Pagi ini aku bangun namun tidak membuka mata tetapi aku merasakan hembusan napas yang teratur di leherku aku tau itu milik siapa, itu adalah napas teratur dari Jennie dengan mengetahui dan merasakan itu miliknya semakin membuatku ingin merasakan hal itu selalu dan selalu. Ketika Jennie melakukan pergerakan aku pun semakin menguncinya dalam pelukanku agar dia tak jauh dariku.
Aku mengingat janji yang ku katakana padanya sehingga mengharuskan ku segera bangun dan meninggalkan jennie yang masih tidur pulas, aku harus berbicara pada chanyeol. Sikeparat yamamato harus mati ditanganku apa pun yang terjadi beraninya dia melukai jennie ku.
Chanyeol sedang menikmati minumannya dipagi hari ketika jhony menghampirinya dan meminta bantuan.
"Bukankah masih terlalu pagi untuk minum" kata ku pada chanyeol.
"Apa bedanya itu pagi atau pun malam, bagiku sama saja. Sama-sama membakar dadaku" jawab chanyeol kali ini dia sedang mematik api demi menghidupkan cerutunya.
"Apa yang kau katakan. Apa ini menyangkut camorra?" Tanyaku
"Lupakan saja, ada apa kau sepagi ini datang menemuiku bukankah kau berada di Colombia" jawab chanyeol setelah dia menghembuskan asap dari mulutnya dan asap tersebut pun mengepul di ruangan itu sehingga menyesakkan.
"Aku akan membunuh yamamato" jawab ku sinis dan penuh dendam.
"Kita memang akan segera menyerang mereka karena telah melukai Jennie terlebih mereka berencana menguasai dunia tetapi membunuh bukan tipe ku."
"Seperti biasa kali ini pun aku yang akan membunuhnya. Kau cukup membuat rencana" akhirnya jawabku pada chanyeol.
"Baiklah tetapi kali ini aku akan diam saja karena yuta akan ikut bersama kita"
...
Aku terbangun dan meraba tempat tidurku mencari seseorang yang selalu membuat ku merasa seperti seseorang yang berarti tetapi nihil dia sudah pergi.
Aku beranjak dan membersihkan diri walau lukaku masih terasa sakit. Setelah selesai aku pun pergi keruangan chanyeol dan mendapati seseorang yang dari tadi membuat ku mencari cari. Dia sedang duduk didepan chanyeol membicarakan sesuatu yang serius dan ketika melihat kearahku dia pun tersenyum dan mengisyaratkan agar aku duduk disebelahnya aku pun duduk disebelah jhony.
Chanyeol memberi tahu seperti apa rencananya pada ku..
"Jhony aku akan ikut dengan kalian" kata Jennie sambil memegang senjatanya.
"Ini berbahaya athena" Chanyeol
"Kau juga sedang terluka" Jawabku
"Aku ingin melihat kematian yamamato didepan mataku"
"Kau yakin" Jhony
Jennie pun mengangguk dan akhirnya kami pun pergi. Chanyeol mengikut sertakan yuta karena ini menyangkut ayahnya.
Aku dan yuta sudah berada di sebuah rumah penjagalan tempat dimana kelompok Yakuza bertransakai dengan kelompok PCC demi mendapatkan racun yang akan digunakan untuk membunuh kaisar jepang persis seperti yang dikata camorra.
"Mereka sungguh cerdik" Umpat ku karena mereka memilih tempat seperti ini untuk dijadikan lokasi transaksi.
Lorong yang hanya berkisar 2 x 3 meter itu pun sangat panjang dan terdapat lokomotif bergantungkan seonggok daging yang memang sengaja tidak dijalankan karena berlangsungnya transaksi. Didalam terdapat banyak lorong dan pintu pintu yang entah kemana tujuannya untung saja kami sudah terhubung dengan mark yang sudah meretas cctv di lokasi ini sehingga kami tidak akan tersesat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mafioso
Fanfiction"Oh.. apa? Emmpphhht.." belum selesai berbicara mulut Chanyeol sudah dibungkam sang jalang. Setelah beberapa menit Chanyeol pun bertanya pada camorra. "Ada apa, apa ada hal penting sehingga selarut ini kau menghampiri ku?" Camorra masih tidak bisa b...