Suspicious!

1K 90 14
                                    

Brakk!!!

Tae melempar ponselnya ke arah dinding sampai hancur lebur.

Tangannya gemetar dan napasnya tersengal. Badannya menyender perlahan di dinding kamar hotel sampai akhirnya tersungkur ke lantai.

Dia membenamkan kepalanya pada kedua tangannya. Dia tidak habis pikir dengan perbincangannya barusan dengan sahabat karibnya.

"Kimmon Fucking Bastard!" Umpatnya.

Apa apaan barusan yang dikatakan Kim padanya. Dia ingin mengencani Tee dan dengan lantangnya dia memberitahukan hal itu padanya. Dadanya mulai sesak dan kepalanya memanas.

Belum lagi Tae tahu kalau Pond ternyata masih berani menemui Tee setelah dia menghajarnya.

"Tee... kau bohong!"

Tak sadar, Tae menitikkan air matanya. Ini perasaan yang baru ia rasakan. Entah merasa dibohongi atau dikhianati. Semuanya campur aduk jadi satu.

Tak sabar menunggu besok, Tae lebih memilih untuk pulang malam ini juga tanpa memberitahu ayahnya. Asistennya langsung memesankan tiket ke Bangkok dengan durasi perjalanan 5 jam.

Langit malam sudah tidak indah lagi di matanya. Yang dia inginkan adalah ada di rumah Tee secepat yang ia bisa.

"Prepare your self Tee, I'll break both of your legs!"

----

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12:30 malam. Tee sudah tidak bisa menahan matanya yang sudah sayup. Dia berusaha keras menahan kantuknya sampai tugas essaynya selesai. Tulisannya tinggal satu halaman lagi tapi entah mengapa dia merasa tangannya tidak bisa menambah kecepatan, rasanya seperti menulis pada baris itu-itu saja.

"Erggh...." keluhnya sampai hampir menitikkan air mata.

Entah mengapa dia merasa kalau jari jarinya terasa berat untuk digerakkan.

"Mau dibantu?"

"Gak usah, tinggal dik... EHHH!!!"

Seseorang berbisik si belakangnya yang sontak membuat Tee membalikkan badan memandang orang itu.

"Shit! Pond!" Tee mengumpat dan berusaha menjauh dari Pond yang berdiri tepat di belakang kursi belajarnya.

Pond dengan cepat mendorong tubuh Tee kembali ke kursinya sambil menghadangi tubuh Tee dengan kedua lengannya yang panjang.

"Ck! Lepas gak?!" ancam Tee dengan mata yang lesu.

"Hmm.. gak." jawab Pond singkat.

"Please, gue sibuk banget!!!" Tee berusaha mendorong tubuh Pond, tapi sialnya orang ini bahkan tidak bergerak seinci pun.

"Kamu pakai kacamata, lucu tau." puji Pond sambil tertawa kecil.

"Arghh!!! Pond!!!" Tee berteriak sambil mencoba mendorong pundak Pond yang semakin mendekat.

"Coba panggil aku P'Pond."

"Idih! Gak mau! Najis!"

"Ouch!" imbuh Pond sambil pura pura sakit dengan kata kata itu.

"Hei! Tau gak? Aku ini lebih tua dari Darvid. Jadi aku ini juga harus kamu panggil P'!"

"Ck!" Tee memasang wajah kesal plus jijik mendengar hal itu.

"Kalau kamu panggil aku 'P'Pond' aku janji gak gangguin lagi."

"P'Pond!" Tee dengan cepat menyebut namanya tanpa ragu. Lebih baik melakukan apa yang dia mau sebelum semuanya jadi makin rumit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senior Vs Junior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang