Chapter 21

18 10 2
                                    

Suasana pagi yang cerah membuat Jennie bersemangat untuk lari pagi mengitari mansion Rusco bersama dengan dongchull. Ditengah perjalanan Jennie pun melihat perkelahian antara pereman sehingga mengacaukan toko yang berada disekitarnya.

Melihat itu pun Jennie menjadi beram dan langsung ikut campur untuk menghentikan perkelahian tersebut.

"Kau tunggu disini ya dongchull"

"Augggk"

"Minggir, minggir. Hei! Hentikan Perkelahian!"

Namun perkataan Jennie tak digubris oleh pereman tersebut.

"Hentikan!" Sekali lagi teriak Jennie

"Diam, bodoh!" Pereman 1

"Wanita, jangan ikut campur!" Pereman 2

Wanita, Bodoh? Kata itu berputar-putar di kepala Jennie dan semakin membuatnya emosi

"Krrrk.. gret !!@*-_- Duuuuuukk.. ugh .. gyutt..

"Kubilang hentikan! Apa kalian tak mengerti, paman"

Suara perkelahian Jennie bersama Pereman. Jennie menarik rambut kedua pereman tersebut dan mengantukkan kepala mereka, kemudian dipisahkannya keduannya.

"Kkkkkauuu, kuat sekali" Pereman 1

"Aku suka dengan wanita sepertimu" Pereman 2

"Menikahlah denganku" Pereman 2

Tanpa memperdulikan perkataan pereman itu Jennie pun pergi dan membawa dongchull yang masih setia menunggu.

"Ayo kita pulang dongchull"

Akhirnya Jennie dan anjingnya kembali ke mansion.

"Merepotkan sekali mereka itu"
Setibanya di mansion Jennie langsung mengomel

"Kau kenapa"

"Aku heran mereka tak mau berhenti bertengkar"

"Siapa?"

"Para pereman"

"Pereman?"

"Ya, tadi aku memberi pelajaran pada pereman yang merepotkan paman pemilik toko"

"Benar kah itu"

"Ya, kalau tak percaya tanyakan dongchull"

"Bagaimana dongchull"

"Auggkk"

"Kalau begitu aku percaya"

"Oh ya Cloe, kemarin McStraight menelpon ku katanya mereka akan segera pulang"

"Benarkah?" Dengan penuh harapan dan kegembiraan camorra bertannya pada jennie

"Ya seperti itu lah yang dikatakannya"

"Aku tak peduli dia kembali atau tidak"
Bahkan selama sebulan ini dia tak pernah menelpon ku atau menanyakan kabarku, dan sekarang ini dia akan pulang, tapi bukan menelpon ku dia malah menelpon Jenni. Sungguh tak berperasaan! Kesal Camorra pada Chanyeol dalam hatinya

"Kau yakin"

"Ya"

"Jangan marah karena dia pergi terlalu lama"

"Katakan padanya aku bersyukur jika dia bisa lebih lama di sana"

"Kau jangan sampai menyesali kata-katamu"

"Tidak akan"

Lalu Camorra pun berlari ke taman dan tersenyum bahagia meluapkan kegembiraannya karena sebentar lagi Chanyeol akan kembali, ntah bagaimana dan kapan sehingga dia menjadi begitu merindukan Chanyeol sehingga dia serasa akan gila jika terus memikirkan Chanyeol akan pulang.
Mungkin kebersamaannya selama ini yang membuatnya mulai jatuh ke dalam pelukan pria dingin yang sudah menjadi tunangannya itu, Camorra mulai melamunkan seberapa besar kerinduan Chanyeol padanya akan kan lebih besar dari kerinduannya namun Camorra berfikir tidak mungkin dia merindukan ku bahkan menelpon ku saja dia tak pernah. Mengetahui kenyataan itu membuat senyum diwajahnya hilang.

Tetapi tiba-tiba saja bayangan wajah Chitta yang tersenyum saat pertama kali mereka bertemu melintas dan membuat Camorra tersadar kalau Chitta dapat membuatnya nyaman walau pun mereka baru bertemu beberapa kali.

***

Malam ini Jaemin sedang berada di Mexico bersama tuan Rusco, mereka sedang mengadakan perjanjian dengan sekutunya saat ini Mexico sedang mengalami masa sulit akibat maraknya kriminal namun menguntungkan bagi Rusco yang memang bekerja dibidang persenjataan.

"Oh, kali ini kau rupanya"

"Berikan saja uang mu, tak perlu banyak bicara"

"Kau sudah membawa pesananku?"

"Tentu saja"

"Coba aku lihat"

"Kau beri uang, maka akan ku berikan"

"Oh, kau sungguh pebisnis yang tak mau rugi ya"

"Sudah kukatakan jangan banyak bicara"

"Baik lah kaiu sungguh tak sabaran ya, berbeda dengan McStraight dan Rusco"

Jaemin hanya menatap tajam ke arah koleganya tersebut.

"Baiklah, ini uangnya dan beri aku senjata tersebut" katanya sambil melemparkan koper yang berisi uang sesuai dengan perjanjian mereka, kemudian Jaemin pun memberikan senjata yang di janjikannya.

"Ini sangat bagu, tapi aku ingin melihat kemampuan senjata ini"

Kemudian pria itu langsung menembak ke arah Jaemin, untung saja Jaemin menyadari glagat licik pria tersebut dan langsung mengelak sehingga peluru itu tidak bersarang di kepalanya melainkan di tembok.

Pria tersebut tidak menyangka bahwa Jaemin bisa mengelak dari pelurunya dan Jaemin pun memanfaatkan keadaan dengan balik menyerang pria tersebut dengan langsung membidik tepat di jantung pria itu sehingga dengan sekali tembakan saja pria itu sudah di pastikan akan mati.

Setelah mengambil kembali pistol yang baru saja di jualnya itu Jaemin pun kembali ke mobil dan menuju clum malam untuk melaporkan pada Rusco bahwa tugasnya telah selesai.

"Kau sudah selesai Jaemin"

"Ya tuan"

"Berarti urusanku disini juga sudah selesai"

"Kalau begitu kita kembali ke mansion, aku dengar McStraight segera pulang dalam waktu dekat ini"

"Baik tuan"

Mereka pun pergi dan Rusco meninggal kan tips yang sangat mahal pada bartender karena bartender tersebut sudah berjasa dalam mengedarkan obat-obatan yang dipasok olehnya.

Jangan lupa meninggalkan jejak katika sudah membaca. Terimakasih

MafiosoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang