"Gue anter pulang ya?!"
"Gausah, gue udah minta dijemput sama kak Reyhan sekalian mau ketoko buku, lo kan paling alergi sama toko buku."
Rayn hanya menyeringai."Jadi, sekarang udah lebih baik?"
Vania hanya mengangguk dan menyunggingkan senyumnya.
"Terus, lo nanti pulangnya sama siapa?" -vania
"Kan, gue bawa motor sayang." Rayn berbicara dengan dihalus-haluskan suaranya.
"Ohh, yaudah lo masih mau tiduran apa mau pulang nih?"
"Pulang dong!" Rayn bangkit dari ranjang UKS, dan mengikuti Vania keluar.
***
"Gimana, sekolahnya tadi?" kata kak Reyhan sembari fokus menyetir."Lancar, kak" Vania masih lumayan canggung
"Gak usah canggung sama kakak, kakak itu kakak kandung kamu Vania, tes Dna udah keluar dan kamu terbukti anak kandung papa" kak Reyhan mengacak puncak kepala Vania.
"Beneran kak?" kak Reyhan mengangguk, dan Vania tersenyum kegirangan.
"Oh iya, kita mampir ke apartemen kakak dulu ya sekalian biar kamu kenal sama mba Diana dan Zafran"
"Oke, kak siap"
Disisi lain, Ditto memutuskan untuk mengantar Dina pulang sebagai tanda permintaan maafnya karena telah menganggu Dina."Iihh, ayoo" Ditto menarik tangan Dina, untuk menaiki mobilnya.
"Masih, kesel sama aku?"
Dina hanya mengerucutkan bibirnya, dan menatap keluar jendela mobil Ditto."Yaudah, kalau masih kesel mobil ini gak bakalan aku nyalain sampai kamu gak kesel lagi." lalu Dina menengok kearah Ditto dengan senyum yang dipaksakan.
Ditto mendekatkan wajahnya kearah Dina seolah ingin menciumnya, dan wajah Dina sudah seperti kepiting rebus Dina-pun memejamkan matanya
"Seatbelt, jangan lupa" Ditto memasangkan seatbelt Dina, Dina membuka matanya."masih kesel, gak nih?"
"Enggak, kok enggak udah cepetan jalan.!" Dina berteriak dengan suara cemprengnya.
"Gausah, pake teriak kali aku udah denger kok" Ditto mengacak rambut Dina, dengan gemas. Entah sebenarnya kepada siapa hati Ditto berlabuh Vania atau Dina, Ditto adalah laki-laki yang selalu memperlakukan wanita dengan istimewa entah kekasihnya ataupun bukan, karena bagi Ditto wanita adalah sesuatu yang berharga dan patut untuk diistimewakan.
Dina hanya mengulum senyumnya, sepertinya dia mulai tertarik dengan Ditto.
***
"Kamu Vania ya?""I..iya mba." Vania saat ini sudah berada diapartemen kak Reyhan, kak Reyhan sudah menikah dan memiliki satu orang anak yaitu Zafran yang baru berusia 2 tahun.
"Em, Van kamu sama mba Diana dulu ya, kakak mau mandi bentar.!" kak Reyhan berjalan menuju kamar mandi.
Dan hanya dibalas anggukan oleh Vania."Sini sayang." seorang balita laki-laki berusia 2 tahun berlari menuju sang ibu.
"Ini, Zafran keponakan kamu Van." Vania sangat antusias, saat melihat keponakannya untuk pertama kalinya.
"Wahh, hai Zafran ini kak Vania, panggil kakak aja ya. Soalnya kakak masih muda bukan tante tante hehe."
Diana hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adik iparnya ini."Ayo, Van kakak antar kamu pulang."
"Iya kak."
Vania diantar Reyhan kakaknya pulang kerumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionDia kasar,gila dan aneh tapi dia bisa membuatku tersenyum dan hatiku bergejolak saat melihatnya, sekalipun dia hanya bernapas didepanku itu adalah kebahagiaan untukku ~Vania Vanilla Bagiku senyumnya seperti matahari pagi, sehingga membuatku selalu i...