Limabelas.

1.3K 266 59
                                    

Di minggu berikutnya, sesuai janji, Jaehyun tiba menjemput di depan pintu pukul lima tepat. Mereka berbincang sebentar sambil berjalan bersisian menuju mobil. Taeyong menawarkan diri menyetir untuk perjalanan bersama kali ini karena sudah amat tahu jalan ke rumah Seulgi. Jaehyun tanpa repot dan protes, mengiyakan.

"Siapa saja yang akan kita temui nanti?"

"Sahabatku. Seulgi, YooA, Ten, Chungha." Taeyong menyungging senyum kecil saat melirik. "Lalu si calon pengantin pria, saudara dan teman dekatnya."

"Kau kenal mereka semua?"

Taeyong memberi gelengan kecil, tanpa ragu membelok stir mobil di ujung blok.

"Hanya ada sebagian teman sekolahku dulu. Tapi aku cukup mengenal keluarga besar Seulgi."

"Got it. Ada yang lain?"

"Pacar YooA dan Chungha."

Anggukan paham diberikan Jaehyub sembari menyamankan posisi duduk. "Tunangan Ten juga?" tebaknya.

"Hm. Sebenarnya mereka sudah tidak bersama lagi."

Jaehyun menoleh cepat, kentara sekali terkejut. Pasalnya dia ingat benar Taeyong selalu bercerita betapa mesranya sahabat lelaki kecilnya satu itu dengan sang tunangan yang seorang manager idol hingga membuatnya iri.

"Apa yang terjadi?"

"Aku belum tahu juga detail-nya bagaimana."

Taeyong tak berniat melanjutkan topik ini sungguh. Rasanya tidak benar saja membicarakan kejelasan hubungan orang lain di belakang mereka. Apalagi jika milik sahabat sendiri.

"Aku menonton pertandinganmu kemarin." Taeyong melirik sesaat, tersenyum kecil penuh bangga. Sekaligus mengalihkan topik. "Kau hebat."

Kalimat pujian sekaligus senyum kecil penuh bangga dari Taeyong membuat detak jantung Jaehyun bertalu lebih kencang. Telinganya tanpa sadar kembali memerah lucu, dengan canggung dan malu-malu membuang muka ke luar jendela sekaligus memberi isyarat angkat bahu. "Itu bukan kemenanganku pribadi. Semuanya berkat kerjasama tim."

"Kalian pasti sudah berusaha keras."

Jaehyun mengangguk kali ini. "Terima kasih."

Mereka terdiam beberapa waktu berikut, sampai akhirnya mobil terparkir di lingkungan perumahan yang terbilang tenang.

"Here we go." Taeyong menarik nafas panjang saat melepas sabuk pengamannya. "Siap?"

Jaehyun melirik, memberi anggukkan. "Tentu."

"Yakin?" Taeyong agak sangsi sekaligus khawatir, sampai menggigit bawah bibir sendiri. "Akan ada banyak orang asing di sana."

Jaehyun sampai dibuat gemas, terkekeh hingga tanpa sadar mengusap kepala Taeyong. "Yakin. Tidak perlu khawatir."

Meski ragu, akhirnya Taeyong mengangguk. Mereka keluar dari mobil dan dia memimpin jalan menuju sumber tawa dan suara obrolan ramai di halaman belakang sebuah rumah asri bernomor 14.

Chungha jadi paling pertama menyambut kedatangan keduanya.

"Hei!" Dia mendekat, tanpa sungkan memberi Taeyong pelukan erat. "Apa dia Jaehyun yang sering kau ceritakan itu?"

"Iya." Taeyong mengabaikan tatapan Jaehyun padanya. Kalimat 'sering kau ceritakan' sepertinya jadi pemicu hal tersebut. Chungha... Taeyong ingin sekali mencubit lengan sahabat perempuannya itu keras-keras.

"Jaehyun, kenalkan, ini sahabatku, Kim Chungha."

Jaehyun menjabat tangan wanita mungil itu sambil tersenyum menyebutkan namanya. Ketika mereka baru asik bicara sebentar, dua gadis cantik lain⚊Seulgi dan YooA⚊datang. Taeyong memperkenalkan mereka bergantian juga padanya.

Speed Dating [19/?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang