Typo bertebaran. Btw, ini ulang ngetiknya, yang pertama gak kesimpen.
Enjoy 😘
"Aku gak bakal bosen ngucapin; sayang dan suka ke kamu setiap hari. Ini belum apa-apa.."
—Pandu Afrabian
..........
MALAM MINGGU. Alda menghabiskan malam dingin ini dengan membaca novel di atas tempat tidurnya.
Baru saja Papanya menelpon, mengabari jika beliau akan segera pulang beberapa jam lagi.
Alda senang, tentu saja. Papanya memang sibuk. Jarang berada dirumah karena mengurus perusahaannya yang sedang sukses-suksesnya.
Eko Dirgantara adalah pebisnis muda yang sekarang memimpin Perusahaan Dirgantara Group bergerak di berbagai bidang.
Dirga jarang di rumah karena sering ke luar kota bahkan ke luar negeri untuk mengurus cabang perusahannya dan memantau peningkatan perusahaannya itu.
Alda menghela nafas pelan. Kemudian menutup novelnya dan terdiam sebentar. Sesaat gadis berbaju tidur dengan gambar doraemon itu teringat sesuatu, lalu ia mulai mencari-cari pembatas novelnya yang ternyata ada di bawah tempat tidur.
Gadis itu meletakkan novelnya di lemari yang berisi puluhan novel lain di dekat tempat tidurnya itu.
Drrrt.. Drttt..
Ponsel Alda bergetar. Tangannya segera menggapai ponsel berikon apel itu.
PanduAfrabian: Lo udh makan?
AldaFaraday: Blm
PanduAfrabian: Ya udh. Bye.
"Dasar Purba aneh.."
Alda benar-benar bosan sekarang. Jika ditanya apa hobi dia membaca? Ya. Tapi sekarang cewek itu tidak berminat untuk melanjutkan bacaannya.
Rumahnya sekarang sudah sepi. Ia tahu, pasti Mamanya sudah tidur. Ngomong-ngomong pesan aneh dari Pandu yang hanya menanyakan status Alda sudah makan atau belum, membuat Alda merasakan lapar yang sejak tadi ia tahan karena terlalu asik membaca.
Alda bingung. Dia itu penakut, terutama kalau di suruh ke dapur. Tapi sekarang perutnya berdemo minta diisi. Mama sudah tidur, dan pembantu nya sudah pulang.
Alda berjalan menuju jendela, diliriknya Mang Acep yang sedang berjaga di post depan dekat gerbang rumahnya. Haruskah Alda minta ditemani dengan Mang Acep? Tidak.
Setelah melamun sejenak, cewek penyuka warna toska dan hitam itu pun akhirnya beranjak dari kamar. Saat kakinya melangkah menuju tangga terakhir lantai dua rumahnya, suara ketukan pintu mengejutkan Alda seketika.
Papa udah sampe? Cepet banget.. Batinnya tertegun.
Kemudian ia berjalan mengambil kunci, lalu membuka pintu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON (COMPLETE✔)
Fiksi Remaja#2melodylan 1-01-2020 #1 erisca oktober-november-desember 2019 #1 melodylan #2 i'myours 29-09-2018 #4 alasan 24-05-2019 "Alda, gue suka sama lo." Selalu kalimat itu yang diucapkan Pandu setiap hari. Benar-benar setiap hari. Alda bahkan sudah bosan m...