Kemarahan vano

9.2K 306 2
                                    

Sesampai nya vano di rumah sakit , vano langsung meminta bantuan pada dokter dan suster
Sekarang vano sedang berada di lorong rumah sakit menyendiri , tiba tiba ada yang menelepon nya ternyata itu adalah diva vano pun mengangkat telepon itu
" ka ada di mana?" Tanya diva
" kenapa " tanya vano
" aku udh tau ka siapa pelakunya " ucap diva
" gua di lorong rumah sakit " ucap vano
" aku kesitu ka sama ka Alvaro " ucap diva dan telepon pun di matikan
" siapa pun orang itu gua Gak bakalan maaf Pin" ucap vano geram
**
" No" ucap Alvaro
" cerita in ,siapa pelakunya " ucap vano

FLASBACK ON
" ka raisa ka pingsan di kamar mandi sekarang lagi di bawa ka vano ke rumah sakit " ucap diva pada Alvaro
" HAH!" Ucap Alvaro
" sekarang kita kerumah sakit " ucap Alvaro
" jangan ro , mending kota cari tahu siapa yang ngelakuin ini " ucap Arya
" di kamar mandi Cewe kan ada CCTV " ucap nyok
" pinter lo " ucap Rizal
" udah dari dulu kali " ucap nyok
" kita ke Pak Edi ajah Lot CCTV nya " ucap fernan
Mereka pun bergegas ke TU untung melihat CCTV
" sampai nya mereka disana, mereka langsung meminta izin kepada Pa Edi untuk melihat CCTV kamar mandi , dan Alvaro melihat raisa di dorong oleh Sinta sampai dia pingsang
" tolol ni anak " ucap Alvaro
" kita ke rumah sakit sekarang " ucap sopi
" gua mau nemuin Kepsek dulu mau ngasih tau " ucap keyla
" gua ikut" ucap nyok
" Yaudah yang lain ikut gua " ucap Alvaro
FLASBACK OFF
" goblok ! Dimana si Sinta sekarang?" Ucap vano geram
" tahan dulu No" ucap Arya
" gimana rasa nya pacar lo di gituin?" Ucap vano geram
" kalo sampe raisa kenapa Napa , gua Gak bakalan diam " ucap vano
" No , gua udh kasih tau ayah sama mamah nya Sinta dan dia bakalan pindah lagi ke Prancis " ucap Alvaro
" terserah " ucap vano
Tiba tiba saja pintu kamar raisa terbuka muncul lag dokter dan suster
" gimana ke adaan raisa dokter " ucap vano
" keadaan nya baik baik saja , untung darah nya tidak mengalir terlalu banyak , dia harus di rawat dulu " ucap dokter itu
" terimakasih Dok" ucap vano
" sama sama , ya sudah saya pergi dulu " ucap dokter dan pergi
Vano pun segera masuk ke salah ruang inap raisa , disana raisa sedang tertidur dengan tangan yang di infus
" sa bangun dong " ucap vano sambil mengelus kepala raisa
"Mmm" erang raisa
" alhamdullilah " ucap Alvaro
" aku Dimana?" Tanya raisa
" kamu di rumah sakit , tadi kamu pingsan " ucap Alvaro
" ada yang sakit ga?" Tanya vano raisa hanya menggeleng
" sekarang Sinta, bunga dan bela sudah di keluar kan dari sekolahan " ucap Alvaro
" aku boleh ngomong Gak sama ka vano " ucap raisa dan yang lain nya pun keluar di sini hanya ada raisa dan kevano, kevano yang duduk di sebelah raisa sambil memegang tangan raisa dan mengelus rambut raisa
" kamu mau ngomong apa?" Tanya vano
" ka , aku takut Sinta ngelakuin jahat lagi ke aku , kata dia kalo aku Gak mutusin Kaka , dia Gak bakalan diam " ucap raisa sambil menangis , vano punmambawa raisa pada dekapan nya dan mengelus kepala raisa
" udah jangan nangis ada aku , Sinta ngelakuin hal jahat sama kamu , aku bisa lebih jahat sama dia " ucap vano menenangkan raisa
" tapi hiks,,  aku takut ka hiks,,"
ucap raisa sambil memeluk vano
" udh dong jangan nangis , kalo nangis kamu jelek , imut nya mana" tanya vano menghibur raisa raisa pun tersenyum
" nah gitu dong " ucap vano sambil menghapus air mata raisa tiba tiba pintu rumah kamar inap raisa terbuka disana ada bunda , ayah , Sinta dan orang tua nya Sinta
" raisa sayang kamu Gak kenapa napa?" Tanya bunda
" Engga bun" ucap raisa tersenyum
" makasih Yah vano kamu udh nolongin raisa " ucap bunda
" iya tante" ucap vano
" makasih Yah nak " ucap ayah
" iya om " ucap vano sambil tersenyum
" sa , Sinta ke sini dia mau pamitan dan minta maaf dia bakalan balik ke Paris lagi " ucap bunda raisa pun melirik ke arah Sinta
" gua minta maaf sa , gua mau pamit" ucap Sinta
" iya gua maaf Pin , hati hati Yah " ucap raisa
" iya, cepet sembuh" ucap Sinta
" cepet sembuh sa" ucap mamah Sinta
" iya tante" ucap raisa

KEVANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang