Catching Feelings

1.7K 185 65
                                    

Setelah perkelahian Tae dengan pria bernama Pond yang telah menculik Tee telah usai, kini mereka berjalan keluar dari gudang itu.

Tee sempat terkejut dengan tumpukan orang orang yang terkapar tak berdaya saat mereka berjalan menelusuri lurung gudang.

"Mmm... P'Tae..."

"..."

"P'Tae kau marah?"

"..."

"Maafkan aku..."

"..."

Apapun yang Tee katakan, Tae sama sekali tidak merespon. Dia masih berjalan seperti biasa sambil membopong Tee dengan tatapan dan raut wajah yang dingin.

Entah mengapa, Tee merasa sangat sesak di dadanya. Rasanya sangat sakit melihat Tae bersikap dingin seperti ini. Ini bahkan lebih menyakitkan daripada saat pria itu melakukan hal keji itu padanya.

Saat mereka sampai di motor, Tae menurunkan Tee sejenak lalu memeriksa tubuh Tee dari ujung kepala sampai ujung kaki. Setiap kali dia melihat kiss mark di badan Tee dia langsung terlihat sangat marah. Tae langsung mengancing baju Tee dan menaikkan resleting jaketnya sampai menutupi leher Tee. Jaket Tae sangat besar sampai bisa menyembunyikam seluruh tubuh Tee.

Mata Tae tertuju pada pergelangan Tee yang terluka dan memerah. Dia langsung menatap Tee sambil berkata, "Mau ke rumah sakit?"

Tee dengan cepat merespon, "Tidak... Tidak perlu... Aku cuma ingin pulang saja."

Tae langsung memasang helm Tee dengan masih terlihat dingin. Tae mulai menghidupkan motornya dan begitu Tee naik, dia langsung melajukam motornya dengan sangat cepat. Tee sedikit ketakutan dengan kecepatan gila seperti ini. Dia langsung memeluk Tae dengan erat. Jalan sangat lenggang sangat jaran mobil lewat. Mungkin karena sekarang sudah tengah malam.

"P'Tae! Bisa kau pelan sedikit?" ujar Tee dengan suaranya yang berlomba dengan angin.

Tae tidak peduli dengan perkataan Tee dan masih saja melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Tee semakin merasa sedih melihat tingkah Tae padanya. Apa yang harus dia lakukan?

Tak berselang lama, bahkan bisa dibilang hanya berselang 15 menit, mereka sudah sampai di rumah Tee. Dilihat dari jaraknya, jika dengan kecepatan normal, jarak rumah Tee dengan gudang tadi bisa memakan waktu 45 menit.

Tak lupa di pertengahan perjalanan, Tae membeli kotak P3K dan beberapa obat lainnya. Ketika mereka sampai di rumah, Tae membuka pintu rumah dengan kunci cadangannya. Dia masih bersikap dingin pada Tee sedangkan Tee hanya bisa diam menunduk.

Tae duduk di depan sofa sambil menyalakan tv seperti biasa tanpa menatap Tee ataupun berkata apapun.

Tee merasa ingin menangis. Dia langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia melihat kiss mark yang ada di badannya dan dia sangat terkejut, bekas itu sangat merah. Dan herannya entah mengapa dia mendapat memar di sekitar matanya. Dia sepertinya tidak mengingat bagaimana dan apa yang membuatnya terkena memar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senior Vs Junior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang