Don't Go Again

20. Waktu

Lama tak update wkwkk
Jangan lupa vote ya, makasii

Gak akan ada yang baik-baik aja setelah proses kehilangan.
~Reza Syahuna

***

Fasya sedang berada di dalam kamarnya, menangis sendu tanpa suara, memendam segala keluh kesah hari ini, tak ingin siapapun mendengarnya.

“Caca takut Daniel,” ucap Fasya lirih.

“Caca belum siap nyusul Daniel,” lirih Fasya lagi.

“Daniel jangan minta ditemenin secepat ini ya.”

“Caca belum bahagian Mama, Papa, dan Lili,” ucap Fasya lagi sembari memegang bingkai foto itu.

“Caca hanya belum siap ninggalin semuanya,” tangis Fasya pecah.

Tok tok tok
Suara ketukan pintu kamar Fasya.

“Fasya udah tidur nak?” tanya Kirana dibalik pintu kamar anak sulungnya.

Fasya yang terkejut sontak langsung menghapus air matanya yang sempat jatuh.

“Belum Ma,” sial kenapa harus suara serak yang terdengar.

“Mama boleh masuk? Mama bawain susu untuk Fasya,” izin Kirana.

“Masuk ajah Ma nggak dikunci kok.”

Kirana masuk ke dalam kamar anaknya itu, melihat keadaan Fasya yang sedang di atas tempat tidur bergelung dengan selimut, sembari tangannya memegang bingkai foto usang itu.

“Kamu masih simpan foto itu nak?” tanya Kirana mulai mendekat ke anaknya.

“Pasti Ma, aku akan selalu simpan foto ini begitu juga kenangannya.”

“Aku kangen Daniel Ma,” ucap Fasya lagi.

“Daniel udah gak ada Sya, kamu harus lupain dia,” ucap Kirana sembari mengelus lembut surai anaknya itu.

“Justru Daniel gak ada tuh gara-gara aku, gara-gara aku Daniel pergi.”  Fasya kini mulai menangis lagi.

“Kamu gak pantes nangisin orang yang keluarganya ajah udah nyalahin kamu atas kematian anaknya,” ucap Kirana.

“Keluarga Daniel gak salah Ma, keluarga Daniel itu bener. Aku secara gak langsung udah bunuh Daniel.” Fasya kini menangis semakin histeris.