Empat.

2.5K 464 44
                                    

Dengan keringat yang turun, Jaehyun terengah-engah memenuhi teriakan sang pelatih untuk kembali ke posisi semula sesuai formasi. Dengan penuh niat, dia dan yang lain bahkan memberi julukan tersendiri yang sesuai untuk ini; jadwal latihan neraka.

"Kerja bagus semuanya! Cukup untuk hari ini!"

Begitu pengumuman selesai, desahan lega menggema di mana-mana.

Jaehyun menuju bangku di sisi lapangan bersama yang lain⚊mendekati tas miliknya. Bahu bidangnya lunglai setelah setengah botol minuman dingin tandas.

Seseorang menyenggol bahunya dan ia melihat rekan setim, sekaligus teman sekamar, Mingyu.

Mingyu menyeringai. "Masih hidup?"

Jaehyun tertawa. "Sepertinya coach agak berbaik hati hari ini, so yeah."

Mereka langsung angkat kaki dari sana.

Di ruang ganti, setelah mandi, Jaehyun duduk di bangku, mengikat tali sepatunya sementara Mingyu duduk di sampingnya.

"Ikut? Hang out dengan yang lain?"

Jaehyun mengangkat alisnya saat ia menghadap rekan satu timnya itu. "Kemana?"

Mingyu mengangkat bahu, sibuk mengusap kepala basahnya dengan handuk. "Tidak tahu. Kemungkinan besar bar. Mumpung besok kan jadwal latihan kosong."

Jaehyun tidak terlalu ingin terlibat. Namun setelah dipikir lagi tak ada salahnya. Dia juga sedang jenuh. "Okay. Aku ikut."

"Aku juga mau⚊"

Johnny meninju lengan si sepupu. "Nope. Kau masih bocah. Tidak usah ikut-ikutan."

"I'm twenty, man!!! I'm⚊"

Mingyu tertawa dan melemparkan handuknya tepat ke wajah Lucas. Si bocah besar itu menjerit dan melempar handuk malang tadi ke lantai sambil menggerutu.

Tiga lainnya tertawa puas sampai lelah, saling melempar ledekan mereka sampai akhirnya selesai ganti pakaian. Baru berjalan bersama menuju tempat parkir.

"So, ke mana kita pergi, hyeongdeul?" Lucas bertanya sambil memeriksa ponsel.

"Jangan tanya aku." Jaehyun menenggelamkan tangannya ke saku.

Tak lama ada dua rekan satu tim lain menyapa dan bilang ingin juga ikut. Eunwoo dan Moonbin. Si duo tak terpisahkan.

"Aku tahu tempat bagus," kata Eunwoo. "Jaraknya lumayan dari sini tapi."

"Tidak terlalu ramai kan di hari-hari begini?" Jaehyun tidak bisa menjaga sikap skeptis keluar dari nada suaranya. Ini hari rabu malam, sebagai info, memang bukan weekend, tapi tetap saja.

Mingyu mendorong dadanya main-main. "Jika tidak ramai mana seru! Ayo langsung pergi saja!"

Mereka bubar menuju kendaraan mereka, dengan Eunwoo di mobil lain bersama Moonbin sebagai penunjuk jalan.

Butuh dua puluh menit kurang lebih, mereka turun di tempat parkir sebuah bangunan gemerlap, juga musik bass dibuat mendentum keras hingga keluar dari pintu tempat yang jadi tujuan mereka.

Tidak ada formalitas seperti pemeriksaan merepotkan apapun. Mereka bisa masuk dengan aman.

Di dalam, Jaehyun refleks mengerjap beberapa kali kedua mata sampai terbiasa dengan lampu menyala berkedip.

"Ini yang aku maksud!" Mingyu menepuk bahu si roommate⚊seringai lebar menampakkan gigi taring manisnya memberi isyarat dia sedang dialiri semangat menggebu. "Di sini kita bisa puas minum, menari, sekaligus dapat partner one night stand hanya bermodal niat!"

Speed Dating [19/?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang