Jaehyun sibuk melihat sekeliling bar. Gelas berisi minuman di tangannya jadi terabai. Dia harus mengingatkan dirinya agar jangan dulu mabuk. Ini akan jadi malam panjang⚊yang dimulai saja pun, belum.
Dia menatap meja yang disusun berbaris rapi. Hanya segelintir wanita terlihat di sana, dikalahkan banyaknya laki-laki berbagai usia memenuhi tiap penjuru. Tak mengherankan. Ini adalah bar non hetero. Hampir semua dari mereka tampak gugup dan tidak nyaman. Layaknya Jaehyun.
Apa yang aku lakukan disini?
Ini buruk
Jaehyun masih menolak percaya.
Seorang pria dalam setelan jas melangkah maju. Volume keras musik pengiring ikut memelan. Jaehyun menebak, jika acaranya akan segera dimulai.
"Selamat malam para gentleman." Pria itu menebar senyum ramah pada tiap tempat kerumunan berkumpul. "Selamat datang di The Sense7."
Jaehyun ingin mati. Setelah mencapai titik terendah dalam kehidupan sosialnya. Dengan berlebihannya, Jaehyun lebih mengharapkan mati.
"Beberapa dari kalian mungkin sudah akrab dengan acara semacam ini, dan beberapa lagi mungkin tidak. Untuk itu saya akan membahasnya sedikit." Pria⚊yang Jaehyun asumsikan sang penyelenggara acara⚊lanjut bicara. "Kami menyebutnya First Impressions, tapi di kalangan umum lebih ramai dikenal dengan Speed Dating. Cara mudah mendapatkan pasangan yang tepat dalam waktu singkat."
Jaehyun menutup matanya.
Speed Dating.
Iya. Dengan melakukan ini satu hal baru akan masuk dalam list hal terkonyol yang pernah dia lakukan. Seorang sepertinya yang bahkan tak pernah berniat serius mengikuti online dating, sekarang justru melakukan hal yang jauh lebih beresiko. Apa lagi sebutannya jika bukan kenekadan yang konyol?
Isi kepalanya sedang sedikit butuh distraksi.
Mengesampingkan prinsip jangan mabuk yang sejak awal kukuh dijaga, tangan Jaehyun kini justru mendekatkan gelas ke bibirnya. Meneguk habis dalam satu kali tegak. Tidak apa-apa, putusnya. Toh, toleransi alkoholnya juga di atas lumayan.
Dalam sudut manapun dilihat, dia yang seorang lulusan jurusan sastra Inggris perguruan tinggi terkemuka sangat mustahil dicap bodoh. Tapi nyatanya di sini lah dia. Dengan alasan putus asa karena kesulitan bertemu seseorang dan menjalin hubungan romantis yang baik nan normal. Sungguh ironi.
"Baiklah, mari kita mulai." Sang penyelenggara acara menepukkan kedua tangannya sekali. "Silakan duduk sesuai urutan nomor untuk menempati kursi yang telah kami sediakan. Pemakai stiker bernomor dengan warna hitam yang akan berpindah tempat⚊menggeser kursi ke meja samping nanti tiap kali bel dibunyikan. Ada pertanyaan?"
Beberapa orang menggelengkan kepala. Kebanyakan lain justru tampak seperti Jaehyun⚊seolah-olah mereka menyesal datang, ingin pergi saja dan tidak usah kembali.
Oke, aku coba saja.
Lagipula sudah terlanjur. Uang pendaftaran yang cukup mahal itu tidak dapat dikembalikan dengan alasan apapun. Sungguh peraturan yang merugikan.
Jaehyun menepuk stiker hitam bernomor di dadanya. Sembilan belas. Ia melirik kursi bernomor itu⚊hampir di seberang dari tempatnya berdiri.
Saat musik mulai menggema lagi, para peserta mulai menyebar. Jaehyun mendekati kursi miliknya. Sudah ada seseorang menunggunya disitu. Dia tersenyum, Jaehyun membalasnya⚊meski pasti terlihat ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speed Dating [19/?]
FanfictionKeputusasaan berbeda memaksa Jung Jaehyun dan Lee Taeyong sama-sama mengikuti sebuah acara berkesan konyol di salah satu bar. Kebanyakan orang terbiasa memberi sebutan speed dating; cara mudah mendapatkan pasangan tepat dalam waktu singkat, jika cuk...