Jika memang ini sebuah takdir yang tak dapat diungkap dalam waktu dekat. Bisakah, waktu cepat berjalan dan beritahu takdirku dengannya seperti apa?
=My Dream is You=
Bin masih sibuk dengan burungan kertasnya. Ia selalu membuat burungan kertas berukuran kecil yang berisikan keinginan terpendam yang ia harap dapat sampai kepada Tuhan. Tuhan melihat semuanya bukan? Tuhan melihat isi burungan kertasnya. Namun, orang disekitar Bin tidak mengetahui impian kecilnya.
Keinginan terpendam Bin selama ini adalah menjadi pilot.
Namun, melihat nilai akademis Bin yang cukup menyedihkan. Bin makin kehilangan semangat akan itu. Sudah belajar sekuat apapun. Takdir nilai matematika dan bahasa Inggrisnya masih standar. Itu tidak akan dapat membantunya untuk menggapai mimpinya.
Ditambah dengan kondisi matanya yang semakin lama menurun pun akibat terlalu sering bertatapan dengan e-book. Membuat Bin tersadar jika impian sejak kecilnya itu akan punah dimakan waktu.
"Ayo pulang. Aku sudah selesai"
"Oke"
Rocky. Begitu Bin memanggil pemuda berumur satu tahun dibawahnya itu. Nama aslinya Park Minhyuk. Namun, Bin lebih memilih memanggilnya dengan sebutan Rocky. Sebenarnya, panggilan itu terbentuk saat mereka berlatih menari bersama. Gaya 'swag' Rocky dan tenaga yang dikeluarkan saat latihan membuat Bin memanggilnya seperti itu.
Bin dan Rocky tak sengaja menjadi dekat hanya karena mereka berada di satu eskul yang sama. Namun, mereka berdua memiliki mimpi yang berbeda. Bin bermimpi menjadi pilot dan Rocky bermimpi menjadi seorang bintang.
Rocky selalu mengolah suaranya dengan baik dan ia terkadang bernyanyi dengan iringan melodi piano yang dimainkan Bin. Mereka adalah kombinasi yang sempurna untuk menjadi seorang bintang.
Namun, Bin masih mencoba untuk menggapai mimpinya walaupun ia hanya memiliki nol persen. Kacamata yang ia gunakan sangat mencolok untuk membuatnya ditolak dari akademi. Itu sudah sangat jelas.
"Aku sering minum susu. Tapi, kenapa tinggiku tidak dapat menyaingi Sanha? Jika seperti ini aku tidak bisa seperti Rain sunbaenim"
Bin tertawa kecil. Ia melirik Rocky yang memanyunkan bibirnya. Bin tahu jika Rocky menginginkan tinggi yang sempurna seperti teman sekelasnya. Namun, dilihat dari sisi manapun. Kemungkinan Rocky menyamai tinggi Sanha itu terlihat sedikit mustahil.
"Tinggimu itu sudah cocok untuk jadi bahan keusilanku"
Bin menepak kepala Rocky sebelum ia berlari dan bersembunyi di balik satpam stasiun. Bin suka sekali menjahili Rocky. Dan lebih lucunya satpam di stasiun ini sangat hapal dengan kebiasaan gila Bin. Bahkan, Bin menggunakan topinya untuk melakukan penyamaran.
"Hyung, itu Myungjun dan Jinwoo-hyung"
Bin menatap kedua orang yang sedang bergandengan tangan itu. Sedikit berdecih melihat keduanya. Bin dan Rocky bertaruh apa yang terjadi dengan mereka. Namun, melihat mereka bergandengan tangan memasuki gerbong kereta pun. Bin sadar ia kalah dalam taruhannya.
"Tidakkah kau pikir ini sedikit aneh?"
"Aku tidak masalah akan hubungan mereka berdua"
Bin memberikan topi yang dipinjam dan membungkuk berterimakasih. Ia mengikuti langkah Rocky dari belakang. Sesekali ia membenahi kacamatanya sambil memikirkan hubungan tak wajar antara tetangga dengan teman sebangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soap Couple's Diary [BinWoo Oneshot]
Fanfiction[COMPLETED] . Ini kisah romansa picisan yang bisa membuat kalian tersenyum Ini juga kisah tragis cinta yang mengharukan Bahkan, ini juga cerita pembunuh gila yang tidak dapat masuk ke dalam 'sel' . [Cha Eunwoo x Moon Bin]