3. Taruhan

897 672 451
                                    

Emang kalau mau jadian harus kenal lama dulu?

~ Fasya

Hening. Itulah kata yang bisa mendeskripsikan suasana Fasya dan Reza. Penatnya ibukota makin terasa ketika mereka berdua terjebak macet. Di samping motor mereka berdua terdapat sepasang muda-mudi yang sedang berboncengan mesra. Membuat Fasya meringis iri melihat mereka.

"Rez, jadian yuk," ajak Fasya tiba-tiba.

Tak ada jawaban apapun dari Reza, ia hanya melihat sekilas ke arah kaca spion.

"Rez, ayo jadian!" rengek Fasya.

"Biar kayak orang di sebelah kita," sambung Fasya lagi.

Reza melihat ke arah sebelahnya. Memang benar terdapat sepasang kekasih yang sedang berboncengan. Reza bergidik ngeri, untuk saat ini pikirannya masih jauh dari kata 'pacaran'.

"Rez, aku ngomong sama kamu lho," rajuk Fasya.

Reza kembali melajukan motornya. Kemacetan sudah mulai mereda dan Fasya masih merutuki Reza yang tak kunjung menjawab ajakannya.

"Rez, jadi gimana? Mau gak jadi pacar aku? " tanya Fasya kala ia sudah turun dari motor Reza.

"Gak waras lo,"

"Bukan itu jawaban yang aku mau,"

"Lo baru kenal gue," ujar Reza datar.

"Emang kalau mau jadian harus kenal lama dulu?" tanya Fasya membuat Reza kehilangan kata-kata untuk menjawabnya.

"Gue gak terlalu kenal lo, dan lo juga gak tau gue," ujar Reza berusaha menahan kekesalan terhadap cewek aneh di depannya.

"Aku tau kamu kok, dari keluarga kamu sampai masa lalu kamu. Jadi ayo jadian! Perkara kamu gak kenal aku, nanti aku ceritain pelan-pelan," jelas Fasya tetap kekeuh. Membuat Reza menggelengkan kepala heran. Baru kali ini, ia menemukan spesies perempuan seperti ini.

Reza menatap Fasya datar, lama-lama bersama perempuan itu membuat ia ikutan gila. "Lo kira pacaran semudah itu," ujar Reza lalu menyalakan gas motornya.

"Eh mau kemana? Gak mau mampir dulu ketemu camer?" tanya Fasya dengan nada menggoda.

"Udah gila lo!" cercah Reza lalu pergi meninggalkan Fasya.

"Besok jangan lupa jemput Fasya!" teriak Fasya menggelegar.

"Astaga aku lupa ngucapin terima kasih," ujar Fasya sembari menepuk dahinya.

***

Reza baru sampai di rumahnya. Senja sudah tenggelam digantikan oleh gelapnya malam. Hari ini adalah hari yang panjang untuknya. Entahlah, Reza hanya merasa lelah akan hari ini. Reza melepas sepatunya, berjalan pelan menaiki tangga.

"Kamu kok baru pulang kak?" tanya Amiza, Bunda Reza.

Reza membalikkan tubuhnya, lalu tersenyum tulus ke arah Amiza, "Reza habis ke makam Bun." Reza memang mampir sebentar ke makam seseorang yang dulu menjadi bagian terpenting di hidupnya.

Amiza menghela napas pelan lalu tersenyum nanar, "Ganti baju kak, habis itu turun kita makan malam," suruh Amiza dan dibalas anggukan oleh Reza.

***

Waktu masih menunjukkan pukul setengah 7 pagi dan Fasya telah duduk santai di kelas. Fasya kali ini sengaja datang pagi karena ada urusan yang ingin dilakukannya. Kelas masih sepi dan hanya ada segelintir orang rajin atau orang yang sedang piket di sana dan Fasya bukan termasuk kategori itu.

Don't Go AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang