Love, Eyes, and Heart

1.7K 187 69
                                    

Hai kalian semua! Bagaimana kabarnya? Minal aidin yah, maaf kalau aku ada salah kata atau perbuatan mohon di maafkan karena sesungguhnya yg baik itu datang dari Allah dan keburukan datang dari diri saya sendiri.

Akhirnya update juga untuk cerita ini. Maaf lama, silakan dinikmati yah.

Terima kasih sudah setia menanti cerita ini. Saya sungguh mengapresiasi keteguhan dan ketabahan (eaaa) para reader sekalian untuk menunggu update dari cerita gak jelas ini.

Selamat membaca

-----

Sungguh keras kepala. Tae sudah tidak tahu bagaimana menghadapi Tee. Dia akhirnya mengkendorkan genggamannya di bahu Tee dan sekarang menatapnya dengan tajam.

Tae lalu menarik napas panjang dan mulai menatap langit biru lalu menatap Tee lagi di manik matanya sambil berkata, "Nong Tee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tae lalu menarik napas panjang dan mulai menatap langit biru lalu menatap Tee lagi di manik matanya sambil berkata, "Nong Tee...."

"Aku sayang padamu."

Tee terdiam membeku seperti kata kata itu bagaikan sebuah racun di tubuhnya.

Tee memandang Tae di manik matanya. Tatapan yang sangat serius. Tee tidak suka saat Tae memandangnya seperti itu. Rasanya seperti dia bisa menyerahkan seluruh jiwanya tanpa membantah.

Jantung Tee berdegup kencang. Jantungnya pernah berdegup sekencang ini saat dia dikejar anjing tetangga waktu dia masih kecil saat dia berusaha mengambil buah mangga.

Tee tidak ingin besar kepala. Dia sadar posisinya. Dia tahu statusnya. Dia tahu kewajibannya. Maka dari itu sungguh tidak bertanggung jawab dan sangat memalukan jika hatinya bisa tergugah karena seseorang yang mengaku menyukai sahabatnya.

Tee menghela napas panjang lalu dia menyingkirkan kedua tangan Tae di bahunya lalu berkata, "Tenang saja, kau tidak perlu khawatir. Apapun yang terjadi tolong jangan bertingkah berlebihan. Aku bisa menjaga diriku sendiri."

"Tapi Nong...."

"Apa P' tidak menghargai perasaan Bass?!"

Belum juga Tae menyelesaikan kalimatnya namun Tee langsung mengatakan sesuatu hal yang menohok di dada.

"Okay! Akan kuberi tahu! Yang kulihat sepertinya Bass juga tertarik padamu! Kalau kau memang menyukainya, kejarlah! Kalau kau sudah tidak menyukainya, hentikan! Aku tahu kau bilang 'sayang' padaku hanya karena aku sahabat Bass. Ingat P' aku adalah aku, Bass adalah Bass." Jelas Tee dengan nada tegas.

Tee langsung membalikkan badannya dan hendak berjalan kembali menuju kelas, namun sebelum itu dia mengatakan sesuatu lagi, "P' tolong... jangan melakukan atau mengatakan hal yang bisa membuatku salah paham."

Setiap kata yang keluar dari mulut Tee seperti jarum yang menusuknya. Rasanya sakit. Tae malu pada dirinya. Saat dia mencoba melindungi keduanya, dia malah kehilangan keduanya.

Senior Vs Junior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang