Fourty-eight

582 93 5
                                    

" Eh kau ni selalu memandai buat kesimpulan sendiri kan ? "

" Ish kau ni .. aku nampak dia cium dahi yury dalam bas minggu lepas . Waktu tu aku ternampak sebab aku duduk kat seat belakang sekali "

Jeongyeon bercakap dengan begitu yakin sehingga tangannya turut sama diawangan . Sana menggelengkan kepalanya . Matanya terlihat ke arah Jihyo yang sedang menekup wajahnya di atas meja . Dia berpaling semula ke arah Jeongyeon untuk bertanya .

" Weh Jihyo tu dah kenapa monyok jer ? "

" Ooo baru berputus dengan boyfriend dia lah tu " jawab jeongyeon sambil membuat muka selamba .

" Bukan ke dah couple 5 tahun ? Cepat betul putus "

Sana menggelengkan kepalanya melihat keadaan Jihyo yang agak tidak terurus . Jihyo masih tidak bergerak seinci pun dari meja belajarnya . Naik risau semua orang dibuatnya . Tiba-tiba dia terpandang satu figura yang sedang berbual dengan Guan lin .

" Hwang Minhyun tu memang selalu datang pinjam kamus dengan Guan Lin eh ? " soal Sana . Jeongyeon mengangguk laju sambil turut memerhatikan Minhyun 

Jihyo tiba-tiba bangun daripada tempat duduknya . Dia mengorak langkah ke luar kelas . Sana menjerit memanggilnya .

" JIHYO KAU NAK PERGI MANA HAH ? "

" Tan .. das " jawabnya dengan malas .


SKIP

" Kenapa kau tinggalkan aku ? " Jihyo duduk berteleku di suatu sudut perpustakaan sambil menangis sendirian . Air mata yang cuba ditahan tetap mengalir keluar tanpa had . Jihyo menyapu air matanya . Tak lama kemudian , angin menyapa lembut wajahnya hingga dia dapat rasakan ketenangan buat seketika . Matanya tiba-tiba tertangkap seorang lelaki kacak sedang berdiri di sebalik langsir sambil membaca buku . Jihyo berhenti menangis seketika . Wajah lelaki itu bagaikan magnet yang membuatkan dia tertanya siapakah lelaki itu . Lelaki itu mengangkat wajahnya lalu memandang Jihyo yang pipinya sudah kemerahan .

Minhyun terus melangkah ke arah Jihyo . Jihyo kaku ditempat duduknya .

" Owh jadi kau lah bekas perempuan kawan aku ? " soal Minhyun selamba .

" APA KAU CAKAP ??? " Jihyo menggenggam erat tangannya . Darahnya naik serta merta menahan kemarahan .

" AKU CAKAP KAU KAN BEKAS PEREMPUAN KAWAN AKU ?? "

Minhyun bergerak setapak ke arah Jihyo sambil tersenyum sinis . Jihyo mengundurkan langkahnya ke belakang .

" Ja-jangan dekat " kata Jihyo , gagap .

Minhyun menarik lembut rambut Jihyo sambil tersenyum . Tak bukan senyuman manis namun senyuman sinis sebaliknya .

" Kenapa ? Kau blushing ke ? " soalnya sinis .

Jihyo menggeleng laju .

" Kau memang perempuan murah , Jihyo "

Jihyo tergamam dengan kata-kata kesat yang dikeluarkan oleh Minhyun . Minhyun menarik lagi rambut Jihyo hingga diri gadis itu kini rapat dengannya .

" Jangan mudah sangat jatuh cinta dengan orang , bodoh "

Minhyun berlalu pergi dengan senyuman penuh makna meninggalkan Jihyo yang masih terkulat-kulat di dalam perpustakaan .

" Weh Minhyun kau pergi mana ? Cakap nak pinjam kamus dengan aku? " soal guan lin yang terlihat Minhyun keluar dari perpustakaan .

" Takpelah aku dah jumpa kamus " jawab Minhyun yang tiba-tiba ketawa sendirian .

" Kawan aku ni dah gila agaknya sebab baca banyak sangat novel cinta kot "

Guan lin cuba bersangka baik walaupun dalam hatinya terfikir mungkin kawannya sudah gila tanpa sedar .

" KAU INGAT NI HOSPITAL TANJUNG RAMBUTAN KE HAH ??? "








[C] My Future Wife | Minatozaki SanaWhere stories live. Discover now