(Not) First Kiss

2.4K 230 68
                                    

"Buktikan."

"Hah?? Buktikan apa?"

"Kalau kamu lebih baik dariku."

"Maksudnya?"

"Cium aku sekarang."

Seketika Tee bingung mendengar perkataan Tae tadi. Sekarang mereka malah tatap tatapan. Ruangan ini gelap tapi mereka masih bisa melihat wajah satu sama lain karena pantulan cahaya dari layar laptop. Tae menyeringai di sudut bibirnya dan membuat Tee menatapnya kesal karena seperti ditantang oleh Tae.

"Okay. Kalau P' mau ciuman, tutup mata P' sekarang." Ujar Tee.

Tae mengangkat bahunya lalu menutup matanya seperti yang di katakan Tee.

Tae sebenarnya tidak serius mengatakan itu. Sepertinya dia tidak bisa mengatakan itu hanya bercanda saat dia bisa merasakan wajah Tee yang mendekat.

Saat dia merasakan napas Tee yang menghembus di pipinya jantung Tae berdetak kencang. Apa Tee serius ingin melakukannya?

Tiba tiba dia merasaka sesuatu yang seperti membungkam mulutnya. Tae akhirnya membuka matanya perlahan dan melihat wajah Tee yang sangat dekat. Tae melihat tangan Tee yang membungkam mulutnya sedangkan bibir Tee mencium telapak tangannya. Ini seperti ciuman haya dibatasi oleh sebuah telapak tangan.

Tae ingin tertawa, namun ada suatu hal yang menarik perhatiannya. Tee punya wangi yang sangat enak, seperti wangi sabun mandi yang tadi dia juga pakai. Kalau dilihat kulit Tee sangat putih dan bersih karena dia sepertinya rajin merawat dirinya. Satu hal lagi yang dia perhatikan dari jarak dekat ini yaitu, bulu mata Tee sangat panjang sama seperti Bass, hanya saja bulu mata Bass lebih panjang. Sungguh memikat.

Berselang beberapa detik, Tee membuka matanya dan menyingkirkan tangannya dari mulut Tae.

"Gimana? Hebat, kan?" Ujar Tee puas dengan ciuman 'fake' nya.

"Pfftt....... Hahahahahahahahaha." Tae tidak bisa menahan tawanya saat melihat wajah Tee yang sangat serius mengatakan itu.

"Ke... kenapa P' ketawa?"

Tae menenangkan perutnya yang sudah yang sakit karena tertawa lalu menjawab, "Ya, itu manis sekali. Terima kasih Nong, jantungku berdebar sekarang, hahahahahaha." 

Tee tahu, Tae mengatakan itu bukan untuk memujinya tapi meledeknya. Yang benar saja, mana mungkin Tee langsung menciumnya begitu saja. Dia bahkan belum pernah merasakan First Kiss jadi dia tidak tahu bagaimana cara ciuman yang baik. Tapi dia mendapatkan teknik itu dari drama yang dia tonton di mana pemerannya mencium pasangannya dengan dibatasi sebuah telapak tangan. 

"Ishhh... kalau memang P' jago banget buktikan dong!" Tee mengomel pada Tae yang sudah tertawa tanpa henti setiap kali melihat wajah Tee. 

"Heeehh, jangan nyesal yah kalau P' lakuin itu." Balas Tae sementara Tee menatapnya tajam. 

"Kenapa? Marah?" Ujar Tae mendekatkan wajahnya pada Tee dengan senyum jahil di wajahnya. Tee menggelengkan kepalanya dan berusaha beranjak dari kasur untuk menyalakan lampu karena sekarang layar laptopnya telah mati dan ruangan sekarang sudah gelap. 

"Hey." Tae menarik lengan baju Tee saat dia beranjak. Tee berbalik dan berkata, "Kenapa lagi?" Tee bisa melihat senyum jahil Tae meskipun ruangan ini gelap. 

Tiba tiba, Tae menggenggam lengan Tee dan menghempaskan badan Tee di kasur. Seketika Tae sekarang sudah di atas Tee dengan kedua pergelangan tangan Tee yang dia genggam erat dan meletakkannya di atas kepalanya. 

Tee sudah tidak tahu antara terkejut dan bingung. Yang dia lakukan sekarang adalah menatap kedua mata Tae yang berbinar di kegelapan ruangan dengan kedua wajah mereka yang sudah sangat dekat. Hanya sebuah penerangan dari sinar matahari yang ada di luar jendela yang menembus pori pori kecil tirai. Apa ini? Apa yang dia lakukan? 

Senior Vs Junior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang