Sakit?[7]

517 35 14
                                    

Pagi pukul 7:30 kursi kosong milik Savana menjadi perbincangan. Bagaimana tidak? Sudah 30 menit yang lalu gerbang sudah ditutup dan batang hidungnya belum juga muncul.

"Savana kemana?" Tanya Angel pada teman temannya.

"Mana gue tau." Jawab Anji tak peduli.

"Padahal dia baru masuk masa hari kedua di gak masuk?" Tanya Rey pada Angel yang dibalas gelengan oleh Angel.

"Dia sakit orang tuanya tadi ke kantor ngasih surat izin sakit." Jawab ketua murid kelas x ipa 1 yang baru saja masuk kekelas.

Disisi lain terjadi hal yang sama di kelas Aksa. Aksa tidak masuk kelas padahal dia juga baru masuk seperti Savana.
Ravi,Gion,dan Amel selaku teman dekat Aksa pun ikut bingung karena Aksa tidak mengabarkan apa apa pada mereka.

"Mel,lo telpon aja si Aksa. Tanya kenapa dia gak masuk." Ucap Gion yang dibalas anggukan oleh Amel.

Amel berusaha terus menelpon Aksa tapi Aksa belum juga mengangkatnya.

"Gak diangkat-angkat." Ucap Amel memberitahu kepada Gion dan Ravi.

"Terus telpon aja nanti juga di angkat." Paksa Gion pada Amel.

"Diangkat nih." Kata Amel pada Gion.

"Sini gue yang ngomong."

Hallo

"Kenapa lo gak sekolah?" Tanya Gion to the point.

Gue sakit.

"Kenapa bisa sakit?"

Kehujanan

"Kok kayak anak baru di kelas x ipa 1?"

Emang tu anak kenapa?

"Sama kayak lo sakit gara gara kehujanan."

Gue istirahat dulu yon. Ucap Aksa berbohong.

"Tap--"

Tuttututt..

Belum sempat Gion membalasnya Aksa sudah mematikan telpon nya.

"Ni bocah main matiin aja." Gumam Gion yang masih bisa sidengar oleh Ravi dan Amel.

"Kenapa Aksa yon?"

"Sakit gara gara kehujanan."

***

"Savana sakit?karena gue?aduh gak enak banget gue.Kerumahnya aja deh." Ucap Aksa gelisah.

Aksa turun dari kamarnya ia berjalan perlahan agar Mamanya tidak mendengarnya.

"Mau kemana sa?" Tanya nisa tiba-tiba membuat langkah Aksa terhenti dan membalikan tubuhnya menghadap mamanya.

"Ehh mama a-anu mah." Jawab Aksa terbata-bata.

"Mau kemana?" Tanya Nisa mengulang pertanyaannya.

"Kerumah Savana mah."Jawab Aksa sembari menundukan kepalanya.

"Mau ngapain?kamu lagi sakit sa."

"Savana juga sakit mah karena aksa." Jujur Aksa.

Mamanya hanya diam.Berfikir.Aksa tidak pernah bersikap seperti ini apalagi dengan perempuan. Tidak pernah.

"Boleh yah ma?" Tanya Aksa memastikan.

"Hmm." Jawab Nisa singkat yang artinya meng 'iya' kan keinginan Aksa.

Aksa bersorak senang dalam hatinya setelah mendapat izin dari Mamanya.

***

Tett..tett..tett..

Bel suara rumah Savana berbunyi. Hal itu membuat Savana kesal karena suara itu belum juga berhenti.

"Astaga,berisik banget sih." Savana berjalan untuk membuka pintu.

Terkejut. Hanya itu yang dirasakan Savana. Savana terus memandangi punggung seorang lelaki dihadapannya Savana tau siapa yang ada dihadapannya ini.Aksa.

"Ngapain lo disini?" Tanya Savana yang berada dibelakang Aksa.

Aksa membalikan tubuhnya 180° menghadap Savana.Bibir kecil Savana berubah pucat berbeda dengan sebelumnya.

"Jenguk lo lah. Lo kan lagi sakit."

"Kenapa lo bisa jenguk gue ini kan masih pagi? Harusnya lo disekolah." Ucap Savana dengan nada mengintimidasi.

"Gue kan gak sekolah." Jujur Aksa.

"Kenapa?"

"Lo nya juga gak sekolah. Sepi hari hari gue kalau gak ada lo." Jawab aksa berbohong.

Pipi Savana tiba tiba saja memerah. Aksa yang melihatnya tertawa lepas membuat Savana tambah malu.

"Kenapa pipi lo blushing?" Tanya Aksa menggoda.

"Gak kenapa napa." Jawab Savana bohong.

"Lo imut kalau pipinya blushing." Ucap Aksa mengelus pipi Savana. Dengan cepat Savana menepis lengan Aksa dari pipinya.

"Sekali aja gak usah pegang pipi gue. Bisa?"

"Gak bisa lo terlalu imut buat gue lewatin."

Lagi lagi pipi Savana berubah blushing lebih blushing dari tadi dan Aksa hanya bisa tertawa lepas sangat puas dengan apa yang dilihatnya.

"Na..."

"Apa?"

"Gue pegel berdiri mulu."

"Yaudah duduk."

"Oke."

Mereka berdua duduk diteras rumah. Savana ingin mengajak Aksa kedalam tapi didalam tidak ada siapa siapa papanya sedang bekerja abangnya sedang kuliah dan pembantu rumah tangganya entah pergi kemana. Tidak enak juga kalau membawa lelaki kedalam rumah.

"Na gue aus." Ucap Aksa memecah keheningan.

"Lo itu jenguk gue atau mau numpang dirumah gue sih? Jenguk gak bawa apa apa juga." Terang Savana blak blakan.

"Siapa bilang gue gak bawa apa apa?" Ucap Aksa membuat Savana bingung.

"Emang lo bawa apa?" Tanya Savana balik.

"Bawa rasa Sayang dan Cinta gue buat lo." Jujur Aksa.

Dengan cepat Savana menoyor kepala Aksa hingga lelaki itu meringis kesakitan.

"Emang gue boleh numpang disini. Na?kalau boleh sih gue terima Na. Kapan lagi coba satu rumah sama calon istri apalagi kalau satu kamar." Ucap Aksa membuat pipi Savana kembali blushing.

"Diem gak lo?" Ancam Savana.

"Apa sih yang nggak buat lo Na." Ucap Aksa tersenyum.

Savana diam pandangannya terus tertuju dengan seorang ibu yang sedang bermain dengan anaknya. Hingga matanya meneteskan sebutir air mata.

"Na lo kenapa?"

"Gak papa."

"Lo bohong Na sampe kapan lo mau bersikap kayak gini sama gue?"

"Gue kangen sama mama gue..." ujar Savana menggantung ucapannya. Savana menarik napasnya perlahan dan menghembuskannya.

"Setiap gue sakit mama gue pasti ada di samping gue dia selalu peduli sama gue." Lanjutnya.

"Tapi sekarang ada gue Na. Dada gue siap buat basah karna air mata lo."

"Kenapa lo segitu pedulinya sama gue?"

"Karna...gue suka.."

~Savana~

Feel nya belum dapet?makanya Vote,Comment,and Follow dulu biar authornya makin semangat lagi.

Follow instagram author @rima_rls
Dan wattpad author juga.

Untuk visual next aja yah jangan sekarang biar lebih penasaran lagi sama sosok Aksa.

Salam Savana guys:)

SAVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang