♡ Fourty - Seven ♡

589 93 12
                                    


Sana POV

Sekarang ni , cuma aku yang tinggal kat masa lalu tapi sampai bila aku nak menetap kat sini ?

3 minggu lagi , tempoh 3 bulan yang omma aku cakap tu akan berakhir . Aku harap aku dapat selesaikan semua ni . Cuma satu yang masih belum selesai—

End of Sana POV

" Sana .. "

" Omma ? "

Sana berpaling ke belakang melihat ke arah ibunya yang memakai gaun putih .

" Kenapa omma datang sini ? " soalnya hairan

" Omma nak tanya , dia pernah cakap tak dia sukakan kamu ? " soal omma Sana .

Sana menggeleng perlahan . Dia tahu apa yang ommanya cuba sampaikan .

" Dalam masa 3 minggu , cuba buatkan dia sebut perkataan tu yang betul-betul datang dari hati dia . Kalau kamu tak berjaya kamu akan —"

" —Sana akan hilang kan ? Bukan buih tapi seperti tak pernah wujud sebelum ni kan ? " kata Sana sambil memandang tepat pada anak mata ibunya .

" Kamu sanggup ke hilang wahai anakku—acewah berdrama tv3 lebih pula ni "

Spontan ibu Sana membuat lawak yang tidak dapat dihadam oleh seluruh penduduk korea memandangka siaran tv3 tidak pernah wujud dalam siaran negara mereka .

K staph it .

" Omma .. Sana cuma boleh cakap macam ni . Sana lebih sanggup tak wujud daripada memaksa dia sukakan Sana sedangkan sekelumit perasaan tu pun tiada dalam hatinya "

" Bagus kamu sekarang ni . Makin matang dah anak omma "

" Tengok lah anak siapa ni "

" Anak omma kan ? "

" Tak , anak pungut . Hahaha gelak la omma "

" HA-HA-HA "

Keadaan yang suram itu cuba diceriakan walaupun hakikatnya mahu juga dia menangis waktu ini .

" Eh omma pergi dulu tau ? Dah lewat meeting ni . Bye anakku hohoho "

Ibu Sana melambaikan tangannya lalu terus menghilang .

" Oh mommy , tengok ada benda hilang !! "

Seorang budak lelaki berumur 6 tahun menunjukkan ke arah Sana . Sana yang terdengar jeriran budak lelaki itu berpaling lalu mengenyitkan matanya . Jari telunjuknya diletkkan ke bibir isyarat ' senyap ' .

Budak lelaki itu mengangguk lalu membuat isyarat tangan seperti sedang mengzipkan mulutnya .

+++

" Weh Sana " panggil Jeongyeon tiba-tiba

" Ya kenapa ? "

" Minggu depan kau duduk dengan siapa dalam bas ? " tanya jeongyeon

" Aku tak kesah dengan sesiapa pun . Asalkan aku selesa " jawab Sana .

Jeongyeon membuat muka sedih lalu memandang sayu ke bawah .

" Kita tak satu bas la weh . Kau bas nombor 2 "

" Siapa eh penumpang bos nombor 2 selain daripada aku ? "

" Tak silap aku , Guan Lin dan geng dia yang lain "

" WALOWEI BETUL KE ?? "

Sana melompat keterujaan namun senyumannya terus mati

" Kenapa ? "

" Aku tak dapat nak pergi lawatan tu "

" Eh kenapa ? "

" Aku kena jaga kedai aiskrim cekodok pak cik Jeon lah punya pasal . Minggu depan dia pergi Dubai nak cari bini solehah untuk dirinya "

Jeongyeon menghentakkan tangganya atas meja belajar Sana . Geram mungkin .

" Ish ni rasa nak tumbuk muka pak cik jeon tu . Tak habis-habis cari jodoh . Buat apa cari zaujah ? Sedangkan esok hari dah jadi bakal jenazah orang tua tu "

Sana cuma mengiyakan sahaja setiap bebelan Jeongyeon . Kepalanya sarat dengan fikiran .

" Weh kau kenal anak pak cik jeon yang perempuan tu ? "

Sana mengingat kembali wajah jungkook yang seperti perempuan itu .

" Jeon Jungmi ke ? "

" Ha'ah budak perempuan tulah "

" Dah kenapa dengan dia tiba-tiba kau sebut nama dia ni ? "

" Aku tertanya .. Nama dia Jungmi atau Jungkook sebab aku pernah dengar pak cik Jeon panggil dia jungkook "

" Eh takdelah .. Jungmi lah . kau salah dengar kot "

Sana cuba menutup isu jungkook yang dikemukakan oleh Jeongyeon .

" Aku pernah nampak .. Jungmi cium perempuan . Dia lesbian ke ? "

TBC 💚

Rasa macam nak unpublish jer ff ni
Huhu 😭

[C] My Future Wife | Minatozaki SanaWhere stories live. Discover now