Di jalan yang sudah tak asing lagi bagi kirana, dia langkah kan kaki nya pelan pelan, seraya dia ingat ingat lagi kejadian tadi disekolah. Di langkah kan kaki nya kearah tempat favorit dia.
Melihat rumput hijau yang indah, seperti sedang melambai lambai tertiup hembusan angin yang sejuk, seolah tengah memanggil nya untuk kesana.
"Huffhhh..." suara kirana mengeluarkan nafasnya kasar, sembari menidurkan badan nya diatas hamparan rumput itu.
"Teman kamu tau apa yang terjadi pada ku hari ini?" Ucap kirana lirih sambil melihat keatas langit.
Teman yang ia maksud adalah awan yang ada di langit." kamu tau, entah ada keajaiban apa membuat ku berani menjawab pelecehan teman teman ku, apa ini semua karna nasihat mama?" Gumam nya lagi.
" iya mama. Semua ini berkat mama. Mah... kirana sayang banget sama mama. Mama tau sejak kecil kirana jarang sekali di peluk mama, di manja mama, walau apapun yang kirana ingin bisa kirana dapat kan, bagi kirana mendapatkan perhatian mama setiap hari itu jauh lebih istimewa." Ucap kirana dengan mata yang berkaca kaca.
" kirana ingin sekali mama membuatkan kirana susu sebelum berangkat sekolah, kirana ingin sekali mama membelai rambut kirana sebelum kirana tidur. Tapi semua itu tidak pernah kirana dapatkan." Lanjut kirana sambil sesenggukan karna menangis.
"Papa. Kirana tidak tau kenapa papa tidak mau menemui kirana. Apa papa nggk kangen kirana? Kirana juga kangen papa. Kirana kangen mama papa seperti dulu." Sekarang kirana tau, benar kata mama, kirana tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan. Sudah cukup aku menyiksa diriku sendiri." Lanjut kirana dengan suara serak di tengah tangisan nya.
" kirana janji ma, pa... kirana akan keluar dari keterpurukan ini dan akan mencari kebahagiaan kirana."
Dengan tangisan nya dan menceritakan curahan hatinya kepada alam terbuka membuat nya merasa sedikit mengurangi beban pikiran nya. Kirana mempercayai awan dan langit serta alam terbuka sebagai teman tempat nya mencurahkan perasaan nya selama ini karana dia yakin mereka teman yang tidak pernah ingkar janji. Teman yang setia kapan pun kirana butuh kan.....
Kalau orang lain yang liat mungkin itu perbuatan yang sangat aneh....
...
Saat tengah ada dalam tangisan nya, kirana merasa terkejut. Ada selembar tissu yang seseorang kasih pada nya. Menyadari siapa yang datang segera ia lap air mata nya asal dengan telapak tangan nya.
Karna tissu yang dia kasih tidak di ambil, dengan cepat iya mengelap pipi kirana yang basah karna air mata nya tadi.
Kirana hanya memandangi wajah dante yang sangat dekat dengan nya. Bahkan deru nafas dante terasa hangat menyentuh pipi nya.
Entah kenapa jantung kirana berdetak begitu kencang. Perlakuan dante padanya begitu lembut membuat kirana tak berani menatap mata dante lebih lama lagi. Dia memilih memejamkan mata nya, menetralisir perasaan nya.
Melihat tingkah kirana membuat dante gemass. ingin sekali iya cubit pipi kirana yang merona itu.
" lo gapapa kirana? Maaf yah kalau kedatangan gue sudah mengganggu." Ucap dante mengawali pembicaraan.
Kirana yang masih sesenggukan hanya menatap dante sendu.
" udah, gpp kalo kamu belum mau cerita sama gue. Gue juga sudah tau semua nya. Maaf bukan nya gue mau ikut campur urusan lo. Tapi gue gk tega lihat lo kaya gini terus. Kalo lo mau nangis, lo boleh pinjam pundak gue...." lanjut dante sambil menunjuk pundak nya agar kirana bersandar disitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengagum Awan
RomanceCerita pilu seorang gadis kecil yang harus melewati ujian begitu berat akibat dari percerain orang tua nya... Dan dia telah menemukan kenyamanan nya walau dinilai orang lain itu aneh Dengan siapa nanti yang bisa merubah kemurungan menjadi keceriaan...