Terasa Nyata

361 9 0
                                    

Ekhem...
Mohon maaf sebelumnya, wattpad saya error :(, jadi partnya nggak beraturan ya Tuhannn.
Sekedar info aja ya, untuk yang part "Vania pahlawanku" nah itu sebenarnya setelah part yang "first love (2)" harap baca ulang ya, soalnya takut ntar nggak nyambung,
Maafkanlah belum sempat revisi.
So enjoy this part.

****
"Van?"

"Vania?"

"Sayang??"  panggilan Rayn dengan agak keras membuat Vania tersadar dari lamunannya, ternyata dia masih didalam perjalanan dimobil Rayn.

"Lo lagi ngelamunin apa sih?" tanya Rayn sembari fokus menyetir, waktu masih menunjukkan pukul tiga sore, berarti ini belum waktunya matahari tenggelam dan berganti dengan gelapnya malam. Dan bayangan saat Rayn memutuskan Vania, ternyata hanyalah halusinasi Vania belaka. Semua ketakutan dan hancurnya sebuah hubungan hanyalah khayalan dan bayang semu, yang dibuat oleh pikiran bawah sadar Vania.

"Tau ah," ucap Vania asal.

"Kita mau kemana sih?" tanya Vania.

"Kedai es krim biasa," jawab Rayn datar. Masih sembari fokus menyetir.

***
"Lo pesen gih." suruh Rayn, seolah Vania adalah pembantunya saja.

"Ck... Bentar" Vania berdecak, kemudian menuju ke counter untuk memesan es krim kesukaannya, yaitu es krim cokelat dan red velvet,sedangkan iya memesankan es krim rasa strawberry kesukaan Rayn, sekedar info saja bahwasanya Rayn paling anti makan es krim rasa vanilla loh pemirsahh!! Mau tahu alasannya tanya Rayn aja.

"Kita pacaran udah dua tahun loh, lo lupa?" Vania membuka suaranya setelah iya duduk.

"Enggak, inget kok inget." Rayn menjawab dengan mantap tetapi seolah sedang mengingat-ingat sesuatu.

"OH IYA VAN,!!!"  Rayn sedikit berteriak.

"Apasih?" wajah panik Vania tidak dapat ia sembunyikan.

"LO UDAH KASIH MAKAN NAKULA SAMA SADEWA KAN?" kali ini Rayn tampak sedikit panik.
Vania tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh kekasihnya ini, Nakula dan Sadewa siapa mereka???

"Hah?" heran Vania.

"Itu cupang-cupangnya, yang kemarin beli, namanya nakula sama sadewa." 
Kata Rayn seolah tanpa beban

"Iya udah kok, mereka lahap banget makannya," Vania tersenyum paksa.

"Ah syukurlah, ternyata lo emang calon ibu yang baik Van, gue bangga sama lo" Rayn menepuk-nepuk kepala Vania.

Vania hanya bisa menghela napas kasar, kemudian ia mulai memakan es krim rasa red velvet itu kedalam mulutnya.

"Van, ada yang mau gue omongin lagi sama lo, dan ini penting." kali ini sepertinya Rayn benar-benar sedang berbicara serius.

Vania masih sibuk dengan es krimnya.
"Awas aja kalo, masalah cupang lagi" Vania acuh.

Rayn terkekeh mendengar itu, "enggak kok, asal lo tahu aja, besok gue harus pergi ke Aussie"

Vania meghentikan kegiatannya memakan es krim.
"Lo mau ninggalin gue?" entah kenapa mata Vania mulai panas.

"Van,gue sebenarnya juga nggak mau pergi, tapi itu harus." Rayn menatap Vania sendu.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang