Taeyong.
Si pemilik kepala merah muda sedang menyangga dagu dengan sebelah tangan, memainkan garpu di piring kosong dengan tangan satunya penuh bosan. Kepalanya menunduk dalam, mata terlampau fokus pada ponsel pintar di atas meja yang kini tengah mem-play video. Jika bukan karena warna rambut mencolok itu, Jaehyun sepertinya takkan bisa mengenalinya dalam sekilas lihat.
Berniat menghampiri, Jaehyun justru berpapasan dengan wanita cantik yang juga merupakan pemilik restoran.
"Ah, kau lagi. Selamat datang." Yoona tersenyum dengan tangan masih memegang teko air. "Mau aku ambilkan sesuatu?"
Taeyong berbalik dan melihat ke arah mereka dari jauh. Jaehyun tersenyum padanya sebelum kembali menjawab tawaran sebelumnya.
"Tolong yang seperti kemarin saja."
Yoona mengangguk dan berjalan pergi untuk mengambilkan pesanan.
Jaehyun berpaling ke arah Taeyong untuk mendekati mejanya. "Hai lagi," sapanya seraya mendudukan diri.
Sama sekali tak ada senyum balasan dari yang ditegur. Hanya picingan mata curiga. "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Sedang ingin makan tteokbokki?"
Taeyong tidak terlihat percaya padanya. Dia menatapnya sampai Jaehyun mulai merasa malu sendiri. Untungnya Yoona kembali sesaat kemudian, menaruh seporsi tteokbokki di depannya.
"Silahkan dinikmati." Dia berpaling ke Taeyong. "Mau tambahan cemilan, Yongie?"
"Tidak usah, nuna. Terima kasih."
"Tentu. Panggil saja jika butuh sesuatu."
Yoona berjalan pergi.
Jaehyun meraih garpu dan mulai makan, rasa pedas meleleh di bibirnya dan itu enak sekali. Sebelum dia sadar, setengah porsi tteokbokki dia habiskan sendiri, sementara Taeyong mengalihkan perhatiannya kembali ke video. Sama sekali tidak ada percakapan sampai isi piring Jaehyun habis tak bersisa.
Jaehyun menuangkan sendiri air minum setelah itu. Dia bisa merasakan Taeyong menatap padanya lagi dan kali ini dia tak berniat sengaja menghindari.
Untuk beberapa waktu lain, tetap tak satu pun dari mereka bicara.
Begitu bibir Taeyong terbuka hendak berujar⚊singkat, Jaehyun teralihkan fokus ke sana.
"Kau benar hanya datang untuk makan tteokbokki?"
Jaehyun menatap piring kosongnya dan mengangguk. "Iya. Aku belum berniat pulang, tak sengaja lewat sini, dan kemudian memutuskan mampir."
Ketika mereka bertemu mata lagi, ada suatu ekspresi tak terbaca di wajah Taeyong.
"Oh begitu..."
Mereka kembali diam. Tidak seperti sebelumnya, saat pertemuan pertama mereka di The Sense7, kali ini tidak ada rasa canggung tak nyaman untuk Jaehyun dengan kehadiran Taeyong di sekitarnya.
"Bagaimana latihannya?"
Kaget, Jaehyun menaruh gelas di tangan ke meja. "Latihan?"
Taeyong menunjuk sesuatu di atas kepalanya.
Topi? Benar juga. Jaehyun belum melepas topi berlambang kebanggaan tim-nya itu sejak keluar dari bar. Dia mengangguk. Pantas saja Taeyong bisa menyimpulkan begitu.
"Latihannya tak terlalu buruk. Besok juga kami dapat jatah libur dari coach."
"Libur?" Alisnya naik. "Pertandingan resmi kalian berikutnya sebentar lagi. Bukannya kalian harus berlatih keras?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Speed Dating [19/?]
FanfictionKeputusasaan berbeda memaksa Jung Jaehyun dan Lee Taeyong sama-sama mengikuti sebuah acara berkesan konyol di salah satu bar. Kebanyakan orang terbiasa memberi sebutan speed dating; cara mudah mendapatkan pasangan tepat dalam waktu singkat, jika cuk...