Typo bertebaran...
Enjoy 😘
...."Kata cinta yang sering kamu ucapin itu, apa masih ada artinya?"
-Alda Faraday
"ALDA, lo mau gak jadi pacar gue lagi?"
Deg!
Lagi?
Alda berusaha menetralkan detak jantungnya seraya menunduk, menatap ujung sepatunya di bawah meja.
"Alda?" Panggil Pandu.
"Hm?" Alda mengguman sambil terus menunduk, mengingat kejadian dua tahun yang lalu.
Pandu membuka luka lama. Padahal Alda sudah berusaha menepis segala sikap manis Pandu demi bisa melupakan masa lalunya bersama cowok di sebelahnya itu.
"Lo gak mau ya?" Tanya Pandu sambil menyampir anak rambut Alda ke belakang telinga gadis itu.
Alda menatapnya perlahan.
Kemudian ia berdiri, mendorong kursinya ke belakang. Menarik tangan Pandu, membawanya keluar kelas diiringi tatapan dari seluruh teman-temannya.
"Alda, kamu itu cuma buat Revan ..." Bisik seseorang.
●●●●●
"LO! Maksud lo apaan ngomong kek gitu? Taruhan sama siapa lagi lo sekarang?" Sembur Alda, tepat saat dia dan Pandu sudah di belakang kantin. Jauh sekali dari kelas.
"Enggak kok, gue serius Al ..." Jawab Pandu lirih. Ingin menjelaskan semua perasaannya, tapi takut Alda belum bisa menerima.
"Serius? Gue.gam.percaya! Denger ya, gue mohon berhenti ngucapin kalimat begituan lagi. Please!" Bentak Alda sambil berlalu pergi, setelah ia menatap Pandu dengan tajam sebentar.
"Tapi Alda.. Gue ga main-main.. Lo harus jadi pac—"
"Please! Cukup Pandu... Cukup.."
Usai mengucapkan itu, Alda melangkah pergi. Langkahnya cepat dan tak beraturan.
Pandu mengikutinya dari belakang. Ia tak berniat mengejar Alda. Yang ada di pikirannya adalah bagaimana ia mendapatkan kembali kepercayaan Alda.
Alda Faraday, gadis yang dia jadikan bahan taruhan sewaktu kelas 2 SMP. Lucu memang. Dulu Alda yang selalu mengerjarnya. Sekarang, semuanya berbalik pada Pandu.
Pandu mungkin baru menyadari jika ia memiliki perasaan pada gadis judes itu. Alda memang manis. Selain itu dia juga cewek yang tidak jaim apalagi sok imut. Alda itu berbeda, yang pasti dia itu lihai berbohong. Berbohong pada diri sendiri, berbohong tentang perasaannya pada Pandu. Karena Pandu tahu benar, Alda itu masih setia menstalkingnya.
Tanpa terasa, langkah Pandu sampai juga membawanya ke kelas. Pandu duduk di sebelah Alda dengan perasaan gundah. Jelas saja dia bingung sekarang.
"Alda?" Panggilnya lagi. Kelas sedag senyap sekarang. Semua sibuk mengerjakan tugas dari guru.
"Hm?" Jawab Alda tak acuh.
"Alda, ngomong sama pacar liat ke dia doong ..." Rengek Pandu sambil mengguncang lengan gadis itu.
Alda menghela nafas perlahan.
"Apa?" Ketus Alda.
"Yaelah galak banget sih,"
"Bodo amat ya,"
"Alda, jadi pacar gue ya.. Please," ucap Pandu memelas, Alda menghela nafas kasar.
"Diem!" Jawabnya ketus sambil terus menyalin tugas milik Riski karena malas mengerjakan sendiri, meski alasan sebenarnya Alda tidak fokus karena ada cowok ini di sebelahnya.
"Alda ... Please, bilang iya kenapa?"
"Iya,-
tapi boong!" Jawab Alda sambil tertawa kecil melihat Pandu yang tak jadi melompat kegirangan.
"Jahat! Pokoknya lo jadi pacar gue.."
"Gak mau ih. Jangan maksa!" Jawab Alda dengan teriakan tertahannya. Ia menggeram kesal. Dasar Purba! Pemaksa!
"Ya makanya jadi pacar gue.."
"Ga mau!"
"Mau dong.. Bilang iy—"
"Diem Pandu. Kalo gak gue tabok nihh!" Jawab Alda ketus. Ia menatap Pandu dengan geram.
"Ya udah.. Iya. Gue diem. Tapi lo jadi pac—"
Plakkk!
"Gue bilang diem Pandu Afrabian ..."
"Hm," Jawab Pandu sambil mengusap pipinya yang memerah akibat Alda barusan.
Alda menatapnya sambil tersenyum.
"Maaf ya," ucapnya seraya mencubit pipi Pandu dengan geram.
●●●●●
Next..
Jangan lupa vote dan commentnya yaa..
Kecup dari author baperan.
RafflesiaAT
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON (COMPLETE✔)
Teen Fiction#2melodylan 1-01-2020 #1 erisca oktober-november-desember 2019 #1 melodylan #2 i'myours 29-09-2018 #4 alasan 24-05-2019 "Alda, gue suka sama lo." Selalu kalimat itu yang diucapkan Pandu setiap hari. Benar-benar setiap hari. Alda bahkan sudah bosan m...