Keesokan harinya, Vania sudah masuk sekolah seperti biasanya, hanya saja dia minta diantar oleh kakaknya, entah apa yang ia pikirkan sehingga ia menolak Rayn untuk menjemputnya. Kecewa itulah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan Vania saat ini.
Sesampainya disekolah, Vania buru-buru memasuki kelasnya.
***Dina menghampiri Vania, yang duduk dibangku belakang sambil menelungkupkan kepalanya diatas meja "hei, cantik kok sendirian aja?" "hm." Vania membalas dengan malas.
"Suami, mana suami?" goda Dina yang sontak saja membuat mengangkat kepalanya,
"Suami, pale lu?" Vania lalu mengalihkan pandangan keluar lapangan,
Dan dilihatnya Rayn, sedang bermain basket karena memang Rayn adalah kapten tim basket sekolah dan hari sedang diadakan turnamen.
Pantesan dia belum nemuin gue, ternyata basket to,. Vania bergumam dalam hatinya.
Hati Vania, sudah melunak kembali Vania memang tidak bisa lama-lama marah dengan Rayn."Biasa aja kali, yang ngelihatin Rayn"
"Apaan, sih lo. Lagian gue itu lagi pen marah nih sama Rayn"
"Tapi, lo gabisa kan?" pernyataan Dina membuat Vania mengangguk pasrah.
"Oh iya Van, Btw ultah lo sama si Ditto bareng lho!"
"Masa, sih Din?" Vania meragukan perkataan Dina.
"Iya, bener soalnya Ditto sendiri yang ngasih tahu ke gue." Dina memakan cemilan yang ia bawa.
"Terus, kenapa Ditto bisa tahu hari ulang tahun gue?" Vania nemperhatikan Dina dengan seksama.
"Soalnya gue yang ,ngasih tahu." Dina membelalakan matanya sendiri, dan kemudian memukuli bibirnya. Sambil berkomat kamit
"Aduh, bodoh banget gue, bego!""Udah, gue duga, kalo emang bawaan ember dari lahir. Ya mau gimana lagi?!" Vania kemudian mengalihkan pandangannya menuju kelapangan kembali, dan ternyata Rayn telah selesai bermain basket.
Vania berkeinginan untuk menemui Rayn sekarang juga, dan dia akan memberi tahu Rayn kalau dia sudah tidak lagi marah kepadanya.Vania bangkit dari duduknya, dan berjalan keluar kelas tanpa menghiraukan Dina sedikitpun yang sedang asyik memfoto dirinya sendiri didepan ponsel.
"Ehh, Van mau kemana?"
"Jemput, masa depan byee!!"
Dina lalu menggelengkan kepalanya, dan kembali berselfie ria tak lama kemudian Ditto memasuki kelas."Din?"
"Hm?" Dina masih asyik berselfie.
"Kalau, diajak bicara lihat orangnya dong!" Ditto mengambil ponsel Dina dan spontan membuat Dina menoleh kearahnya.
"Apa sih?" Dina mencoba mengambil ponsel yang ada di tangan Ditto.
"Eits, ga boleh" Ditto senang sekali kalau disuruh menggoda Dina.
"Ditto!!!" Dina berteriak saat melihat Ditto berlari keluar ,sambil membawa ponselnya.
***
Vania mencari Rayn dilapangan, tetapi Rayn belum terlihat juga padahal pertandingan basket telah selesai, yang ada hanya David dan Andre.
Saat Vania ingin menghampiri David untuk bertanya kepadanya, sebuah bola basket melambung tinggi kearah Vania.
"Vania Awass!!!"Bukk!!
Bola itu, mengenai punggung Rayn entah darimana datangnya Rayn, tiba-tiba saja sudah melindungi Vania dari bola itu.Vania membelalakan matanya, dia tak percaya dengan apa yang telah Rayn lakukan untuknya, Rayn tersenyum kepada Vania lalu tubuh Rayn maju sehingga lebih dekat dengan Vania, dan seolah ingin memeluk Vania tubuh Rayn roboh seketika dan menimpa Vania untung saja David dengan sigap lalu membawa Rayn ke UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionDia kasar,gila dan aneh tapi dia bisa membuatku tersenyum dan hatiku bergejolak saat melihatnya, sekalipun dia hanya bernapas didepanku itu adalah kebahagiaan untukku ~Vania Vanilla Bagiku senyumnya seperti matahari pagi, sehingga membuatku selalu i...