-happy reading-
📍Seo Ah pov
Hari ini aku sudah berjanji untuk bertemu dengan Myun Jeo di sebuah cafe. Aku meminta agar dia langsung menuju cafe yang aku maksud tanpa harus menjemputku di apartemen.
Jujur aku sedikit takut awalnya. Tapi Chanyeol dan Byung Jae terus meyakinkan ku. Hingga mereka ikut dengan ku ke cafe bermaksud menjaga ku jika sewaktu-waktu Myun Jeo melakukan hal kasar padaku.
Sebenernya bagiku, ini keputusan berat, karena kami menjalin hubungan yang terbilang lama. Tapi untuk apa mempertahankan hubungan yang seperti ini bukan? Sudah sama-sama merasa bosan.
Aku menyesap coklat panas yang ku pesan. Aku melirik kearah Chanyeol dan Byung Jae yang tengah menatapku dengan tajam.
Bodoh!
Seharusnya mereka tidak menatapku seperti itu, karena itu dapat membuat banyak orang curiga.
Disamping aku menyayangi sahabat-sahabat ku, aku menaruh bumbu kebencian kepada sikap bodoh yang mendarah daging di tubuh mereka.
Persetan! Myun Jeo datang dengan wajah berserinya seperti biasa. Sepertinya dia tidak mencurigai apapun kepadaku. Padahal aku mengajak dia bertemu dengan alasan aku rindu menjambak rambutnya.
"Hai sayang, aku sangat merindukan mu," sapa Myun Jeo dengan manis, dia duduk tepat di sebelahku. Tangannya merangkulku dengan mesra. Aku hanya tersenyum membalas sapaan nya.
"Kau sedang sibuk? Aku sebenernya merasa tidak enak mengajakmu bertemu, karena aku tau kau sedang sibuk." ucapku berbasa-basi.
"Hei, kenapa bilang seperti itu, hum? Aku akan meluangkan waktu untukmu, sebagaimana pun sibuknya aku." goda nya. Cih basi ampas kopi!
Aku kembali tersenyum, walau hati ku terus menyerukan sumpah serapah untuknya. Ya Tuhan aku seperti ingin mengoyak wajahnya.
Walaupun di awal aku merasa berat mengakhiri ini, tapi aku sangat membenci sikapnya yang seperti ini. Fuckboy!
"Myun Jeo- ya. Kamu benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi dihubungan kita?" tanyaku memastikan. Myun Jeo mengangguk.
"Ku rasa baik-baik saja. Kita saling chatting, aku menjemputmu, bertemu seperti ini, sesekali aku mengunjungi apartemen mu. Ini seperti biasa kan? Tapi... Hanya saja aku merasa kamu sedikit berubah. Kamu sedikit cuek, agak sensi, dan sedikit sarkas. Seperti saat aku menelponmu terakhir kali. Aku sungguh kaget kau mengataiku keparat? Tapi mungkin memang kamu sedang tahap mood perempuan yang tidak bisa ditebak. Jadi aku memaklumi itu." jawab Myun Jeo panjang lebar.
Aku menghembuskan nafas, ini saatnya...
"Kamu tau? Aku merasa hubungan ini sudah bisa dipertahankan lagi. Kamu sibuk dengan 'teman' mu hingga melupakan aku yang kekasihmu. Kamu bisa bilang semuanya normal, tapi tidak denganku. Aku terus memaklumi mu yang selalu bersama dengan 'teman' mu itu. Entah di lokasi syuting, dia memintamu untuk menemaninya berbelanja, ke apartemennya, berjalan-jalan.
"Itu sungguh menyita waktu mu untukku. Kamu bilang jika kita masih bisa bertemu seperti ini? Iya 3 bulan yang lalu kita mengobrol seperti ini. Sisanya kamu sibuk pekerjaan, sekarang 'teman' mu. Sampai kapan aku harus memaklumi mu? Aku perempuan, aku memiliki hati yang harus kamu jaga. Karena aku kekasihmu. Aku bukan orang asing.
"Aku ingin dicintai lagi seperti dulu, bukan yang seperti ini. Tapi itu sudah tidak ada gunanya karena hati kamu sendiri sudah berpindah untuk perempuan itu." ucapku. Aku menahan diri untuk tidak menangis dihadapannya.
Myun Jeo menatapku, wajahnya sulit ku tebak. Atau mungkin semua perkataan ku benar? Oh ayolah bukan ini yang aku mau.
"Apa maksudmu aku berpindah hati? Sun Hee hanya teman ku." elak Myun Jeo.
"Kamu bisa bilang seperti itu. Tapi aku juga manusia yang memiliki hati, tidak ada hubungan sebatas teman perempuan dan laki-laki tanpa menaruh hati satu sama lain. Aku dan kamu bisa bersama juga awalnya sebatas teman kan?" jawabku. Myun Jeo menunduk.
"Lalu kamu mau apa? Berpisah dengan ku? Kamu lupa jika aku yang menyelamatkan mu dari laki-laki hidung belang saat kamu melamar pekerjaan. Aku yang membuatmu jadi terkenal seperti ini?! APA KAMU TIDAK TAU BERAPA BANYAK DOLLAR YANG AKU HABISKAN AGAR KAMU BISA SEPERTI INI?! Jika bukan karena aku, kamu bukan siapa-siapa. Kamu tidak akan menjadi Seo Ah yang sekarang. Mungkin saja kamu hanya jadi gelandangan tanpa arah tujuan. DASAR PEREMPUAN JALANG!"
Bughhh...
Tiba-tiba aku melihat Chanyeol menonjok Myun Jeo tepat di pipinya. Aku tersontak kaget melihat kejadian itu.
"KAU BOLEH JADI LAKI-LAKI BRENGSEK TAPI TIDAK UNTUK SEO AH!!" bentak Chanyeol.
Aku sedikit terpukau, tapi tidak untuk situasi seperti ini.
"APA KAU TIDAK MEMILIKI HATI! SEO AH MENCINTAIMU! SANGAT MENCINTAIMU! BAHKAN ATAS PERLAKUAN MU DAN KATA-KATA MU YANG MENUSUK TAPI SEO AH TETAP MENCINTAIMU, KEPARAT!" lanjut Chanyeol. Aku berusaha menengahi mereka. Tapi tubuhku terlalu kecil untuk mereka lihat.
"Kumohon sudah cukup, kita dilihat orang banyak. Terimakasih berkat uangmu Seo Ah jadi terkenal. Tapi berkat Seo Ah kamu bisa dapat banyak uang melebihi apa yang kamu keluarkan. Ku ganti semua uangmu." kata Byung Jae melemparkan segepok dollar ke hadapan Myun Jeo yang terkapar di lantai karena bogeman Chanyeol. Kemudian dia menariku menjauhi Myun Jeo.
"Kita putus!" ucapku tepat diatasnya sebelum aku benar-benar tertarik oleh Byung Jae.
Sekarang aku tau apa yang akan mengisi berita di tv, internet dan SNS ku.
◻◻◻
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol » PCY (✓)
Fanfiction[complited] :-Bagaimana sih, rasanya memiliki mantan pacar seorang idol terkenal? Bagaimana sih rasanya harus kembali berhadapan dengan mantan pacar? Harus memerankan menjadi sepasang kekasih. Walau nyatanya mereka memang memiliki hubungan, tapi itu...