33

661 90 0
                                    

Wendoy dan joohyun dateng ke apartemen seulgi dalam rangka traktiran ulang tahun seulgi. Kalau bukan paksaan mereka, seulgi mana mau traktir mereka sekarang ini. Seulgi lagi lingin sendiri sebenarnya, dia pingin mikir dengan tenang aja gitu. Pingin ngelurusin pikiran dia yang udah nggak jalan selayaknya akhir-akhir ini.
“Seul, lo ada masalah sama jimin?” tanya wendoy pas mereka lagi makan ayam yang dibeli sebelum balik
Seulgi males sebenernya kalo udah ditodong pertanyaan gini.
“nggak”
“boong bisul”
“lo aja kali yang bisul”
“cerita makanya”
“cerita apa? Gak ada yang harus diceritain”
“kebiasaan deh” akhirnya joohyun ikut nimbrung karena nggak tahan, “Kalian ada sesuatu. Kita yakin.”
“Atau jangan-jangan kalian putus ya?”
Seulgi buru-buru geleng kepala, “nggak.”
“terus kenapa?”
“ada hal yang nggak bisa gue omongin baik sama kalian juga sama jimin, dan ya terjadi gitu aja”
“jadi intinya lo gak bisa jujur sama jimin?”
“masalah jujur atau nggak, gue cuma gak mau jimin kepikiran”
“Gini deh seul, semisal jimin nyembunyiin sesuatu dari lo dan lo jadi kepikiran apakah sesuatu itu disebabkan lo atau bukan. Lo bakal jauh kepikiran saat jimin nggak bilang karena dia terus mikir yang mungkin nggak dia lakukan. Menurut gue, mending lo cerita aja sama jimin, mau jimin terima atau nggak setidaknya lo udah jujur sama dia.”
Joohyun tarik napas setelah sarannya yang panjang itu. Wendoy ngangguk setuju.
“Gue percaya, jimjn nggak sepengecut yang lo kira, seul.”
Seulgi diem. Dia jadi kepikiran juga. Mungkjn kedua temannya ini ada benarnya juga.
“satu hal lagi, masalah cowok yang akhir-akhir ini bareng lo itu. Mending lo jauhin dia, segede apapun masalah lo sama jimin, dia masih tetep pacar lo.”
Seulgi ketampar, dia jadi inget mungkin dia udah keterlaluan. Jimin bukan semata-mata bergantung sama seulgi ketika dia diminta ganti pasangan, tapi bener kata wendoy, jimin masih pacar seulgi dan dia cemburu. Seulgi memaki dirinya dalem hati, semua katanya yang berarti sama dengan bego, tolol, dan goblok dia keluarin buat sebut dirinya.
Dia liatin paper bag yang dikasih jimin tadi, mgeluarin kotak dari sana dan dia buka. Isinya jam tangan yang pernah seulgi tunjuk pas mereka lagi jalan bareng. Katanya, seulgi punya jam itu tapi rusak, jam itu pemberian kakeknya yang udah meninggal.
Tanpa surat, bukan tipikal jimin yang biasa rusuh dan banyak omong. Seulgi benar-benar ngerasa bersalah. Setetes air mata jatoh di hari ulang tahunnya, karena kebodohan dia.

bear with me | seulminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang