keras keinginan Arnold yang menyuruhnya untuk tinggal bersama dengannya.
Greta menatap Arnold yang sedang menyetir, "Lalu bagaimana dengan apartemenku, Ar?"
Arnold melirik sekilas ke arah Greta lalu pandangannya kembali ke depan, "Kau tidak perlu cemaskan hal itu. Aku sudah menyuruh beberapa maid di mansionku untuk mengurus apartemenmu. Lagipula, semua pakaianmu sudah dibawa ke mansionku."
Greta membelalak lebar, "Kapan kau melakukannya?"
Arnold tersenyum kecil, "Saat kita masih di pesawat kemarin. Aku menyuruh beberapa maid untuk membawa semua pakaianmu ke mansion." Arnold menggenggam tangan kiri Greta seraya mengecup lembut punggung tangannya. "Ku harap kau tidak menolak keinginanku ini, Gre. Aku hanya tak ingin berada jauh darimu."
Greta menghela nafas pelan, "Baiklah. Aku akan tinggal bersama denganmu. Aku juga pasti akan selalu merindukanmu." ucapnya pelan sembari menatap ke luar jendela menyembunyikan wajahnya yang merona merah.
Arnold tersenyum geli melihat wajah Greta yang merona merah. Pandangannya kembali fokus ke depan. Namun, sudut matanya menangkap sesuatu yang mencurigakan dari kaca spion mobilnya.
Terlihat dari tiga mobil yang berada di belakang mobilnya, ada satu mobil yang mengikutinya sedari tadi dan Arnold pun baru menyadarinya.
Arnold memarkirkan mobilnya di depan butik 'E F W' lalu mereka turun dari mobil bersamaan. Arnold menggenggam tangan Greta seraya berjalan masuk ke dalam butik.
Tanpa mereka sadari, seseorang dalam mobil hitam memarkirkan mobilnya tidak jauh dari mobil Arnold. Dilihatnya Arnold dan Greta sudah masuk ke dalam butik, dia memulai penyamarannya agar tidak ada yang mencurigainya.
Dia menyeringai licik saat menatap dirinya di kaca mobilnya. "Penyamaran yang sempurna. Kau akan membayar semua yang sudah kau lakukan pada keluargaku, Arnold. Pembalasan dimulai." Dia keluar dari mobilnya dan melangkah masuk.
Di dalam ruangan ganti, Greta melakukan fitting beberapa gaun untuk pertunangannya nanti. Entah sudah berapa kali Greta harus bolak balik ke ruang ganti karena Arnold merasa kurang pas dengan gaun yang dipakai Greta. Setelah gaun yang ke enam, Arnold baru menyetujuinya.
Sesaat kemudian, ada yang menelpon Arnold dan dia pun meninggalkan ruang ganti untuk mengangkat panggilan itu.
Beberapa pelayan yang membantu Greta mengenakan gaun itu keluar sembari merapikan gaun-gaun yang tidak dipilih ke dalam lemari. Meninggalkan Greta yang akan berganti pakaiannya semula.
Keadaan yang lengah membuat seseorang dalam penyamarannya itu melancarkan aksinya. Dia mengeluarkan saputangan yang sudah dia taruh dengan obat bius. Segera dia menyelinap ke dalam ruang ganti dan menempelkan sapu tangan itu ke hidung Greta dari arah belakang. Dalam sekejap, Greta sudah tidak sadarkan diri dan dia memberi kode pada dua bodyguard-nya untuk membopong tubuh Greta ke dalam mobilnya.
Sesampainya di dalam mobil, dia membuka penyamarannya dan menyeringai puas. Rencananya berjalan lancar tanpa hambatan. Dia lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju suatu tempat yang tersembunyi dan tak terdeteksi oleh GPS. Semua sudah diatur dengan rapi dan terencana dengan baik.
*****
Salah satu pelayan masuk ke dalam ruang ganti untuk mengambil gaun yang dipakai Greta tadi guna untuk menyimpannya di salah satu tempat.
Pelayan itu berteriak histeris karena tidak menemukan keberadaan Greta di ruang ganti.
Pelayan yang lainnya masuk dan seketika keadaan menjadi ricuh dan panik.
Arnold kembali masuk dan melihat pelayan-pelayan itu sangat panik.
"Ada apa ini? Kenapa kalian begitu panik?" tanya Arnold yang tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.
"Nona Greta, Sir. Nona Greta." jawab salah satu pelayan itu dengan panik.
Dahi Arnold berkerut dan detak jantungnya berpacu cepat mendengar nama Greta. "Di mana Greta? Apa yang sudah terjadi?" Arnold tak kalah paniknya saat matanya tidak menemukan sosok kekasihnya itu.
"DI MANA GRETA?" bentak Arnold dengan nada tinggi membuat para pelayan itu mengerut ketakutan.
Dengan gugup dan terbata-bata, salah satu pelayan berusaha menjelaskan kejadian yang dia sendiri pun tidak tahu kejelasannya. Dia hanya mengatakan seadanya dan sesuai dengan apa yang dia lihat.
Rahang Arnold mengeras dan tangannya terkepal kuat serta tatapannya berubah tajam. Dia menggeram marah dan melangkah cepat menuju ruang CCTV untuk memeriksa kejadian beberapa menit yang lalu pada rekaman CCTV.
Dilihatnya tak ada yang mencurigakan. Sepertinya seseorang yang sudah menculik Greta sangat pintar dan licik. Dia sepertinya sudah tahu di mana saja letak kamera CCTV yang ada di butik itu. Hingga membuat kehadirannya tidak terekam oleh CCTV.
Arnold mengusap kasar wajahnya dan mengerang frustasi karena gagal melindungi wanita yang dicintainya itu. Lengah sedikit sudah ada yang berani menculik Greta.
Kakinya melangkah gontai ke luar butik dan berencana untuk mencari keberadaan Greta di sepanjang jalan.
Saat dia mendekati mobilnya, matanya yang tajam menemukan sesuatu yang sedikit berkilauan tak jauh dari mobilnya.
Kakinya berjalan menghampiri sesuatu yang berkilauan itu. Diambilnya dan ternyata itu adalah sebuah anting-anting dengan berlian pada bagian tengahnya.
"Sepertinya aku pernah melihat anting-anting ini. Tapi di mana ya?" gumam Arnold sendiri dan berusaha mengingat di mana dia melihat anting-anting itu.
Dia menyimpan sebelah anting-anting itu ke dalam saku celananya lalu masuk ke mobilnya dan memulai pencariannya ke seluruh penjuru jalanan yang ramai oleh kendaraan beroda empat.
*****
Di sebuah ruangan yang temaram, seorang pria bertepuk tangan sejenak lalu memujinya dengan bangga. "Kerja yang bagus. Kau berhasil membawa gadis ini tanpa ada yang mencurigainya."
Dia tersenyum miring, "Tentu saja. Ini semua ku lakukan demi keberhasilan rencana yang sudah kita susun dengan rapi." Dia menatap Greta penuh kebencian, "Aku sudah tidak sabar untuk memberi wanita ini pelajaran atas apa yang sudah kekasihnya itu lakukan pada kami."
"Tenanglah. Ketika dia sadar besok, kau bisa sepuasnya untuk memberinya pelajaran." ucap lawan bicaranya dengan tenang.
"Kau benar. Ah, lebih baik aku pulang dulu dan beristirahat agar besok tubuhku bisa bersemangat untuk mempercantik wajah wanita ini dengan tanganku." desisnya penuh kebencian yang dalam.
Kini tinggallah pria itu dengan Greta yang masih tidak sadarkan diri dan kedua tangan terikat ke belakang di kursi kayu.
Pria itu menatap Greta dengan tatapan datar, "Apa yang membuat Arnold bisa mencintai wanita sepertimu? Kau hanya wanita biasa-biasa saja. Tak ada yang menarik dari dirimu. Tapi akan menjadi tontonan yang menarik besok pagi. Hahahaha." Pria itu tertawa keras lalu menyeringai tajam, "Penderitaanmu telah di mulai, Arnold. Bersiaplah dengan nyawamu yang sebentar lagi akan berada dalam genggamanku."
*****
Siapa yang telah menculik Greta? Ada yang bisa menebaknya? Aku sudah kasih beberapa clue lho . Hehehe
Moga Arnold cepat menemukan keberadaan Greta.
Makasih yang setia nungguin update ceritaku.
Ayo, vote dan komentarnya jangan lupa ya guys..
Thanks all..
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Queen ✔ (SUDAH TERBIT)
Romance# 1 in conflict (24-6-2018) # 1 in action (22-11-2018) Sebagian part sudah dihapus karena novel sudah terbit. Bagi yang mau beli, masih bisa di Shopee. Ketik aja dennaasmara, di sana sudah ada novel BE MY QUEEN. Terima kasih ... *** Greta Monica, se...