Harap baca ini terlebih dahulu!!!
Jadi mohon maaf sebelumnya dikarenakan kondisi kesehatan dan juga karena saya juga harus persiapan ujian, saya membiarkan cerita ini terbengkalai.Jadi karena waktu dan juga kesempatan saya untuk mengupdate sangatlah kecil, saya memutuskan untuk menghapus dulu cerita "My Best Rival Is My Girlfriend" dan juga cerita "WRONG" karena saya mau fokus dulu untuk menamatkan cerita ini, jadi kalian nggak perlu baca cerita yang telah saya hapus diatas. Sebagai gantinya saya akan Update cerita ini dua part sekaligus.
Jadi just enjoy!!!***
Hari senin, upacara adalah salah satu kegiatan sangat Vania benci, karena kurang lebih 45menit ia harus berdiri ditengah panasnya matahari pagi yang membakar kulit, sehingga menimbulkan bulir-bulir keringat dipelipis Vania."Nih.!" Ditto menyodorkan sapu tangan kepada Vania, yah memang semenjak Vania mengetahui kalau Ditto adalah anak kecil yang dia cari mereka menjadi lebih akrab semenjak saat itu, bahkan mereka sering jalan berdua untuk sekedar mengenang masa kecil mereka, pikir Vania hanya itu. Dan tanpa sepengetahuan Rayn, karena Vania takut Rayn akan marah dan terbakar api cemburu saat mengetahuinya.
"Ah thanks," Vania menerima sapu tangan itu, dan segera mengelap keringatnya.
Seraya tersenyum simpul kepada Ditto,"Nanti sore jadi kan, kita ke Bandung?" tanya Ditto dengan sedikit berbisik, dikarenakan pembina upacara sedang menyampaikan amanatnya, yang sama sekali tidak penting bagi sebagian besar siswa.
Dari belakang Rayn ternyata sedari tadi memerhatikan Vania dan Ditto, Rayn tahu kalau Vania belakangan ini sering jalan berdua dengan Ditto, tetapi ia berpura-pura tidak mengetahuinya, memang sakit tetapi ia harus mulai terbiasa dengan itu karena dia sadar, bahwasanya Vania dulu menerimanya karena mengira bahwa Rayn adalah cinta pertama bagi Vania, dan kenyataannya tidaklah seperti itu.
Rayn melangkah kedepan untuk berdiri disamping Vania dan menggeser barisan yang ada disebelah kiri Vania, karena Ditto berdiri tepat sekali disamping kanan Vania."Nanti sore gue anter pulang?" tawar Rayn secara tiba-tiba, membuat Vania sedikit kaget akan kehadiran Rayn disebelahnya, Vania belum sempat menjawat pertanyaan Ditto, tetapi Rayn sudah menyambar dengan pertanyaan lain.
"Ekhm..." jawaban Vania menggantung.
"Ada sesuatu yang harus gue omongin, dan itu sangat penting dengan kelangsungan hidup manusia dibumi ini." kata Rayn asal, memang gila cowok ini.
Mata Vania melebar, lalu menginjak kaki Rayn. Rayn hanya bisa meringis sakit, karena injakkan Vania sedikit keras.
"Gila! Yaudah oke nanti traktir gue mie ayam.!" Ditto yang mendengar itu hanya bisa diam dan dia berpura-pura saja tidak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Novela JuvenilDia kasar,gila dan aneh tapi dia bisa membuatku tersenyum dan hatiku bergejolak saat melihatnya, sekalipun dia hanya bernapas didepanku itu adalah kebahagiaan untukku ~Vania Vanilla Bagiku senyumnya seperti matahari pagi, sehingga membuatku selalu i...