8. Pandu Kenapa?

951 53 2
                                    

Typo bertebaran...
Enjoy*

●●●●

"Tidakkah kamu ingat alasanmu mencintaiku?"

-Pandu Afrabian

ALDA dan Pandu berjalan beriringan menuju kelas mereka. Alda menunduk, malas bertatapan dengan siswa lain yang memperhatikan ia dan Pandu di tengah lapangan pagi ini.

Sebagai murid baru, Pandu yang memang terkenal tampan dan pintar di SMA sebelah tentu saja masih dan akan terus menjadi sosok yang memiliki banyak penonton. Tapi, nampaknya Pandu sudah sangat terbiasa dengan itu semua.

Sesampai di kelas, segera Alda mengambil tasnya dari pundak Pandu dan berjalan kesal ke arah bangkunya. Pandu duduk di sebelah Alda, sambil cengengesan seperti yang lalu-lalu ia terang-terangan menatap Alda dari dekat.

"Lo cantik.." Ujarnya lantang.

Alda melotot. Tak terbayangkan Pandu akan membuat dia ingin terbang seperti sekarang ini. Dulu ketika masih ngfans dengan Pandu, Alda selalu bermimpi akan mendapat perlakuan seperti ini dari Pandu.

Tapi sekarang semuanya sudah berubah. Dia masih membenci Pandu. Mantan Idolanya, Mantan pacarnya dan sekarang Supir Pribadinya. Oh, gila!

"Apaan lo ngeliatin gue begitu?" Tanya Alda ketus.

"Lho kenapa? Emang salah. Ganggu?" Tanya Pandu balik, membuat Alda geram mendengarnya. Dasar Purba! Umpat Alda dalam hati.

"Iya ganggu!"

"Ganggu gimana? Orang lo bahagia gitu.."

"Purba lo! Sana-sana.. Jauh dari gue.." Jawab Alda sambil merengut kesal.

"Gue kan duduk di sini. Lagian gue gak bisa jauh dari lo Alda." Balas Pandu seraya membuka tas dan mengambil handphonenya.

"Kenapa?" Tanya Alda spontan.
Bego lo! Ngapain nanya gitu coba? Batin Alda sedetik kemudian.

Mendengar itu Pandu tersemyum simpul. Senyun yang sebenarnya membuat Alda ingin berteriak kegirangan. Ya Alda masih mengidolakan seorang Pandu Afrabian.

"Karena lo itu sama pentingnya seperti oksigen bagi gue."

"Receh! Gembel lo.." Jawab Alda seraya terkekeh geli. Benar-benar Pandu sudah berubah.

"Gapapa gue jadi gembel, asal lo ngasih gue cinta tiap hari." Sambung Pandu dengan cengengesan andalannya.

"Receh-receh!" Teriak Alda semakin gencar.

Pandu terkekeh. Setidaknya Alda sekarang sudah tidak mengacuhkannya, menghindar atau pun jutek jika berbicara dengannya.

Lama mereka terdiam. Saling bergelut dengan pikiran masing-masing. Alda dan pikirannya yang menerawang ke masa lalu, dan Pandu yang mererawang ke masa depan.

"Assalamualaikum!" Teriak seseorang yang baru saja masuk ke kelas. Sontak kedua orang yang tengah saling merenung itu tersadar bersamaan.

"Assalamualaikum!" Dua orang berikutnya masuk dengan mengucap salam yang begitu datar. Bersamaan dengan itu Alda dan Pandu menjawab salam ketiga orang yang baru memasuki kelas dengan cat biru tersebut.

"Gas pol Pandu, whaha.." Teriak Tristan seraya duduk di bangkunya, membuka resleting tasnya, mengambil sesuatu yang tak lain adalah sebungkus rokok dan sebuah korek api, melempar tasnya sembarang ke belakang punggung lalu menyalakan sebatang rokoknya. Menghisapnya dalam-dalam lalu menghembuskan asapnya dengan santai.

"Diem lu!" Jawab Pandu sambil tersenyum simpul, hampir tak terlihat.

Sementara Alda hanya bisa pura-pura tak dengar, seperti biasa.. Menulikan telinga.

"Pr MTK udah ngerjain lo?" Tanya Ito kepada Sam.

"Udah" Sahut Sam santai.

"Gue pinjem"

"Tas" Sam kembali menyahut dengan irit.

Ito berjalan mengambil tas Sam, kemudian kembali berucap: "Tas yang mana, Sam?!" Teriak Ito setelahnya

"Tas nomor dua!" Jawab Sam sembari menuju bangku Tristan, meraih korek api berwarna kuning itu membakar ujung rokoknya dan berjalan kembali ke bangkunya.

Setelah mendapat buku pr MTK Sam, Ito pun mulai menyalin jawaban dari buku Sam ke bukunya sendiri.

Sam yang sudah duduk tadi kembali berdiri dan mengambil smartphone di saku celananya. Bermain game seperti biasanya.

Pandu kembali menghadap ke Alda setelah puas memperhatikan tiga temannya yang menurutnya semakin hari semakin menggila saja.

"Alda.."

"Hm?" Jawab Alda sambil terus menatap layar ponselnya. Membalas chat dari teman-temannya dan Riski.

"Anu.."

"Apa?"

"Itu.. Gu-gue.. Gue anu.."

"Apa sih?!" Jawab Alda sedikit kesal

"Anu gue.."

"Ana-anu apaan sih?" Teriak Alda frustasi.

"Gue sayang sama lo, gimana dong?" Jawab Pandu.

Sontak ketiga temannya memandang wajah konyol Pandu sekarang. Tristan menghampiri Pandu yang kini sedang tatap-tatapan dengan Alda, mengambil foto mereka berdua, dan berlari keluar kelas sebelum Pandu dan Alda serempak berteriak

"TRISTAN!!"

Sam dan Ito yang biasanya bermuka datar pun akhirnya ngakak bersama.

"Mampus!"

●●●●●

Next, maaf pendek..
Vommentnya jangan lupa.
Sempet-sempetin post di minggu sibuk sebelum ujian semester. 😁
Salam dari Author yang kalo di sekolah dipanggil "si anak Wattpad". Seneng dipanggil gitu.😊

Oke, see you next part..

8 Mei 2018, Jambi, Tebo ulu.

THE REASON (COMPLETE✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang