33; f i n e

2K 125 26
                                    

Jungkook's POV

Tanganku terasa berat, namun hangat. Sulit untuk bergerak memang, namun aku berusaha melawan itu. Kehangatan ini, hanya satu-satunya di dunia ini, tak ada yang lain.

Aku berusaha membuka mataku dan menggerakkan tanganku dengan perlahan. Namun detik kemudian, badanku terasa berat. Dan semuanya, berubah menjadi gelap.

———

Yoona's POV

Sudah lebih dari seminggu, dan semuanya tak berubah. Setiap pagi aku terbangun dari tidurku mengharapkan keajaiban terjadi, namun tidak, keajaiban belum berkehendak padanya.

Jeon Jungkook

Terbaring lemas tak sadarkan diri di depanku. Dengan tanganku yang terus menggenggam hangat miliknya. Berdoa setiap malam, menemani dirinya hari demi hari, namun sepertinya itu sia-sia. Ia masih bel-

"Ah!" sahutku.

Tangannya bergerak. Sungguh. Bukan hanya imajinasiku, namun aku benar-benar merasakannya tadi.

"Jungkook-ah!" sahutku antusias sambil menatap wajahnya yang pucat itu. Lalu, raut wajahku berubah seketika aku tahu bahwa ia kembali tak sadar diri, lagi.

Harapanku pupus. Kembali terduduk di kursi yang mungkin sudah jenuh aku duduki. Menunggu ia tersadar, walaupun tak ada yang tahu kapan.

Tak lama kemudian, aku mendengar suara dari luar ruangan yang terbilang luas ini. Suara lelaki, mungkin.

Pintu terbuka, memperlihatkan enam orang pria manis yang masing-masing membawa sesuatu pada tangan mereka.

"Bagaimana keadaannya? Ada perubahan?" tanya seorang dari mereka sambil membuka kacamata hitamnya, Jimin.

"Tadi aku merasakan tangannya bergerak, namun saat aku menoleh ke arahnya, semuanya kembali seperti semula," kataku.

"Bahkan aku masih bingung, apakah itu hanya imajinasiku atau benar-benar nyata," lanjutku.

Lelaki yang dikenal sebagai leader dari grup ini pun menghela napasnya. "Aku benar-benar khawatir," katanya.

"Aku akan menemui dokter setelah makan siang, untuk mengetahui detail keadaannya saat ini," balasku.

"Baiklah, kami yang akan menjaga Jungkook," jawab Jimin oppa yang kubalas dengan sebuah anggukan.

———

13.10 KST

"J-Jantungnya t-tidak b-berfungsi?!" sahut perempuan itu.

"Jantungnya masih berfungsi, namun setelah kami telusuri lebih dalam, ia tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi," balas lelaki berjubah putih di hadapannya itu.

Dengan tangan gemetar dan jantung yang berdetak jauh lebih cepat dari biasanya, Yoona bertanya, "B-Berapa lama lagi ia bisa b-bertahan, d-dok?"

"Kurang lebih 10 hari," balas dokter itu.

"Tolong selamatkan dia dok, tolong," balasnya dengan air mata yang sudah terjun bebas membasahi pipi perempuan itu.

"Kami akan berusaha yang terbaik, ia adalah anak yang kuat, kami yakin ia dapat bertahan," jawab dokter itu.

Detik kemudian, ia menerima telepon. "Baiklah, kalau begitu saya tinggal dulu, ada pasien yang harus saya tangani," katanya yang dibalas dengan terima kasih oleh gadis itu sambil membungkukkan badannya.

Gadis itu terdiam, benar-benar terdiam. Dengan dada yang sesak dan hati yang retak, ia masih berusaha menahan tangisnya. Dan perlahan, ia keluar dari ruangan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

illegal • jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang