05; l o s t

2.1K 331 187
                                    

"What's worse,
dying when you want to live
or
living when you want to die?"

Yoona's POV

Alarmku berbunyi tepat jam 7 pagi.

Aku menyalakan handphone-ku dan ternyata salah seorang sahabat sekaligus teman kuliahku, Hara, memberitahuku bahwa kami semua akan mendapat libur selama 2 bulan mulai minggu depan.

Ya, tentunya aku sangat senang. Tell me who doesn't love holidays, i'm waiting.

Aku berjalan menuju ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci mukaku. Lalu, aku turun ke bawah untuk sarapan.

Saat aku memasuki ruang makan, ibu dan kakakku sudah duduk di meja makan untuk menyantap makanan mereka. Aku yang mencium aroma wangi dari dapur langsung mengetahui bahwa hari ini ibuku yang memasak sarapan.

Aku menghampiri mereka namun aku tidak melihat ada makanan di depanku. Biasanya, ibu akan meletakkan sarapanku di tempat aku akan duduk.

"Eomma, makananku dimana?" tanyaku pada ibuku.

"Beli saja sendiri, ibu hanya memasak 2 porsi." jawabnya dengan dingin tanpa sedikit pun melihat ke arahku.

Ya, ibuku menjadi seperti ini semenjak ayah meninggal. Ibu menjadi lebih dingin dan cuek padaku. Dan ibu juga lebih menyayangi kakakku daripada aku.

Ibu sering mengalami sakit kepala dan saat dibawa ke dokter, ternyata ia mengalami depresi. Ia sering memarahi dan menyalahkanku atas kejadian yang menimpa ayah. Begitu juga dengan Yoonhee eonni, ia yang biasanya akur denganku menjadi jarang berbicara dan cuek padaku.

Sudah 2 minggu aku mengalami hal-hal seperti ini, mulai dari dimarahi ibu tanpa alasan, dijauhi ibu dan kakakku, dan ibu pernah menyebutku sebagai seorang pembunuh yang membuatku sangat hancur.

Jika kau melihat keadaanku saat ini, kau bisa menyebutku sebagai anak yang terbuang. Mereka berdua sudah mulai tidak peduli denganku dan mengucilkanku. Aku yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa menangis dalam kamarku setiap hari. Aku sudah tidak tahan lagi.

Aku telah kehilangan seorang ayah yang sangat aku kasihi, dan sekarang aku ditinggalkan oleh ibu dan kakakku sendiri.

Aku sudah mulai lelah dengan semua ini. Semenjak ayah tiada, hidupku menjadi berantakan, jauh dari kata tertata. Semakin banyak masalah yang datang padaku.

And i think give up is the only thing that i can do right now.

Hari berganti hari, tidak ada yang berubah. Hingga aku memutuskan, untuk mengakhiri semuanya.

Malam ini terasa sangat dingin dan gelap. Aku berada di Golden Gate Bridge, tempat yang menurutku cocok untuk mengakhiri semuanya. Tempat ini dilewati oleh banyak kendaraan, namun tidak ada satu orang pun yang menyadari keberadaanku.

Aku mulai menaikkan kaki kananku untuk melewati batas jembatan tersebut, lalu diikuti oleh kaki kiriku. Dan sekarang, aku sudah siap untuk melepaskan segalanya.

Aku mulai meneteskan air mata. Semua memori dalam otakku terasa terputar kembali. Semua kejadian yang telah terjadi terputar ulang dalam pikiranku. Hingga pada suatu titik, aku teringat akan perkataan ayah.

"Yoona,"

"Hm?"

"Lihat mata ayah,"

Aku bingung mengapa ayah tiba-tiba menjadi serius, "Ada apa, yah?"

"Ayah hanya ingin menyampaikan sesuatu padamu,"

illegal • jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang