"Tumben sendirian?" Tanya Bongjae, kebetulan ketemu dikantin lagi ngantri beli es manado.
"Bukan urusan lo," gue langsung nggak mood ngelihat mukanya, bawaannya emosi.
Gue pergi ninggalin Bongjae, gue udah nggak selera beli es manado. Gue balik ke tempat duduk gue sama Bomin.
"Lah, mana es manadonya?" Tanya Bomin ngelihat gue balik dengan tangan kosong.
"Gue mendadak nggak selera, Min," gue ngusap muka gue.
"Mau balik?"
"Habisin dulu nasi goreng lo. Lo belom sarapan," Bomin ngangguk, terus ngabisin nasi goreng dengan lahapnya. Kelaperan dia.
.
Pulang sekolah gue sama Bomin pisah di kelas. Gue ke lapangan buat nyari Kak Jangjun, sedangkan Bomin langsung pulang karena nggak ada kegiatan.
Gue jalan ke lapangan yang lokasinya ada di deket taman belakang. Tapi bedanya kalo di lapangan rame, di taman sepi banget. Dan, taman sekolah gue nggak terawat. Banyak taneman pada layu karena nggak ada yang nyiram, mungkin efek taman itu sepi. Buah-buahan yang udah pada jatuh pun nggak ada yang bersiin, alhasil busuk deh.
"Ikut gue,"
Tangan gue ditarik sama... Bongjae?
"Nggak, lepasin woy," gue narik tangan gue tapi dia nggak ngelepasin, dia bawa gue ke lapangan indoor, di sana sepi karena anak cowok di sekolah gue lebih suka make lapangan outdoor.
"Maafin gue, pliss," Bongjae belum ngelepasin pegangan tangannya.
"Nggak,"
"Lo minta gue putus sama Vania?" Gue ngangguk.
"Gimana.. Kalo lo jadi pacar kedua gue? Gue nggak perlu mutusin Vania," katanya sambil senyum-senyum.
Lah, ini gue dijadiin selingkuhan?
Ingin ku berkata kasar :) Bisa-bisanya dia bikin gue fly? Senyumannya itu lho gue gak kuat.
"Lah, gue dijadiin selingkuhan?"
"Gue nggak bilang selingkuhan, Ca. Pacar kedua sama selingkuhan itu beda,"
"Lah, sama aja,"
"Istri aja maksimal jatahnya empat, lah masa punya pacar 2 nggak boleh?"
Astaghfirullah. Ya Allah berilah hamba-Mu ini kesabaran.
"BONG JAEHYUN!!!"
**
"Jibeom, Callysta, kalian satu kelompok. Rangkum bab 3," Kata Pak El alias Pak Myungsoo guru biologi.
Aduh, sama Jibeom. Bukannya nggak mau sih tapi ya gimana ya, Jibeom itu.. Gue nggak takut Jibeom, yang gue takutin malah anak buahnya si Joochan sama Donghyun.
"Ssstt," Jibeom yang duduknya pas dibelakang gue ngode manggil ke gue.
"Apaan" bisik gue karena Pak El belum keluar kelas.
"Nyicil entar sore di rumah lo," jawabnya.
"Jangan ke rumah gue," iyalah, jelas gue nolak. Ntar Kak Yoon ngelihat mukanya Jibeom. Takutnya dia ngamuk karena bikin gue bolos. Bukan dia sih yang bkin gue bolos, tapi kan.. Ya gitu.
"Pilih di rumah lo tapi aman, atau di rumah gue ada Donghyun sama Joochan?" Aelah, sama aja nggak aman.
"Perpustakaan kota aja,"
"Oke, eh tapi lo ke sana naik apa?"
"Gojek,"
.
"Kak, gue habis ini mau ke perpus kota," pulang sekolah gue nyaperin Kak Jangjun yang lagi di kantin sama Kak Tag n Kak Seungmin.
"Sama siapa?"
"Gojek,"
"Lah, lo ke sana sendirian?"
"Ck, bilangin sama gojek,"
"Callysta sama gue, Kak," Gue denger suara Jibeom yang udah mulai gue kenali di belakang gue.
"Lo, ada hubungan apa lo sama adek gue?" Tanya Kak Jangjun sensi.
"Apaan sih kak, mau ngerjain biologi juga," sahut gue.
"Lo izin sendiri sama Kak Yoon. Gue nggak mau Kak Yoon ngomelin gue gara-gara lo keluar sama nih anak,"
"Ck, ngerjain tugas doang,"
"Ya terus kenapa ngerjainnya di luar? Kenapa nggak di rumah? Nyari wifi? Lah di rumah kan ada wifi. Lo mau ngerjain tugas apa pacaran sih Ca? Dan lo, Jibeom. Gue nggak sudi lo deket sama Callysta!"
***
Indonesia, 9 Juni 2018
17:52 WIB