"Dihh sok asik, kenapa tuh orang di masukin ke kelas ini sih. Bukannya banyak kelas lain, gue harus protes"guam Erell dengan suara sedikit pelan
"Baik kalo begitu ada yang mau bartanya atau ada yang keberatan?"Tanya Leo
"Kalo tidak ada bapak akan kembali keruangan"lanjutnyaTiba tiba
"Saya pak Le"ucap salah satu murid yang sedikit mirip tinggi badan dengannya siapa lagi kalo bukan Erell
"Pak Le..pak Le, emang saya pak Le mu?nama saya Loe Achilles"Ucap Leo kesal
"Ck. Saya mau perotes''ujar Erell
"Baik, kenapa kamu perotes?"
"Emang lo yaa, ehh pak singa yang terhormat. Ehh. Pak Leo maksud saya, kenapa tuh si Cheonyeo Gwishin bisa di sini? Bukannya ke kelas si Rayen kek kemana kek kan banyak?" tolak Erell mentah²
Semua teman²nya yang ada dikelas itu pun melihat Erell dengan terang² membentak sang kepala sekolah, ada sebagian yang tau dan juga yang tidak bahwa 3A dan Leo dalah sepupu
"Maksud kamu?" tanya Leo masih tak mengerti
"Adeuhh...ngomong sama kakek² gini nihh. Pindahin tuh cewe kekalas mana kek, gue gak mau satu kelas sama tuh orang"Terang Erell
"Kanapa sihh Erell? Lo gak suka sama Merisca? Kan dia cantik?"ujar Bobi
"Iya Rell lo gak asikk ahh"sambung Gino
"Jangan mentang² lo anak punya nih sekolah, bisa pindahin orang gitu aja" pekik Deni
Dan masih banyak penolakan yang di lontarkan oleh siswa kepada Erell. Erell pun murka, karena apa setiap keinginannya harus di kabulkan
Brakk
Suara pukulan meja yang sangat kuat ditimbulan Erell dengan keras. Semua murid terdiam, Ali yang sedari tadi diam pun menoleh kearah belakang, sedangkan Illya dan Adel memegang dadanya karena kagett posisi mereka dekat Dengan Erell
"Owhh... Kalian gak setuju keputusan gue?"Tanya Erell dengan rahang yang mengeras
Dan Ali pun menekan tombol saistennya siapa lagi kalo bukan Jeje
"Halo je"sapa Ali
"Iya tuan muda ada apa?"tanya Jeje
"nanti bawa mobil saya di sekolah karena saya pulang bareng sama Erell"
"Baik tuan"
Klik Ali pun mengahiri telponnya dan kembali menatap Erell
Hening
"Jawabbb"ucap Erell dengan memukul meja lagi
"Erell stopp"pekik Leo
"Apa lo hah"jawab Erell angkuh
"Kamu sopan sama yang lebih tua dan hargai guru kamu didepan dan jangan seenaknya"ucap Leo panjang lebar, dan Erell pun semakin kesal
"Apa lo ngatur² hidup gue"
"Erell cukup"ucap Ali lembut
"Gak bisa bang! Gue gak mau satu kelas sama tuh cewe muna dan sampe hancur in hidup lo lagi"tunjuk Erell kepada Merisca dan semua siswa mau pun siswi bertanya² apa yang Erell maksud
"Heh cowo astral"ucap Adel
"Berisik lo"jawabnya
"Lo jangan cari gara gara dong"
"Gue"tunjuk nya pada dirinya sendiri, Adel pun mengangguk kan kepalanya
"Kalo gak tau ceritanya gak ush ikut campur"ucap Erell sinis
"Gue tau kok"
"Adell kamu jangan ikut²an"bisik Illya
"Lo tau apa"
"Gak"
"Gue harap dia dipertimbangkan lagi masuk kelas ini, klo masih iya gue pindah kelas mungkin pindah sekolah" ucap Erell berlalu dari kelas sambil membawa tasnya
"Huuuuuuuuu"sorak Murid² kepada Erell
"Jangan harap lo akan tenang Cheonyeo Gwishin"ucap Erell diserati senyum liciknya disepan muka Merisca
"Rell tunggu gue..."teriak Ali
"Kak Ali mau kemana?"tahan Illya
"Mau ngejar Erell, aku keluar dulu yaa"pamit Ali pada Illya dan dibalas anggukan olehnya
"Pak saya permisi dulu"mamit Ali kepada guru yang sedang mematung akibat ulah Erell
"Le gue tunggu lo di tempat biasa"bisik Ali dan Leo pun mengangguk
"Maaf anak² atas kejadian barusan"ucap Leo tak enak hati
"Pak maaf atas kelakuan 2 anak tadi yaa"
"Harusnya saya yang minta maaf pak Leo"
"Baik kalo begitu saya permisi mau ngecek keliling gedung"pamit Leo
"baik Merisca kamu bisa duduk denagn Roy"Tunjuk nya
'Whatt? Mana mungkin Merisca Adelheid duduk sama gajahh..bisa turun nihh reputasi gue sebagai cewe cantikk sejagat raya yang melewati planet² yang ada di tata surya'ucapya dalam hati
"Ayo duduk"titahnya
"Baik pak"dengan berat hati Merisca pun melangkah kan kakinya dan duduk di sebelah Roy
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Erell pun berjalan cepat sampai di taman sekolah dan tak lupa ada yang mengikutinya dari belakang
"Rell tunggu gue"Teriak seseorang dengan keras dan menggema di gedung sekolahan tersebut yang ta lain adalah Ali, Yang di panggil pun tidak menoleh
"Woyy kutu tungguin gue napa"sambung Rayen
"Erell berhenti, atau--"belum Ali melanjutkan ucapannya Erell pun berhenti
"Ck. Apa sih lo pada? Jangan halangin gue! Gue lagi mood pake bad"ucap Erell
"Nih anak. Gue tau lo gak suka sama si Cheonyeo Gwishin, lo pikir man pake otak! Kita biasa balas dendam dengan mudah"terang Rayen dengan otak licik nya
"Tapi gue gak suka tuh orang masuk kelas gue, kalo iya dia masuk kelas gue. Gue pindah kelas"
"Ehh curut, lo mau ngasih mangsa sama macan dengan mudah?"tanya Rayen seraya menoyor kepala Erell
"Maksud lo itu gue gitu mangsanya?"tanya Ali seraya memasang muka datar nya
"Duhh pak, jangan baper napa"bujuk Rayen
"Ehh kamvet siapa yang gak kesel coba. Omongan lo kaya begonoh!"Bela Erell
"Nahh ini baru adik Gue"ucap Ali bangga karena ada yang mendukungnya
"Ishh..gue belum selesai ngomongnya kalii"timpal Erell
"Terus apa?"tanya Ali
"Emang bener, apa lagi mangsanya kaya bigini bisa² tuh langsung di terkam..hhahahah"
"Dasar yaa kalian Bedua, oke kalo ada tugas yang gak ngerti jangan harap gue bantuin"
"Yehh lo maen ngacem bang"
"Iya nih lo mah ngancem!"
"Sabodo aeee lahh"Ali pun meningalakan keduanya terus berjalan menuju parkiran
"Kita boloss nihh..yessss!!!!"pekik Rayen girang dan berlari menuju Ali yang sudah berada di parkiran
"Wihhh seorang Arik Ali Achilles yang anti bolos sekarang boloss jugaa.... Yeyyyy!!!"Erell pun menyusul Ali dan Rayen yang sudah ada di parkiran
#####
Haiiii cemuaaa!!!!Maaf yaa kalo ceritanya gak nyambung, alurnya maju mundur atau apa lahhh
Dan makasih yang udh setia sama ceritaku ini..maaf yaa kalo bikin pusing
Baru belajar bikin cerita soalnya, biasanya bikin juga suka di gantung dan gak ada kepastian kaya aku sama dia eaaa...malah curhat..hahhaha
Jangan lupa comment and vote yaa😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Sama (End)
Genç KurguGimana kalo ketiga saudara mempunyai cinta yang sama? Pasti begitu rumitnya! So gimana jalan keluar permasalahan cinta arik ali Achilles, arka erell Achilles, arkana rayen Achilles