Jantung Jaehyun bertalu kuat melawan rusuk samping kiri, tepat berapa menit setelah meninggalkan sisi Taeyong. Bergabung bersama rekan timnya ke atas panggung agaknya selain demi memenuhi perintah coach juga jadi upaya kabur tak terencana. Bagusnya meja yang tadi ditinggal jadi terhalang pandang karena saking banyak orang.
Jaehyun butuh waktu berpikir sejenak. Soal apa yang terjadi tadi itu. Pun menetralkan sensasi hangat yang kian menjalar di bawah kerah melalui usapan kasar wajah.
Dia merasa layak mendapat cacian bodoh sekarang.
Taeyong sekedar main-main dan dia hampir kelepasan menciumnya karena itu. Hal sejenis tadi, tidak boleh dibiarkan terjadi lagi demi keselamatan hatinya.
Ingat Jaehyun,
Semuanya hanya kesepakatan sementara
Jangan berharap lebih⚊Riuh rendah tepuk tangan bergema atas ucapan dari manager tim, entah mengenai hal apa Jaehyun tidak sempat memproses dari yang dia dengar. Meski begitu senyumnya masih terbentuk, tangannya pun ikut bertepuk bersama yang lain.
Tak butuh lama waktu para pemain dipersilahkan turun panggung lagi, diberi ucapan sekaligus kebebasan senang-senang untuk sisa malam. Yang mana termasuk makan dan minum tanpa perlu memikirkan siapa yang bayar. Sudahkah Jaehyun bilang tadi coach sedang punya mood super bagus? Karena ya semua yang disinggung barusan, beliau yang akan menanggung penuh.
Johnny dengan sebelah siku sengaja menyenggol Jaehyun. "Ayo main kartu, ajak Taeyong juga."
Taeyong kemana? Tidak terlihat dimana pun.
"Aku cari dia dulu."
Junhoe, di sisi lain Jaehyun, melakukan hal yang jadi kebiasaannya saat tertawa⚊menampar nampar objek terdekat. Kebetulan saat itu bahu Jaehyun begitu potensial.
"Dia sudah hilang saja? Payah~ Perbuatan salah apa yang kau perbuat kali ini, Jung, sampai ditinggal partner mu cepat sekali?"
Jaehyun berubah cemberut.
"Atau karena dia baru sadar betapa membosankannya dirimu, eh?"
Orang-orang di dekat sana ikut tertawa. Sepertinya itu terdengar seperti lelucon bagi mereka.
"Fuck off." Johnny mendorong dada Junhoe yang baginya terlalu berisik, hingga yang bersangkutan mundur hilang keseimbangan.
"Chill, dude. Aku cuma bercanda."
Bukan tersinggung, si pria bermarga Go hanya menyeringai lalu melenggang santai dengan para pengikutnya. Jengah sekali dilihat, sampai si kapten memutar mata.
"Don't mind that. Find him, Jay. Nanti susul saja. Aku sisakan tempat untuk kalian berdua di sana."
Jaehyun mengangguk dan menerobos kerumunan. Dia sempat berhenti sesekali saat ada fans dadakan. Memberi fans service soperti autograph, jabat tangan, foto bersama, semacam itulah. Biasanya dia tidak keberatan. Hal ini sering terjadi di acara kumpul khusus semacam ini.
Terkecuali malam ini, Jaehyun sudah ingin menjambak rambut sendiri saat seseorang menyentuh lengannya untuk berhenti. Dua wanita muda, tersenyum cantik bersikeras minta foto bersama saat itu juga.
"Aku fans beratmu! Say kimchi~" Yang pertama merangkul lengannya, berjinjit mendekatkan wajah dengan di satu tangan ponsel tergeggam. Foto berhasil didapat tanpa sempat Jaehyun bereaksi. "Jaehyun ssi melihat kemana?" Dia terkikik begitu melihat hasilnya.
"M-maaf." Jaehyun berdehem lalu coba tersenyum.
"Kita harus foto lagi."
Ketika wanita muda barusan mendekat lagi, dia memutar sedikit badan ke arah belakang, menyelipkan lengan ke area pinggang, hingga Jaehyun bisa merasakan lekukan khas wanita di sisi tubuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speed Dating [19/?]
Fiksi PenggemarKeputusasaan berbeda memaksa Jung Jaehyun dan Lee Taeyong sama-sama mengikuti sebuah acara berkesan konyol di salah satu bar. Kebanyakan orang terbiasa memberi sebutan speed dating; cara mudah mendapatkan pasangan tepat dalam waktu singkat, jika cuk...