[complited] :-Bagaimana sih, rasanya memiliki mantan pacar seorang idol terkenal? Bagaimana sih rasanya harus kembali berhadapan dengan mantan pacar? Harus memerankan menjadi sepasang kekasih. Walau nyatanya mereka memang memiliki hubungan, tapi itu...
Sehun menghentikan laju mobilnya disebuah restoran Jepang. Sehun segera turun dan membuka kan pintu untuk Seo Ah. Chanyeol melihat itu namun dia hanya diam.
Baekhyun menyentuh pundaknya, mencoba menenangkan sahabat karibnya itu. Karena Baekhyun lah satu-satunya orang yang tau bagaimana perasaan Chanyeol.
Mereka pun masuk kedalam restoran, dan memilih untuk duduk dikursi paling pojok agar terjauhi dari jangkauan banyak orang.
Mereka adalah selebriti terkenal, semua warga negara hampir mengenal mereka. Bahkan kepopuleran mereka sudah tahap internasional.
Skip, kembali pada para 'Artis'
Sehun, Seo Ah dan Baekhyun memesan sushi, sedangkan Chanyeol memesan semangkuk Ramen.
"Ah sudah lama sekali ya rasanya," ucap Sehun sambil terus memandangi Seo Ah yang ada dihadapannya.
Seo Ah yang ditatap seperti itu merasa sangat malu, dia hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
"Ya! Kau membuat dia merasa tidak nyaman," ucap Baekhyun menyenggol lengan Sehun.
"Aa-ahh, tidak aku hanya tidak biasa ditatap seperti itu." jawab Seo Ah gugup.
Chanyeol tersenyum, "kenapa sekarang kau yang gugup? Apa ucapan Sehun membuat mu malu-malu?" kekeh Chanyeol.
Seo Ah menatap tajam kearah Chanyeol. Brengsekitubenar-benarsangatbrengsek, batin Seo Ah. Semua tampak menatap Seo Ah menunggu jawaban dari gadis itu.
"Hhmm... Ti-tidak. Bukan kah aku tadi menjawabnya, jika aku tidak bisa jika ditatap seperti itu." jawab Seo Ah. Dia menatap intens kepada Chanyeol yang tengah memandangnya dengan tatapan menilai.
"Hahaha... Tidak-tidak, aku hanya bercanda," gelak tawa Chanyeol membuat Seo Ah merasa sangat jengkel.
Seo Ah berdiri, "Hhhmm aku ingin ke kamar mandi sebentar," pamit Seo Ah. Dia pun segera pergi kekamar mandi, tanpa menunggu balasan dari ketiga laki-laki tampan tersebut.
Setelah selesai dengan urusannya, Seo Ah segera keluar dari kamar mandi. Lagi-lagi Chanyeol sudah berada tepat didepan pintu kamar mandi.
apa yang dia pikirkan? Berdiri didepan kamar mandi perempuan tanpa rasa malu huh, ucap Seo Ah dalam hati.
"Aku tau kamu sedang mengumpat untuk ku, katakan saja." ucap Chanyeol. Seo Ah menatap tajam kearah Chanyeol.
"Kau tau kau sangat menyebalkan Chanyeol." ucap Seo Ah purau.
"Kenapa kau kembali ke sini hm, apa kau tidak puas karena telah menyakiti hati ku dulu? Apa kurang bagimu? Aku sudah menyetujui untuk menjadi peran di drama ini. Apa itu kurang bagimu?!" lanjut Seo Ah menaikan sedikit nada bicaranya.
Chanyeol menatap Seo Ah dengan tatapan nanar. Apa yang dia pikirkan? Dia hanya tidak mau kehilangan Seo Ah.
Gadis yang masih berada dihatinya, gadis yang masih berada betah di pikirannya.
"Apa kau pernah memikirkan perasaan ku hm? Apa kau tau, selama ini aku merasa tersiksa atas ulah mu?! Dulu aku memang sangat sulit untuk melupakan mu. Tapi sekarang saat kebahagiaan itu datang, kau kembali datang Chanyeol!" ucap Seo Ah terdengat frustasi.
Chanyeol menatap Seo Ah lekat. Air mata gadisnya sudah turun membasahi pipi rona nya. Chanyeol mengangkat tangannya dan menghapus butiran air yang pedih itu.
Seo Ah melepaskan tangan Chanyeol yang mengelus pipinya. Lalu dia membuang mukanya agar Chanyeol tak lagi menyentuh wajahnya.
Seo Ah kalut, dia frustasi dan sedikit emosi pada Chanyeol.
"Sekarang, apa mau mu?" tanya Seo Ah.
"Mau ku?" Chanyeol balik bertanya.
"Katakan, apa yang kau mau dari ku." balas Seo Ah.
"Yang aku inginkan, aku ingin tetap berada disamping mu. Aku ingin berada di sisimu saat aku jatuh. Aku ingin menjadi orang pertama yang menghapus air mata mu.
Ini memang terdengar aneh, berteman lah dengan ku. Maka aku tidak akan melampiaskan perasaan pada mu." ucap Chanyeol.
"Kau memberiku sebuah tantangan?" tanya Seo Ah masih tidak mengerti.
Chanyeol tertawa pelan, "tidak, aku hanya menawarkan diri untuk menjadi teman mu." jawab Chanyeol.
"Ba-baiklah, kau akan menjadi teman mu." ucap Seo Ah dengan santai. Walau kini hati dan pikirannya masih bertanya-tanya.
