Fifan terbujur kaku di lantai bersama dengan Jeno yang penuh dengan darah akibat tembakan dari Masaki sesaat sebelum dia tak sadarkan diri. Lalu akhirnya Jeno pun berkata.
"Terimakasih kau sudah lahir di dunia ini. Terimakasih kau sudah memaafkanku.. hukk..hukk..." kata jeno terbatuk
"Sudah lah Jeno" kata Fifan menangis
"Maaf aku meninggalkanmu dulu Hiks.. dan Maaf juga untuk saat ini agghhh.." Jeno menahan sakit dan menekan dadanya.
"Kumohon bertahanlah Jeno" Fifan berusaha menelpon ambulance
"Jangan. Kau tau aku adalah mafia dokter tak boleh memeriksaku" Jeno menghentikan Fifan.
"Lalu aku harus bagaimana?" Fifan mulai frustasi
"Kami biasa mengobati luka kami sendiri" Jeno
"Ya sudah kalau begitu obati saja sekarang" Fifan
"Sudah terlambat" Kata jeno sambil tersenyum
"Aku tak akan memaafkanmu jika kau mati" ancam Fifan
Jeno mengisyaratkan agar Fifan mendekat padanya dengan jarinya lalu Fifan pun mendekat.
"Dulu, saat ini, dan untuk selamanya aku akan mencintaimu" Jeno berkata dengan serius dan penuh cinta.
"Jeno" Fifan memukul dada Jeno
"Kau menyakitiku" kata jeno lemah
"Kau berbohong"
"Peluk aku dan rasakan debaran jantung ini"
Fifan pun memeluk jeno dan merasakan detak jantung itu yang menggemuruh dan semakin lama semakin melemah.
"Aku sangat mencintaimu"
Itu kata terakhir jeno sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
"Jeno.. Jeno.. hiks.. hiks.. hiks.." Teriak Fifan sambil menangisi Jeno.
"Je.. je.. jeno" kata Jhonny terbata setelah melihat Jeno
Jhonny baru saja masuk karena dia harus membereskan para penghianat yaitu keluarga chen, yang sebenarnya juga dihianati oleh kelompok yakuza.
"Kita harus segera membuat pemakamkan Jeno McStraight" Jhonny
"Tunggu kita bereskan dia" Chanyeol
"Ya kita akan menyanderanya setelah kembali" Jhonny
"Tidak" Chanyeol
"Lalu harus kita apa kan si brengsek Masaki ini McStraight" Jhonny
"Bunuh dia" Fifan
"Oke, sesuai permintaan kekasihnya aku akan membunuh dia" Jhonny
"Jangan gegabah, serahkan saja dia pada yuta lagian dia adalah kakaknya" Chanyeol
"Yuta tidak ada disini" Jhonny
"Door...
"Astaga.." Jhonny
Yuta tiba tiba muncul dan langsung membunuh Masaki
"Ini adalah bagianku" Yuta
"Waw" Jhonny terkagum kagum
"Ayo kita kembali" Chanyeol
Chanyeol dan Jhonny mempersiapkan segala sesuatu agar Jeno di izinkan keluar dari negara china termasuk formulir kematiannya. Mereka susah payah mendapatkan izin untuk mendaratkan pesawat pribadinya di bandara untung saja kelompok triad masih memiliki wewenang sehingga mereka dapat penjamin. Sedangkan Yuta yang mengurus Masaki, tidak butuh waktu lama bagi yuta untuk mendapat izin karena yuta adalah saudara dari masaki sehingga tidak terlalu mencurigakan.
Setelah mempersiapkan segalanya untuk pemakaman Jeno dan Masaki barulah Chanyeol menelpon Jennie.
"Halo Jennie, kami akan segera sampai tetapi kami akan langsung ke pemakaman" Chanyeol
"Pemakaman siapa?" Jennie
"Jeno dan Masaki" Chanyeol
"Astaga, baiklah aku akan menyusul bersama dengan Camorra" Jennie
"Baiklah" Chanyeol
Seluruhnya sudah berkumpul di pemakaman terkecuali Chanyeol dan Yuta.
"Dimana McStraight dan Yuta?" Jannie
"Aku rasa mereka masih sangat terpukul atas kematian orang terdekatnya" Jhonny
Saat ini Yuta sudah hadir dan sudah meletakkan bunga pada makam kakak dan temannya itu walau masih terlihat jelas dia menahan sedih.
Tak berapa lama Chanyeol pun hadir dan membawa bunga bela sungkawanya, dia terlihat begitu sedih dan menahan tangis dia sempat menghela napas panjang sebelum meletakkan bunganya di makam Jeno dan Masaki.
Mereka memutuskan untuk meletakkan makam Jeno dan Masaki berdampingan agar menjadi kenangan dan sebagai pertanda telah bergabungnya kelompok yakuza bersama slikgunman.
Baru pertama kali camorra melihat Chanyeol begitu terpukul karena dia langsung pergi setelah meletak bunganya dan melihat itu membuat camorra terusik apa lagi Chanyeol tak memandangnya sama sekali.
"Ayo kita pulang cloe" Jennie
"Baik, tapi aku ingin melihat makam Jeno sekali lagi" Camorra
"Baiklah kami akan menunggu di mobil" Jhonny
Aku berjalan menuju makam jeno dan memberikannya penghormatan terakhirku, ketika aku hendak kembali ke mobil aku melihat pria yang sama dengan pria yang kulihat beberapa bulan lalu di rumah sakit. Kali ini dia tidak terlihat cemas lagi namun sangat serius aku pun mencoba memanggilnya namun dia tak menghiraukanku dan malah berjalan dan meninggalkan pemakaman.
"Hey kau, tunggu" Teriak Camorra
Pria yang aneh batinku, aku pun pergi menuju mobil.
"Kau sudah memberikan penghormatan terakhirmu?" Jennie
"Ya sudah" Camorra
Setelahnya kami pun kembali ke mansion rusco, sesampainya di mansion aku masih tak melit Chanyeol.
"Sebenarnya kemana dia" Camorra bicara dengan nada rendah
"Apa? Kau bilang apa cloe" Jennie
"Bukan apa apa" Camorra
"Kau istirahat saja aku akan menemani mereka disini" Jennie
"Baiklah" Camorra menurut dan pergi ke kamarnya.
Sudah dua hari aku tak bertatap muka dengan Chanyeol bahkan aku tak mendengar suaranya, aku akan mencoba menghiburnya karena dia terlihat sangat terpukul kemarin.
"Kau sedang apa cloe, berputar putar disitu" Taeyong menegur camorra yang memang sedang mondar mandir di depan kamar chanyeol.
"Aku hanya...
"Dia tidak ada, dia langsung pergi ke china setelah pemakaman" Taeyong mencoba memberi informasi
"Apa aku tak mencarinya, aku hanya mencari udara segar" elak camorra
"Oh begitu, yasudah aku pergi dulu" Taeyong
"Tapi Taeyong mengapa dia ke China, urusannya kan sudah selelai" camorra menghentikan taeyong
"Ku kira kau tak perduli" godanya pada camorra
"Aku hanya iseng beryanya" elak camorra agar taeyong tak mengoloknya.
"Dia hanya baru menyelesaikan satu masalah saja tapi masalah yang sesungguhnya belum terselesaikan, bukankah dia pamit untuk berbulan" jelas taeyong
"Oh begitu" camorra
"Jadi kau tak perlu khawatir hahaha" ledek taeyong pada camorra
"Dasar kau" camorra memukuli taeyong
"Iya maaf.. maaf.. ampun camorra"
"Pergi sana" usir camorra
Jangan lupa meninggalkan jejak ketika sudah membaca. Terimakaaih

KAMU SEDANG MEMBACA
Mafioso
Fanfiction"Oh.. apa? Emmpphhht.." belum selesai berbicara mulut Chanyeol sudah dibungkam sang jalang. Setelah beberapa menit Chanyeol pun bertanya pada camorra. "Ada apa, apa ada hal penting sehingga selarut ini kau menghampiri ku?" Camorra masih tidak bisa b...