1 . Hari Pertama

1.3K 749 875
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fasyaaaa bangun nak, kamu hampir telat ke sekolah!!" teriak wanita paruh baya yang masih sibuk mengedor pintu kamar anak gadisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fasyaaaa bangun nak, kamu hampir telat ke sekolah!!" teriak wanita paruh baya yang masih sibuk mengedor pintu kamar anak gadisnya. Berharap agar anaknya itu segera bangun dari mimpi cantiknya.

"Beri Fasya 5 menit lagi Ma, Fasya masih ngantuk," pinta gadis yang bernama Fasya.

"Kamu mau bangun atau Mama yang seret kamu ke kamar mandi!!" ancam Kirana, Mama Fasya yang membuat Fasya langsung bangun dan berlari ke kamar mandi.

"FASYA UDAH BANGUN MA!!" teriak Fasya dari bilik kamar.

"Oke, Mama tunggu di bawah. Mandinya jangan lama-lama!" perintah Kirana.

Tak ada suara yang menyahut hanya bunyi shower mengalir dari bilik kamar anak gadisnya itu.

Dua puluh menit berlalu. Fasya telah menyelesaikan ritual mandinya. Fasya segera turun tak ingin membuat kedua orang tuanya menunggu lama.

"Mama aku mau selai itu," tunjuk Fasya ke arah selai stroberi dan langsung diambilkan oleh Kirana.

Suasana sarapan keluarga Zyan sangat hening hanya suara dentingan jam yang terdengar dan Fasya kembali tenggelam dalam suasana sarapannya.

"Lili mana Ma?" tanya Fasya memecah keheningan.

"Adikmu masih tidur," jawab Kirana seadanya.

"Cihh... enak sekali dirinya." desis Fasya.

"Bagaimana sekolah kamu Sya?" Tanya Zyan, Papa Fasya yang berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Ya... begitulah," ucap Fasya singkat sambil mengunyah roti yang ada di mulutnya.

"Kamu jangan main-main di sekolah. Sekolah yang benar agar kelak cita-citamu tercapai," ujar Kirana menasehati.

"Iyah Ma," balas Fasya dengan senyumnya.

"Semoga hari pertamamu sekolah menyenangkan nak," ucap Zyan tulus.

Zyan sudah menyelesaikan aktivitas sarapannya dan segera pergi ke kantor.

"Pa... tunggu sebentar. Fasya bentar lagi selesai nih," mohon Fasya sambil segera mengunyah rotinya. Zyan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Fasya yang masih belum berubah. "Segera selesaikan sarapannya!" tegas Zyan dan dibalas anggukan oleh Fasya.

Don't Go AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang