untuk Vania

329 11 1
                                    

Senja selalu jingga, seperti aku yang selalu mencinta.

"Van, dengerin gue dulu!" Rayn menahan tangan Vania saat Vania ingin berlari.

"Buat apa ha? Gue ga butuh penjelasan lo lagi!" Vania melepas tangan Rayn

"Okey, cut" David sedang menyutradarai mereka latihan drama

"Aaah, capek banget gue" Rayn membanting tubuhnya kesofa dengan kasar

"Emang, dasar oncom lu dave" Vania duduk disebelah Rayn

"Yah, ini adalah awal dari kesuksesan kita guys, tugas dari pak Harto tercintah kekasih Dina" David lalu menyolek dagu Dina yang sedang asyik ngemil.
Kemudian duduk disebelah Dina

"Iihh, apaan sih jiji tau" Dina menampik tangan David

"Jangan jiji, ntar lu suka lagi sama gue" David tak henti hentinya menggoda Dina.

"Apaan sih Dave, ogah gue"

Mereka semua lalu tertawa melihat Dina yang nengerucutkan bibirnya, karena digoda David.

Tugas mereka telah selesai, dan telah dikumpulkan alhasil mereka mendapatkan nilai terbaik berkat ketampanan Rayn yang menjadi bintang utama dalam drama ini, karena sebenarnya drama ini hanya untuk kelas Vania tapi Rayn terpaksa harus mengikuti permintaan David.

***
Hari ini adalah weekend yang begitu membosankan bagi Vania, yah hari yang basah diguyur hujan dari pagi yang membuat mager akut.
Vania berada diruang keluarga sembari memakan cemilan dan menonton televisi, lebih tepatnya Vania hanya menggonta ganti channel televisinya karena dia sangat bosan dengan acara gosip pada pagi hari, stok drama korea milik Vania pun sudah habis dia lahap semalaman tanpa ditemani Rayn, yah Rayn memang sudah beberapa hari ini tidak bertemu dengan Vania karena alasan tertentu bahkan Vania tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan Rayn, terakhir kali Vania bersama dengan Rayn adalah pada saat latihan drama.yah seperti nya seminggu yang lalu

"Ya Tuhan, apakah semiris ini hidup gue tanpa Rayn!" Vania berteriak dirumahnya kebetulan sekali dirumahnya sedang tidak ada siapapun , papanya sedang tugas diluar kota sedangkan mamanya sedang pergi kerumah teman lamanya,.

"APA YANG HARUS GUE LAKUKAN!" Vania menjambak rambutnya yang nampak acak acakan sedari semalaman.

drrrdrttt
Ponsel Vania bergetar tanda pesan chat masuk, dia berharap itu dari Rayn
Ternyata bukan, jangankan Rayn menghubungi Vania,chat yang Vania kirimkan dari seminggu yang lalu saja belum dibaca oleh Rayn. Sungguh malang nasib Vania.

Ditto: Van? Lu lagi sibuk ga?

Vania menatap popup ponselnya, dan pesan itu dari Ditto entah mengapa Vania menaikan sudut bibirnya keatas

Me: ngga ko Dit, emang knp?

Ditto : mau ga, jalan sama aku?

Vania dengan semangat, melihat pesan dari Ditto karena dia benar benar butuh keluar rumah

Me: emm, jam brp?

Ditto : kalo kamu bisa, sekarang aja aku jemput dirumah kamu, kamu siap siap ya :)

Me: ohh, iya dit yaudah gw siap siap dulu ya.

Ditto : oke

Vania berlari menuju kamarnya dan bersiap siap untuk jalan sama Ditto,

Entah kenapa Vania, merasa senang dan nyaman saat bersama Ditto seperti mereka sudah kenal berpuluh puluh tahun, padahal yahh masih seumur jagung mereka satu kelas dalam semester ini.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang