Jam sudah menunjukan pukul 6:30 Savana sudah siap dengan seragam dan semua perlengkapan belajarnya.
"Udah siap Na?" Tanya Adrian yang sedang makan di meja makan.
"Udah." Jawabnya.
"Gak sarapan dulu?"Tawar Adrian kepada anak bungsunya.
"Ga usah."
Adrian hanya mengangguk yang artinya meng'iya'kan permintaan anaknya.
Sepanjang perjalanan Savana hanya terdiam itu membuat Adrian bingung harus melakukan apa kepada anak bungsunya itu."Na.."
"Iya?"
"Kamu kenapa?kamu gak suka sekolah di indonesia?"Tanya Papa nya beruntun.
"Biasa aja."Jelas Savana.
Jawaban Savana tidak langsung diterima oleh Adrian.Pastinya ada sesuatu yang disembunyikan anak ini darinya.
***
Mobil Adrian sudah sampai di parkiran sekolah Savana.Adrian begitu terkejut melihat sekolah Savana yang begitu besar berbeda dengan Savana.Ia hanya melihatnya dengan wajah datar.
"Papa gak tau kalau sekolah kamu besar."Ucap Adrian.
Savana hanya diam matanya yang bekerja melihat kesekitar.
"Oh iya,Papa gak bisa anter kamu sampe dalem Papa ada meeting."Sadar Adrian sembari menepuk keningnya.
"Gak papa. Assalamualaikum."
"Waalaikum salam"
Savana berjalan mencari ruang guru di sepanjang koridor.Koridor yang dipenuhi siswa siswi disini hanya melihat Savana bingung dan Savana sendiri merasa dirinya asing disini.
Berasa artis.Batin Savana.
Wanita itu terus mencari sepanjang koridor sekolah.
"Akhirnya ketemu juga."
***
"Assalamu alaikum,anak-anak."Sapa seorang guru.
Kelas yang riuh karena candaan kini senyap dalam sekejap.
"Waalaikum salam,Bu!"seru satu kelas serempak.
"Disini ibu mau memperkenalkan anak baru.Silahkan."Ujar Bu Dian mempersilahkan Savana untuk memperkenalkan dirinya.
"Savana Adeline."Perkenalan Savana yang singkat itu membuat satu kelas kaget.
"Wah..neng berapa malem nyiapin perkenalannya?panjang bener kayak bibir si Leha."Ucapan Anji membuat Satu kelas tertawa lepas tapi Savana ia hanya menatapnya tajam.
"Sudah-sudah.Savana silahkan duduk."Ucap Bu Dian menenangkan kelasnya kembali dan mempersilahkan Savana untuk duduk.Kelas berlangsung dengan tenang dan damai.
Kring..kring..
Waktu istirahat berbunyi siswa siswi SMA NUSA BAKTI berhamburan keluar.Tujuan nya hanya satu.KANTIN.
Sementara Savana masih berada di kelasnya.Hanya ada 2 perempuan dan 2 laki laki termasuk Savana yang ada di dalam.
"Gue Angel.Dan mereka berdua yang somplak itu Anji sama Rey."Ucap Angel mengenalkan diri dan teman temannya."Savana."Lagi lagi wanita itu hanya menyebut nama nya tanpa berbasa basi menyapa mereka.
"Ngel,gue kekamar mandi dulu ada urusan cowok sama abang Rey Mau ikut gak?"Tawar Anji sembari tertawa.
"Boong ngel boong.Taulah Anji kayak gimana otak di--"ucapan Rey terpotong karena 2 kata yang di keluarkan oleh angel.
"Gue ikut.."Angel menggantung ucapannya.
"Serius lo?"Tanya Anji dan Rey bersamaan hingga mereka berdua menggebrak meja mereka sendiri.
"Sampe kantin doang."Lanjut Angel.
"Yah..Gue guyur juga lo pake beklin."Timpal Anji pada Angel yang sedang cengengesan.
"Ada juga otak lo tuh gue beklin biar lebih bersih."Jawab Angel tak mau kalah.
Pandangan angel berpindah kearah Savana ia sama sekali tidak mengeluarkan ekspresi sama sekali.
"Na..lo mau ikut gue gak ke kantin?"Tanya angel pada Savana yang sibuk dengan ponselnya.
"Enggak."Jawab Savana yang sama sekali tidak berubah ekspresinya.
"Yaudah,yuk cabut."Ajak Angel pada Anji dan Rey.
Hening.Kelas itu seperti tak bernyawa kelas yang hanya di isi oleh Savana di dalamnya sangat sepi.
"Bosen banget gue."
Savana berdiri dan meninggalkan kelas yang kosong itu hingga tak berpenghuni.Di sepanjang koridor lagi lagi ia di pandang seperti orang asing kulitnya yang lebih putih dibanding yang lain,bibirnya yang kecil dan yang paling membedakannya adalah warna mata hazel miliknya itu.
Savana terus berjalan.Kakinya seketika berhenti pada satu kelas yang sedang ramai oleh wanita didalamnya.Savana masuk kedalamnya dan mendapati Aksa didalamnya.Pandangannya tak sengaja bertemu tapi dengan cepat Savana memutuskan kontak mata itu dan pergi karena menurutnya berada didalam sana itu sangat tidak penting.
Aksa yang melihat itu langsung keluar mengejar Savana."Na tunggu Na."
Savana merasa namanya dipanggil ia membalikan tubuhnya 180°menghadap Aksa kini jarak mereka hanya 2 langkah.
"Lo sekolah disini?"Tanya Aksa kaget.
"Iya."
"Kelas berapa?"
"Bukan urusan lo."
Savana pergi meninggalkan aksa yang masih berdiri dibelakangnya.
Suatu hari nanti semua tentang lo bakal jadi urusan gue karena suatu hari nanti lo bakal jadi milik gue.Batin Aksa.
~Savana~
Satu Vote,Comment,dan Follback dari kalian itu sangat berharga bagi author.
Terus semangatin author yah biar lebih semangat lagi buat ceritanya.
Biar author dapet ilham buat dapetin feel nya.
Untuk visual author belum bisa kasih mungkin.
Salam Savana guys
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVANA
Genç KurguHidup yang tengah ada di sudut gelap ini harus ku apakan. Rasanya lelah ketika tak ada satupun orang yang ada didekatmu saat kamu memang benar benar jatuh. Dia Savana. Gambaran diriku di dunia nyata. Dan Aksa hanya sosok ilusi yang belum pernah dat...