Hallo.... sebelumnya maafin baby phohh ya update nya molor lama banget, dan mohon maaf nih apabila nanti banyak typo bertebaran dan banyak tempat atau nama yang tidak sesuai aslinya harap dimaklumi, karna keterbatasan ku ini😢😢😢
Kirana belum sadarkan diri, masih diruang UGD. Luka dikepalanya sudah di bersihkan dan di obati oleh dokter, untung lah kata dokter tidak ada luka serius, jadi sekarang hanya menunggu kirana sadar.
Dante terus memegang tangan kirana sembari sesekali mencium punggung jemarinya. Tidak bisa disembunyikan wajah khawatir seorang dante abimanyu. wajah memerah, rambut nya acak acakan, dan baju yang masih banyak darah. Sebenarnya shalsa dan reno ada disana, tapi dante enggan digantikan dan memilih menemani kirana sampai ia sadar, bahkan dante tidak mengizinkan shalsa dan reno untuk masuk menemui kirana. Entah lah apa yang dipikirkan dante saat ini. Ia hanya merasa kecewa dengan shalsa, karna memilih egonya sendiri dan tidak percaya dengan sahabat nya.
"Bangun sayang..." dante terus bergumam sambil mencium tangan kirana. Sesekali ia mengusap pelan rambut kirana dan mencium kening kirana. Jari jemari kirana bergerak, membuat dante tersenyum. Sedikit demi sedikit kirana membuka mata nya sampai membuka sempurna.
"Dante" kirana mengerang memegang kepalanya yang diperban.
"Sakit" gumam kirana lagi
"Iya sayang, syukurlah kamu sudah sadar." Dante menarik nafas panjang
"Berjanjilah angel, jangan lakukan hal seperti itu lagi, jangan bikin aku khawatir."
Kirana menggangguk."Dante, shalsa...?" Kirana tidak melanjutkan pertanyaan nya.
"Dia ada diluar, tapi sekarang aku akan panggil dokter dulu untuk memeriksa keadaan mu sayang." Dante memencet bel tanpa menunggu jawaban dari kirana.
Wiwiiwwwiwwiww lampu alarm di depan ruangan kirana ber bunyi, tanda ada sesuatu terjadi di dalam sana dan sedang memanggil suster untuk membantunya. Shalsa dan reno terkesiap dan langsung berdiri dari duduk nya. Mereka melihat beberapa suster datang membawa beberapa alat pemeriksaan. Hati shalsa bergetar takut ada hal buruk yang terjadi didalam sana, sungguh dia tidak bisa memaafkan diri sendiri kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk pada kirana.
.
.
."Malam dok... kirana sudah sadar, tolong lakukan pemeriksaan dok..." sapa dante saat dokter jaga datang, dokter nya hanya tersenyum lalu mengangguk dan mulai memeriksa kirana.
"Pasien baik baik saja, hanya butuh istirahat yang banyak. Disarankan agar rawat inap saja, karna masih ada yang harus di periksa lebih lanjut di bagian kepala nya."
"Rawat inap?" Kirana melotot dan cepat cepat menggeleng.
"Tidak, aku tidak mau dirawat, dante plissss...." kirana memohon. Dante menggeleng dan menyanggupi saran dokter. Kirana hanya cemberut pasrah.
Para suster mulai memberesi barang dan alat yang akan di pindahkan ke kamar rawat. Dante sibuk dengan handphone nya sesekali melirik ke kirana yang masih saja cemberut menarik perhatian dante. Dante mengusap pelan rambut kirana, dengan sengaja kirana memalingkan wajah nya. Dante mengerutkan kening nya lalu menarik pelan dagu kirana agar melihatnya lagi.
"Kenapa sayang? Ngambek?" Tanya dante sambil memainkan alis nya. Kirana mengerucutkan bibir nya.
"Dante, aku kan sudah bilang nggak mau dirawat disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengagum Awan
RomanceCerita pilu seorang gadis kecil yang harus melewati ujian begitu berat akibat dari percerain orang tua nya... Dan dia telah menemukan kenyamanan nya walau dinilai orang lain itu aneh Dengan siapa nanti yang bisa merubah kemurungan menjadi keceriaan...