7. Personal Driver

962 51 2
                                    

Typo bertebaran..
Enjoy :*

"Semua orang pernah mencintai, tapi tidak semua orang bisa kembali mencintai."

-Alda Faraday

●●●●●

"ASSALAMUALAIKUM." Ucap Alda sambil menutup kembali pintu rumahnya.

"Wa'alaikumsalam ..." Jawab Eva Dwira mamanya Alda. Wanita paruh baya berusia 36 tahun dengan paras yang masih cantik.

"Kenapa baru pulang, Al?" Sambung Eva sembari membawakan tas toska milik anak gadis tunggalnya itu. Mereka berdua pun duduk di ruang tamu.

"Alda nungguin angkot dari pulang sekolah penuh semua, ma. Makanya telat pulang.." Jawab Alda sembari mengusap keringat di dahinya. Poni gadis itu tampak basah karena keringat.

"Jadi tadi Alda pulang sama siapa?" Tanya Eva

"Jalan kaki Ma.."

"Aduh. Alda sih, di suruh bawa mobil gak mau.." Ucap Eva cemas. Raut wajahnya langsung berubah setelah mendengar penuturan Alda, berjalan kaki dari sekolah ke rumah itu jauh sekali.

"Ya gak pa-pa Ma. Sekalian olahraga juga. Lagian gak tiap hari kan, Alda males bawa mobil, ribet Ma." Jawab Alda santai. Tangannya meraih toples biskuit di meja ruang tamu, kemudian memasukkan biskuit itu ke mulutnya.

"Ribet gimana sih Nak. Ya udah besok kamu dianter jemput aja sekolahnya ya?"

Alda mengangguk pelan.

"Alda ke kamar ya Ma. Mau mandi, gerah ..." Ucapnya seraya berdiri.

"Iya. Abis itu turun ke bawah ya. Kita makan sama-sama. Papa belom pulang abisnya."

"Iya Ma."

●●●●●

Hari ini Alda bangun kesiangan. Jam yang tertempel di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 07:30 WIB. Terlambat!

Mandi kilat, mungkin itu yang patut diucapkan ketika Alda sekarang sudah turun ke bawah, menuju dapur. Tangan mungilnya meraih gelas berisi susu coklat di meja yang sudah disiapkan Eva, lalu disusul gerakan super cepat mengambil roti isi dan Alda memakan roti tersebut dengan sangat terburu-buru.

"Ma, Alda berangkat ya.. Mama di mana?" Teriak Gadis itu saat menyadari rumahnya sekarang sedang kosong.

"Mama di depan, sayang ..." Sahut Eva dari pintu depan.

Segera Alda berlari menuju Mamanya, dan mencium tangan sang Mama tanpa babibu lagi. Yang ada di pikirannya sekarang hanya, cepat-cepat ke sekolah, telat!

"Alda berangkat Ma, Assalamualaikum.." Ucapnya, setelah mencium punggung tangan dan pipi Eva.

"Wa'alaikumsalam, Alda sekolahnya mulai hari ini dianter ya.."

Alda terdiam. Keningnya berkerut sambil terus mengunyah sisa-sisa roti isi yang tadi ia lahap bergegas.

"Dianter siapa Ma?" Tanyanya setelah itu.

"Sama supir pribadi kamu lah.." Jawab Eva. "Udah.. Cepetan berangkat, ntar tambah telat lagi.."

Alda mengangguk.

"Alda pergi Ma.."

Sedikit berlari, Alda masuk ke mobil. Bunyi pintu mobil bergedubrak setelah ia tarik cepat-cepat. Mungkin faktor tak ingin terlambatnya yang memang akut itu penyebabnya.

"Jalan Pak." Ucap Alda seraya memakai sabuk pengaman.

"Iya Non.." Jawab si supir.

Alda mengkerutkan keningnya. Suara itu.. Kok kayak suara..

"Pandu?!" Alda sedikit berteriak. Ya, supir pribadi yang dimaksud Eva adalah Pandu. Eva sengaja memilih Pandu, karena selain ganteng, Eva juga mencari supir yang mungkin bisa sekalian merangkap menjadi bodyguard Alda di sekolah. Aneh memang.

Pandu cengengesan seperti biasanya.

"Pagi, Non.." Ucap Cowok ganteng itu.

"Ngapain lo di sini?"

"Lah, gue kan supir pribadi lo sekarang.." Jawab Pandu meski ia menjawab dengan nada lebih ke bertanya balik.

"Lo kan anak orang kaya, ngapain jadi supir? Balik sana.." Ucap Alda ketus. Heran bin tak habis pikir. Baginya Pandu itu cowok gila yang senang sekali mengganggu hidupnya yang datar ini.

"Yang kaya kan orang tua gue, Da.. Gue juga udah dibayar sama Mama, masa gue main pergi aja.. Ninggalin tanggung jawab dong gue." Jawab Pandu sambil mulai menjalankan kendaraan roda empat itu perlahan-lahan.

Alda memutar bola matanya malas. Pandu selalu bisa membuatnya diam. Menjawab pertanyaannya dengan tepat.

"Kebut dong, kita udah telat nih.." Ucap Alda greget ketika menyadari jika dari tadi mobil yang ia tumpangi hanya berjalan santai.

Pandu melirik jam tangannya sedikit.
"Iya Non..."

15 menit kemudian, mereka pun sampai di sekolah. Untung saja bel masuk belum berbunyi. Alda bisa bernafas lega setidaknya.

Pintu mobil terbuka. Menampakkan Pandu yang berdiri di luar mobil. Tangannya terulur minta disambut dengan tangan Alda.

"Ayo Non, saya bantu" Ucap Pandu sopan. Lengkap bersamaan dengan senyuman mautnya yang sudah pasti membuat jantung Alda berdisko ria.

"Apaan sih, gue bisa sendiri Pandu. Dan stop manggil gue Non" Jawab Alda. Pandu cengengesan.

"Ya udah sih, sini tas lo gue bawaain." Tawa Pandu sambil menyampir tas toska Alda yang direbutnya paksa dari Alda.

"Rese!" Umpat Alda ketus. Tapi lagi-lagi Pandu cengengesan ke arahnya.

"Yuk, sayang ..." Jawab cowok ganteng itu sambil menarik lembut tangan Alda, sementara Alda membuat ekspresi muak apalagi ditambah tatapan dan bisikan dari siswi-siswi di sana.

Lho? Mereka jadian ya?

Itu bukannya Kak Pandu dari SMA sebelah?

So sweet banget mereka

Alda kan pacarnya Revan? Kok jalan sama Pandu?

Most Wanted tuh..

Cocok bangeeett..

Ya, dan blablabla lagi yang bikin Alda pengen muntah saat itu juga. Dasar Lambe 😁.

●●●●

Next..
Vomment jangan lupa.
Luplup dari author yang minta ditampol.. 😁😁

THE REASON (COMPLETE✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang