Sudah seminggu aku melakukan syuting ini. Selama ini aku menyimpan rasa muak ku pada Chanyeol yang terus mengganggu ku dengan Myun Jeo.
Sudah benar-benar orang ini. Saat aku tengah break dan ingin mengobrol berdua dengan Myun Jeo, tiba-tiba Chanyeol datang, bahkan saat aku dan Myun Jeo tengah berjalan berdua Chanyeol tiba-tiba merangkul Myun Jeo dan mengobrol.
Dia seperti ingin memberi jarak pada ku dan Myun Jeo.
Saat ini aku dan Myun Jeo tengah berada di mobil. Kami ingin ke pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa keperluan ku.
"Myun Jeo-ya, apa kau tidak merasa jika Chanyeol tengah memberi jarak pada kita?"
Tanya ku. Ku pikir Myun Jeo paham, ternyata tidak. Dia menggeleng-geleng kan kepalanya.
"Dia rekan kerja mu, mungkin dia hanya ingin membangun chemystry dengan mu. Dia kan hanya mantan mu, jika kau berpikir aku cemburu. Itu tidak sama sekali, sayang. Hanya manager bodoh yang menyumburui rekan kerja kekasihnya." jawabnya panjang lebar.
Tiba-tiba hati ku terasa panas mendengar jawabannya. Telinga ku seperti hanya menambung ribuan kata-katanya.
"Bisa kah kau tidak memanggilnya 'rekan kerja ku'? Aku hanya berbicara tentang kita, tentang realita. Bagaimana bisa kau mencampuri ini dengan semua pekerjaan ku? Aku tidak peduli Chanyeol siapa ku, mantan ku, rekan bisnis ku, teman ku atau siapa lah itu. Tapi kau terlihat tidak menyukai ku. Aku mau makan!"
Tungkas ku. Aku melepaskan genggaman eratnya. Yang semula hangat menjadi sangat dingin. Benar-benar dingin.
Aku berjalan mendahului Myun Jeo. Saat ku tengok kebelakang, Myun Jeo masih diam berdiri ditempat semula, dia terlihat tengah berpikir. Dahinya berkerut, bibirnya sedikit terbuka.
Hingga dia berjalan perlahan ke arah ku, "lebih baik kau pulang, dan makan di apartemen. Aku akan mengantar mu, setelah ini aku ada pekerjaan." ucap Myun Jeo.
Bukan jawaban itu yang aku mau BODOH!!!
"Oh kau ada pekerjaan? Pergilah, aku akan tetap makan disini. Jangan khawatirkan aku, aku bisa menjaga diri ku baik-baik." ucap ku.
"Tidak lebih baik kau pulang,"
"Aku tidak mau Myun Jeo. Jangan paksa aku, lebih baik aku disini sambil mengisi perut ku." ucap ku.
"Ah yasudah lah, aku akan pergi. Jika kau telah selesai. Hubungi aku. Aku akan pergi menjemputmu," kata Myun Jeo mengingatkan ku.
"Ya, baik lah." jawab ku seraya menganggukan kepala.
Myun Jeo mengecup bibir ku singkat. Aku tau ini di mall, tapi itu adalah kebiasaan kami saat sebelum berpisah.
"Ingat, hubungi aku." ucapnya kembali mengingatkan.
"Hhhmm..." angguk ku.
Dia pun berjalan menjauhi ku. Ah dia sudah benar-benar berubah hari ini. Biasanya dia akan tetap mengantar ku pulang ke apartemen dengan menggendong ku masuk kedalam mobil jika aku tidak mau pulang.
Tapi hari ini, dia dengan mudah pergi meninggalkan ku. Ah sudah lah, saat nya mengisi perut.
Aku memasuki sebuah restoran ala Pranciss. Tiba-tiba ada seseorang yang menggenggam tangan ku. Refleks, aku menengok.
"Chanyeol?!" sontakku kaget, dia langsung membekap mulut ku.
"Diam lah, kau hampir mengundang wartawan jika teriak seperti itu." bisiknya. Aku hanya mengangguk paham. Ah bodoh.
Aku melepaskan genggaman Chanyeol dengan paksa. Dia mengajakku untuk makan bersama, karna kebetulan dia tengah sendiri tanpa didampingi para bodyguard nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol » PCY (✓)
Fanfiction[complited] :-Bagaimana sih, rasanya memiliki mantan pacar seorang idol terkenal? Bagaimana sih rasanya harus kembali berhadapan dengan mantan pacar? Harus memerankan menjadi sepasang kekasih. Walau nyatanya mereka memang memiliki hubungan, tapi itu...