berubah?

409 7 2
                                    

Hari ini, adalah hari dimana UAS hari pertama berlangsung, suasana sekolah mendadak seperti kuburan yang amat sepi dan sunyi.
Biasanya bila UAS para murid pulang lebih awal, jadi Vania dan Rayn sudah berencana untuk nge-date berdua saja.

***
Terik matahari diatas kepala, membuat bulir-bulir keringat jatuh dipelipis Rayn, bagaimana tidak, hari pertama UAS Rayn sudah membuat keributan dia diam-diam masuk ke ruang guru dan menukar naskah soal kelas 12 dengan kelas 10, alhasil saat ini ia sedang dihukum menyapu lapangan sekolah, Vania sudah biasa menyaksikan hal itu, Vania saat ini sedang duduk dibawah pohon rindang dipinggir lapangan sekolah, menunggu Rayn menyelesaikan hukumannya.

"Udah belum sih lama amat?!" Vania mulai merasa kesal, pasalnya sudah lebih dari satu jam ia menunggu Rayn menyelesaikan hukumannya.

"Belum Van, dikit lagi nih!" Rayn masih menyapu padahal lapangan itu sudah bersih bahkan sebelum Rayn menyapu, memang sengaja Rayn menggoda Vania.

"Kalo masih lama gue pulang aja deh, kita nggak usah jadi nonton, udah nggak mood gue!" Mendengar kata-kata itu, Rayn langsung meletakkan sapunya dan mendekati Vania.

"Yuk berangkat sekarang," Rayn tersenyum dan menggandeng tangan Vania lembut.

***
Ditto sedang asyik bermain game online dismartphone miliknya, sembari meletakan tubuh tingginya diatas sofa ruang keluarga ia memakai earphone agar saat ada orang memanggilnya dia tidak mendengar.

"Dittoooo...Dittoooo!!" Gladis berteriak keras dari arah dapur, ia ingin mengambil flashdisk yang Ditto pinjam seminggu yang lalu namun masih belum dikembalikan sekarang.

"Dittoooo budeeeeek!!!" Ditto masih asyik dengan kegiatannya, Gladis kini melihat apa yang sedang dilakukan Ditto, ia mengangguk paham dan tentu saja selalu m mempunyai ide untuk membuat mood Ditto menjadi kacau setiap harinya.

Gladis mendekat kearah Ditto, perlahan tapi pasti Gladis mencopot earphone yang dipakai Ditto lalu dia mulai berancang-ancang untuk berteriak tepat ditelinga Ditto, Gladis mengambil napas kemudian "Diiiiitttt--" mulutnya disumpal dengan kain yang telah dibentuk bulat oleh Ditto.
Alhasil Gladis hanya bisa terdiam.
"Nah gitu kan enak." Ditto memakai earphone- nya kembali.

***
"Van, ini udah cokelat ketiga loh, Lo makanin" Rayn menatap Vania yang masih asyik memakan cokelat dengan lahap, tanpa malu karena saat ini mereka berdua sedang berada dipinggir jalan.

"Lo juga makan tadi!" Vania kembali memakan cokelat-cokelat nya, Rayn membelikan Vania cokelat karena disepanjang perjalanan tadi, Vania merengek minta dibelikan cokelat sejumlah 15, Vania mengancam akan lompat dari motor jika tidak dituruti, memang belakangan ini Vania menjadi lebih manja, dan juga tambah gila.

"Yaudah sini gue bantuin abisin!" Rayn merebut cokelat ditangan Vania lalu memakannya dengan kasar, Vania kemudian membuka bungkus cokelat yang keempat, dan memakannya lagi.

"Ih meleleh ditangan cokelatnya soalnya cuacanya panas, gue lupa bawa tisu lagi." Vania kebingungan mendapati jari telunjuknya sudah penuh dengan lelehan cokelat yang ia pegang.

"Udah sini," tanpa aba-aba Rayn menarik jari telunjuk Vania dan memasukan telunjuk Vania kedalam mulutnya, ia menjilat lelehan cokelat tersebut.

Vania tersentak dengan apa yang dilakukan oleh Rayn, ia merasakan desiran aneh disekujur tubuhnya.
Vania mendadak bisu, dan tegang.
"Rayn, gue deg-degan!" Kata Vania sembari memegang dadanya.

"Dasar.." Rayn mengacak puncak kepala Vania.

***
Hari terakhir UAS,
Vania mendapatkan chat dari Rayn
Rayn : Lo lagi dimana? cari tempat sepi gue mau nelfon.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang