"Gue pulang ya,!" Rayn berpamitan kepada Vania.
"Hm, ati-ati." kata Vania seraya melambaikan tangan kepada Rayn, saat Rayn sudah bersiap untuk mengendarai motor kesayangannya itu.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore, Ditto sedang asyik bermain PS bersama dengan David, tak lama kemudian sang penyihir kecil datang dan duduk ditengah-tengah mereka,"Dis, lo bisa gak sih sehari aja gak bikin onar?" kata Ditto dengan datar sambil menatap Gladis dengan tatapan neraka miliknya.
"Sayangnya, gak bisa tuh! Takdir seorang Gladis adalah yang pertama gangguin Ditto! Yang kedua gangguin Ditto lagi dan yang terakhir selalu gangguin Ditto!!! Puas loo!!" posisi duduk Gladis saat ini membuat Ditto harus mengalah, dan memilih menjauh dari penyihir kecil itu, sedangkan Gladis saat ini menatap wajah David dengan lekat dan juga sangat dekat,
"Ehh.!" David menengok kearah Gladis yang saat ini sangat dekat dengannya,
"Hehe," seringaian dari Gladis berhasil membuat Ditto tertawa dengan sinis,
"Gak usah diladenin cewe gila kaya dia Dave kita lanjut main aja!" kata Ditto
"Oke," David kembali fokus dengan permainannya.
Hening cukup lama, Gladis juga asyik dengan swafoto dihadapan smartphone miliknya.
"Heh?" Ditto memanggil Gladis, tetapi Gladis sama sekali acuh tak acuh,"Heh!! Lo!?" kali ini Ditto lumayan meninggikan suaranya,
"Gue punya nama kalii!!" Gladis berkata dengan suara mengutuk khasnya.
"Bokap lo kemana?" tanya Ditto, dengan masih bermain game, David juga sedari tadi hanya terdiam.
"Bokap gue, bokap lo juga bego!!"
"Tinggal jawab aja susah banget sih? Dia kemana?"
"Ke bandara, katanya mau jemput temennya yang abis berobat dari Singapura," pernyataan Gladis membuat Ditto menghentikan kegiatannya.
"Weh, kenapa berhenti sob?" Ditto terdiam dengan tatapan kosong entahlah apa yang ada dipikirannya saat ini, pastinya David maupun Gladis tidak mengetahuinya.
"Dit?"
"Huh?" Ditto tersadar dari lamunannya,
"Gue pamit pulang ya, oh iya jangan lupa besok pulang sekolah pada mau nengokin Vania!" perkataan David hanya dibalas anggukan oleh Ditto. Sebelum akhirnya David pulang kerumahnya.
"Mencurigakan!!!"
Kata Gladis dengan gaya ala detektif yang sedang menyelidiki kasusnya."Apa lo?"
"Gue curiga ada yang lo sembunyiin dari gue!"
"Huhh!" Ditto hanya tersenyum sinis dan berlalu,
"Eitss, tunggu!! Mau kemana lo?"
"Bukan urusan lo!"
"Jelasin ke gue kak, apa yang lo sembunyiin dari gue!!!"
"Jangan pernah panggil gue kakak!! Karena asal lo tahu, gue bukan kakak kandung lo dan gara-gara elo, nyokap gue bunuh diri!!!"
"Maksudnya?" Gladis masih belum bisa mencerna perkataan Ditto,
"Tanya aja sana sama tuan WIJAYA!"
"oh iya, dan satu lagi saat ini bokap lo bukan lagi ketemu sama temennya, tapi sama ibu kandung lo!!" setelah itu Ditto bergegas meninggalkan Gladis yang mematung dengan segudang pertanyaan yang ada dibenaknya.***
Riuh suara orang berlalu lalang kesana kemari, sambil membawa koper dan banyak dari mereka yang berseragam layaknya staff pada kendaraan yang berjalan diudara,
Tepatnya saat ini Rayn sedang berada dibandara untuk menunggu kepulangan sang mama, dia hanya berharap mamanya itu bisa berubah setelah apa yang telah menimpanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionDia kasar,gila dan aneh tapi dia bisa membuatku tersenyum dan hatiku bergejolak saat melihatnya, sekalipun dia hanya bernapas didepanku itu adalah kebahagiaan untukku ~Vania Vanilla Bagiku senyumnya seperti matahari pagi, sehingga membuatku selalu i...